Setelah membersihkan diri, Elaine memakai seragam akademi miliknya. Baju lengan panjang putih dengan kerah tinggi berwarna hitam serta renda mewah berwana merah di bagian bahu dan pergelangan tangan. Tali berwarna hitam melilit pinggang dan diikat berbentuk pita besar. Rok sepanjang lutut berwarna hitam dengan renda berwarna merah di pinggirannya. Tak lupa jubah panjang hitam yang menjadi ciri khas murid di Akademi tersebut.
Dengan telaten Elaine mengikat rambutnya dengan gaya ekor kuda dan menyematkan pita merah besar di belakang kepalanya yang senada dengan warna seragamnya.
Mematut diri dengan puas di depan cermin, Elaine bergumam, "aku cantik seperti ini tapi Eric masih bisa berpaling ya?"
Elaine sadar diri dia cantik. Meskipun jika ternyata di mata orang lain tidak, Elaine tetap meyakini bahwa dirinya memang terlahir rupawan. Masa bodoh dengan pendapat orang. Asalkan Elaine puas dengan dirinya, maka Elaine akan menganggap bahwa dia adalah perempuan tercantik di muka bumi ini.
Setelah puas mematut diri di cermin, Elaine memutuskan untuk berangkat sarapan di kantin. Dia sudah membuat janji untuk sarapan bersama dengan Yuna, jadi pasti gadis itu sudah menunggu nya di kantin.
Sebelum pergi, Elaine sudah menyediakan sepiring biskuit di dekat jendela, kalau-kalau Arshan langsung membalas suratnya dan mengirim kuro lagi. Burung itu bisa beristirahat sambil makan biskuit menunggu nya pulang.
Di sepanjang lorong asrama, para murid sudah berlalu lalang. Entah itu berangkat ke kelas, perpustakaan atau pergi ke kantin untuk sarapan. Meskipun kantin menyediakan sarapan setiap paginya, banyak juga murid yang melewatkan sarapan. Elaine sendiri sebenarnya juga bukan tipe yang menyukai sarapan, perutnya akan sakit jika dia makan sesuatu di pagi hari. Namun dia tetap memaksakan diri untuk datang karena sudah membuat janji dengan Yuna.
Dia tidak bisa mengingkari janji yang dia buat dengan teman barunya itu, atau jika tidak Yuna akan kehilangan kepercayaan padanya. Padahal mereka baru saja berteman. Jika janji sesepele sarapan bersama saja dia ingkari, apalagi janji yang lebih serius nanti. Elaine tidak mau Yuna tidak mempercayai janji yang dia buat. Tidak enak rasanya menjadi orang yang tidak di beri kepercayaan.
Elaine berbelok ke arah kiri, namun langkahnya terhenti ketika tak jauh dari nya, berdiri kelima orang yang tidak asing. Orang-orang yang menjadi alasannya pergi ke kuil untuk memperbaiki diri.
Nampak Sizey berdiri di tengah-tengah mereka, sambil tertawa penuh kebahagiaan. Tidak hanya Sizey, keempat lelaki lainnya juga tersenyum pada gadis itu. Seakan dunia mereka berpusat padanya. Jika itu Elaine yang dulu, mungkin dia akan merasa sangat panas dan cemburu kemudian berlari ke arah mereka dan melemparkan protes pada tunangannya yang tidak setia.
Lagipula siapa yang tidak cemburu melihat pemandangan itu? Gadis normal manapun pasti bermimpi di kelilingi oleh keempat lelaki tampan itu.
Apalagi disana ada tunangannya. Tunangan yang tidak pernah memberikan sedikitpun cinta untuknya, tapi malah memberikan seluruh hatinya pada gadis lain.
Tapi Elaine sudah menyadari kebodohannya. Meskipun dia sedikit kesal, tapi dia sudah bisa mengendalikan dirinya. Biar bagaimana pun Elaine tetaplah Elaine, dia mungkin bertekad untuk berubah, namun semua butuh proses. Dia bukan lah orang yang tiba-tiba berganti jiwa sehingga berubah kepribadian dengan drastis. Dia tetaplah dia, namun versi yang lebih bisa berpikir jernih.
Karena itu, Elaine tetap melangkah ke arah kelompok itu dengan senyuman kecil di bibirnya. Dia tetaplah tunangan putra mahkota, dan dia wajib untuk menyapa tunangannya yang merupakan seorang pangeran. Ini sebuah bentuk kesopanan dan kebiasaan. Elaine tidak bisa mendadak merubah setiap tindakan dan perilakunya hanya karena memutuskan untuk menjadi dirinya versi baru.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Holy Guardian
FantastikElaine Winksens adalah gadis yang terkenal senang menggoda para lelaki bangsawan. Meskipun rumor nya seperti itu, Elaine tidak benar-benar menggoda para lelaki. Dia hanya senang mencari perhatian dan mendekati keempat lekaki tampan dan berpengaruh y...