[6] Orang Pertama Yang Memberi Kehangatan

44 11 0
                                    

Arshan menggeleng, "tidak perlu berterimakasih padaku. Aku hanya mengutarakan isi hatiku. Bahwa aku tidak membenci Ele setelah mendengar pengakuan itu. Aku melihat mu sama seperti biasanya, tidak ada yang berubah."

Setiap kata yang di ucapkan Arshan berhasil membuat hatinya semakin ringan dan hangat.

Ini seakan membuktikan pada Elaine bahwa dia tidak sendirian di dunia ini. Bahwa masih ada orang yang bersedia merangkulnya apapun kondisinya.

"Arshan... Orang yang baik ya."

Lelaki itu tersenyum kecil, "baguslah, Ele mulai memanggilku dengan namaku, bukan tuan Guardian lagi."

Kali ini wajah Elaine panas karena tersipu malu. Sadar betul bahwa Arshan sedang menggodanya.

"Itu karena kita sekarang sudah dekat!" Elaine membela diri.

"Berarti sebelumnya tidak dekat?"

Elaine tertawa puas, "anda pun tahu itu tidak benar kan?"

Wajah tersenyum Arshan mungkin menjadi favorit nya mulai detik ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki senyuman berkilau seperti malaikat?

Sekali lagi Elaine benar-benar mengerti mengapa bisa dia mendapatkan gelar pelindung suci. Bahkan senyum nya terlihat suci.

Elaine terdiam begitu teringat akan sesuatu. Wajahnya kembali murung, dan perubahan itu di lihat oleh Arshan.

Dengan nada khawatir Arshan bertanya, "ada apa? Apa ada yang mengganggu mu lagi? Katakan saja, aku akan mendengarkan."

Gelengan pelan Arshan terima. "Bukan, hanya saja aku baru merasa nyaman dengan Arshan. Karena Arshan adalah satu-satunya orang yang baik padaku, selain orang tuaku dan orang-orang yang tinggal di kediaman Winksens."

Elaine benar-benar... Menyedihkan.

"Tidak hanya orang di kediaman Winksens. Tapi juga teman-teman yang ada di kuil ini. Semuanya adalah orang yang baik."

"Tapi jika mereka tidak tahu masa laluku. Karena itu, aku menyembunyikan semua identitas ku dan hidup seperti orang normal. Meskipun ini adalah sebuah kebohongan apalagi untuk diriku sendiri, tapi ini bisa membuatku merasa nyaman. Asalkan mereka, yang sudah ku anggap teman tidak memusuhiku, meskipun pada akhir nya semua ini hanyalah untuk membohongi diriku sendiri, aku tetap bahagia."

Kali ini Arshan memegang kedua bahu Elaine, seakan mencoba menyalurkan kepercayaan diri, "tidak masalah. Meskipun pada akhir nya mereka tahu kebenarannya dan berbalik membencimu, aku tetap akan mendukung Ele."

"Kenapa?" Meskipun Arshan begitu baik, Elaine tetap penasaran. Bukan berarti dia meragukan niat dan kebaikan Arshan yang membelanya. Elaine hanya ingin tahu, apa sebab lelaki itu memilih untuk tetap mendukungnya dan berbaik hati padanya.

Tampanya Arshan mengerti maksud dari pertanyaan Elaine. Tatapan mata Arshan berubah sendu, senyum nya juga terlihat sedih, tapi dia tetap menjawab, "karena kita mirip."

Elaine terdiam. Mirip? Mereka? Apa Arshan juga pernah berada dalam situasi seperti dirinya?

Tapi meskipun begitu Elaine tidak bertanya lebih jauh. Dia sudah puas dengan ini saja. Dia tidak perlu memaksa Arshan, orang pertama yang mendukungnya sepenuh hati, untuk membocorkan hal pribadi yang membuatnya tidak nyaman.

Elaine meraih tangan Arshan dan menggenggamnya erat, sorot matanya penuh tekad. Arshan sudah berhasil menyemangatinya, maka Elaine juga akan balas menyemangati Arshan. "Aku tidak akan bertanya lebih jauh jika itu membuatmu tidak nyaman. Tapi ketahuilah, apapun itu aku akan ada di sisimu dan mendukung mu, seperti apa yang kau janjikan padaku sebelumnya. Mari saling mendukung dan menyemangati satu sama lain. Berkat Arshan aku menjadi lebih baik, aku juga ingin Arshan menjadikan aku alasanmu untuk merasa baik!"

The Holy GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang