Dua

92K 210 0
                                    

Happy reading!!!

***

"Siap babe?" Tanya Xavier.

"Pelan-pelan abang." Ucap Dania.

Xavier memulai aksinya dari mencium bibir ranum milik Dania. Dan tangannya yang bergerak menelusuri tubuh Dania.

Tubuh Dania meremang saat di sentuh oleh Xavier, iya merasakan seperti ada sengatan listrik di dalam tubuhnya.

Kini tangan Xavier berada di dua gundukan milik Dania, tangan kanannya meremas pelan payudara milik Dania, sedangkan tangan kirinya hanya mengelus-elus puting susunya.

"Ssh, Ab-ang ge-lih." Ringis Dania.

Xavier tak menghiraukan ringisan yang keluar dari mulut Dania. Ia terus saja meremas-remas payudara kenyal yang akan menjadi candunya itu.

Tautan bibir mereka pun kini sudah terlepas, bibir Xavier mulai menelusuri leher, telinga serta dada milik Dania.

"Ssh ahh aba-angh, gel-ih, ta-pi nik-mat ssh." Ringisan di sertai desahan milik Dania.

"Enak hm?" Tanya Xavier di sela-sela jilatannya itu.

"Ssh iy-ah." Jawab Dania.

Xavier tersenyum simpul mendengar ucapan yang keluar dari mulut Dania, ia senang karena Dania merasakan nikmat atas permainan yang ia lakukan.

"Aku akan membuatmu basah babe, agar milikku bisa dengan mudah menerobos mem*kmu." Ucap Xavier dengan frontal.

Di arah sofa Alvier yang sedari tadi menyaksikan adegan yang ada di depannya hanya tersenyum sambil mengocok k*nt*l miliknya. Sebenarnya ia juga ingin ikut bermain bersama di tempat tidur milik Dania, tetapi abangnya melarangnya untuk ikut bergabung. Xavier bilang dia boleh bergabung setelah Dania berhasil ia jebol.

***

Dania terbaring lemas karena cairan dari m*m*knya baru saja keluar, karena ulah Xavier. Padahal Xavier hanya menyedot susunya saja tetapi miliknya berkedut dan mengeluarkan cairan.

"Kamu sudah basah baby." Ucap Xavier sambil mengusap m*m*k Dania. "Mau di buka sendiri apa aku yang membukanya baby?" Tanya Xavier yang mana tangannya masih mengelus-elus m*mek Dania.

"Ssh, abang aja yang membukan-, ahh." Belum selesai Dania berbicara Xavier dengan jahilnya memasukkan tangannya kedalam mem*k Dania.

Dania merem melek merasakan tangan abangnya yang mengobok-obok mem*k tembemnya. "Enak sayang?" Tanya Xavier dengan suara beratnya.

"Ahh ab-anghh, sak-ithh." Desah Dania.

"Sakit apa enak hm?" Tanya Xavier

"Du-ah duanyahh." Jawab Dania.

"Abang tambah satu jari lagi mau?" Tanya Xavier lagi.

"Janga-an, ahh ab-anghh. Ganjel. M*m*k Dania ga nyaman Abang." Ucap Dania.

Xavier memasukan jari manisnya ke dalam m*mek Dania, membuat sang empu mendesah s
Keras.

"AHH, Abang kok namb-ahhh ses-sek sih." Desah Dania.

"Ini baru dua jari sayang, belum k*ntol milikku yang masuk." Ucap frontal Xavier.

"Ahh abang shh, aku mau pip-isshh, ahh en-akhh. Ter-usshh abang cepetin kocokkannya."

Dengan senang hati Xavier menambah tempo kocokkan jari-jari tangannya. Ia memutar-mutarkan jarinya di dalam sana.

"Ahh, en-akhh, abang jilat m*mek Nia bang, jilatt." Ucap Dania tanpa sadar.

Xavier yang tengah mengocok mem*k Dania pun langsung berhenti karna terkejut mendengar permintaan yang keluar dari mulut Dania.

"Are you sriously, babe? Kenapa tidak sekalian minta di masukkan kont*l ku saja itu akan membuatmu sangat nikmat." Ucap Xavier.

Dania yang merasakan mem*k nya tak lagi di kocok oleh jari-jari Xavier pun langsung cemberut karena ia akan segera sampai pelepasannya eh malah di berhenti kocokkannya.

"Ahh abang, kenapa berenti sih kocokannya, Nia kan udah mau crott." Ucap Dania blak-blakan.

"Sorry babe, aku terkejut tadi dengan permintaan yang keluar dari mulut mu." Ucap Xavier.

"Yaudah kalau gitu lanjutin lagi, Nia belum keluar ini." Pinta Dania sambil merengek ke Xavier.

Tentu dengan senang hati Xavier menjilati dan mengobok-obok mem*k milik Dania. Sampai malam pun ia sanggup untuk terus memainkan mem*k tembem ini.

"Ahh, abang en-akkhh." Dania mendesah dengan mata yang merem melek keenakan. "Aku mau crot abang ahh."

"Crotin sayang, berikan pejuh mu itu pada abang, abang akan menyedotnya sampai tak tersiksa."

"Ahhhh." Cairan kental milik Dania pun akhirnya keluar, Xavier yang tengah menjilati m*mek Dania pun merasa puas Karena usahanya membuat tetangganya puass.

"Siap dengan permainan inti babe?"

Xavier Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang