[8] Andai Aku Melakukannya Lebih Awal

66 11 2
                                    

Kelas akhirnya berakhir. Elaine sedikit meregangkan badan untuk merilekskan otot-otot nya yang kaku karena harus duduk tegak sepanjang mata pelajaran berlangsung.

Master Biocos adalah guru dari mata pelajaran inti mana, kelas yang saat ini di hadiri Elaine. Mata pelajaran beliau menjelaskan bagaimana mengatur porsi mana sihir yang bisa di kendalikan oleh inti. Dampak kekuatan seseorang di lihat dari seberapa kuat inti mana nya mengelola energi sihir pengguna. Jika inti mana seseorang lemah, maka inti yang berbentuk bulat seperti bola emas itu akan retak dan hancur, mengakibatkan orang tersebut kehilangan sihirnya. Karena inti mana setiap orang berbeda, maka sihir yang di keluarkan juga berbeda. Itulah sebabnya pelajaran kali ini sangat penting untuk diikuti.

Apalagi untuk orang yang memiliki tekad menjadi seorang Guardian yang hebat. Elaine tentu harus memahami tentang inti mana sehingga miliknya akan kuat dan tidak mudah retak. Kualifikasi utama menjadi seorang Guardian suci, selain kemampuan bertarung, memahami strategi, berpikiran terbuka, salah satunya juga adalah seberapa kuat inti mana yang bisa menampung aliran mana dalam pertarungan.

Elaine berusaha menyerap semua penjelasan Master Biocos. Karena itu sepanjang pelajaran Elaine benar-benar mendengarkan dengan serius sampai tidak sadar bahwa tubuhnya sudah duduk tegak sejak awal pelajaran.

"Baik, Anak-anak saya akan memberikan kalian tugas. Carilah tiga buah buku mengenai sebab kerusakan inti mana dan pahami, kemudian tulis cara mencegahnya, lalu berikan pendapat tergantung sudut pandang kalian. Tugas harus di kumpulkan besok pagi. Sekian untuk hari ini, Terima kasih." Setelah menyampaikan tugas, master Biocos berjalan ke luar kelas, meninggalkan murid-murid yang langsung heboh dengan keluhan masing-masing.

Master Biocos memang orang yang sangat ketat. Dia tidak akan menoleransi keterlambatan dalam pengumpulan tugas. Jika ada murid yang terlambat mengumpul, dia akan melarang murid tersebut untuk masuk ke kelas yang berikutnya. Bagi Elaine, hal itu akan sangat merugikan. Sebisa mungkin dia tidak boleh melewatkan satupun kelas, apapun yang terjadi.

Murid-murid lain sudah beranjak dari kursi masing-masing untuk meninggalkan kelas. Hanya tersisa beberapa orang saja di dalam kelas. Pelajaran berakhir hari itu, karena kelas sore memang kelas yang terakhir dalam jadwal.

Elaine diam sejenak, sebelum tersenyum lebar ke arah Yuna, "hei, mau mengerjakan tugas bersama tidak?" Ajaknya ramah. Seingatnya, Yuna itu peraih peringkat ketiga di kelas. Peringkat pertama jelas di duduki oleh Azriel Lestern. Siapa lagi yang lebih pantas menduduki peringkat nomor satu selain penerus keluarga Duke itu?

Sementara peringkat kedua di raih oleh Elaine. Meskipun dulu dia tidak suka belajar, namun karena keterpaksaan Elaine mati-matian untuk belajar, siang dan malam sampai sering jatuh sakit. Namun kini dia akhirnya belajar karena keinginannya sendiri, dan rasanya lebih ringan juga menyenangkan. Sebelum nya, meski sekeras apapun Elaine belajar, dia tetap tidak bisa mengalahkan peringkat Azriel. Entah kenapa nilainya tidak bisa menyentuh sempurna. Tapi meski begitu Elaine tetap menerima kekalahannya dalam belajar tersebut.

Jika Elaine belajar dalam keterpaksaan, Yuna berbeda. Dia belajar karena memang dia menyukai nya. Dia bahkan tampak sama sekali tidak masalah menduduki peringkat ketiga. Tapi berbeda dengan Azriel yang selalu di puji karena menempati peringkat kelas, Yuna di abaikan oleh orang-orang. Karena dia berasal dari keluarga yang hmpir bangkrut, orang tidak mau repot-repot untuk bergaul dengannya. Mereka berpikir tidk ada gunanya menjalin koneksi dengan bangsawan yang sebentar lagi akan jatuh.

Kalau untuk Elaine... Yah dia sendiri tidak mengharap adanya pujian yang terlontar. Karena sejak awal murid-murid membenci dirinya karena berperilaku jahat pada sang primadona akademi, Sizey.

Karena itu, Elaine mengajak Yuna untuk mengerjakan tugas bersama. Posisi mereka sama, keduanya sama-sama terkucil kan. Lalu mengapa mereka tidak bergabung saja dan belajar bersama? Memanfaatkan situasi dimana tidak akan ada yang peduli apapun yang mereka lakukan. Menjalani kehidupan dengan damai dan menempati peringkat di kelas. Saling berbagi pemahaman dan pendapat. Mungkin mereka bisa belajar hal-hal baru di luar ranah yang belum tersentuh.

The Holy GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang