[5] Curhatan Kecil Yang Kita Lakukan

67 11 0
                                    

Hari-hari berikutnya Elaine sering berpapasan dengan Arshan tanpa di sengaja. Entah itu ketika Elaine akan pergi mencuci, pergi berdoa, atau bahkan pergi untuk memetik sayuran. Maka Arshan yang juga sedang senggang ikut membantu secara sukarela, membuat gadis itu terbiasa melakukan pekerjaan nya berdua dengan sang Guardian.

Bahkan dia menantikan momen mereka selanjutnya. Ada banyak hal menyenangkan yang bisa dia bahas dengan Arshan. Meskipun terlihat kalem dan seakan tidak tertarik untuk membahas hal kecil, Arshan ternyata punya banyak topik seru bahkan sepele
untuk di bahas dengannya. Sehingga dia tidak pernah bosan sama sekali.

"Tuan Guardian!" Elaine melambai penuh semangat ketika melihat Arshan keluar dari kuil.

Arshan membalas dengan senyuman, kemudian mendekati Elaine dan Kiana yang sedang duduk bersama di bawah pohon.

Wajah Kiana menjadi rumit, dan postur tubuhnya kikuk, "aduh, aku lupa harus mengisi air untuk mandi. Aku duluan ya Ele. Permisi, tuan Guardian." Ujarnya mengangguk hormat ke arah lelaki itu kemudian buru-buru pergi meninggalkan Elaine dan Arshan yang baru tiba.

"Dia sepertinya tidak terlalu senang dengan mu, tuan Guardian."

"Aku bisa melihatnya."

Elaine menepuk tempat dimana sebelum nya Kiana duduki, "duduklah dan bergabung, aku punya kue dan teh. Meskipun dia kabur ketika melihat mu, tenang saja, aku tidak akan ikut kabur juga sepertinya."

Arshan tidak mengatakan apapun, hanya tertawa kecil sebagai tanggapan dan menuruti ucapan Elaine untuk duduk bersama nya.

"Orang-orang biasa memang cenderung takut dengan Guardian. Mereka merasakan perbedaan kasta yang sangat besar antara kami."

"Oh benarkah?"

"Bukannya kau juga begitu? Di awal kau segan padaku karena aku Guardian, padahal kau sendiri bangsawan."

Elaine tersedak tehnya. Dengan terbatuk-batuk gadis itu memelototi Arshan yang berwajah kalem, "darimana anda tahu?!"

"Perilaku bangsawan dengan rakyat biasa berbeda. Mungkin kau berusaha menyembunyikannya dengan baik, tapi itu hanya berlaku untuk rakyat biasa yang belum pernah melihat kebiasaan bangsawan."

Elaine mengusap tengkuknya canggung, "ah, maaf karena tidak memberitahumu."

"Aku mengerti. Aku tidak akan tanya apa alasanmu karena kau pasti punya maksud tersendiri. Tidak masalah, aku tidak peduli status mu."

Diam-diam Elaine bisa bernafas lega. Dia berusaha menyembunyikan statusnya, tapi nyatanya dia bahkan sudah ketahuan sejak awal. Kalau sudah seperti itu, maka Elaine tinggal bertingkah seperti biasanya saja di depan Arshan.

"Omong-omong tuan Guardian, aku mungkin akan kembali ke kediaman ku dua hari lagi." Ujar Elaine, "aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi. Tapi aku ingin menyampaikan, aku senang bisa berinteraksi dengan tuan Guardian." Elaine tersenyum lembut, matanya menyorotkan ketulusan yang menenangkan.

Mau tidak mau Arshan ikut tersenyum, "aku juga menikmati waktu bersamamu."

"Hehe, senang mendengar nya." Elaine tersipu kikuk. "Ini pertama kalinya ada yang mengaku senang saat bersama ku. Biasanya, tidak ada yang mau bergaul dengan ku. Mungkin karena sifat ku yang buruk."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Aku... Sebenarnya terkenal karena kejelekan sifat ku. Sejak kecil aku sudah di tetapkan sebagai tunangan putra mahkota, membuatku menganggap itu adalah segalanya di hidup ku. Tujuan ku untuk tetap hidup. Karena itu ketika hal itu di ambil dariku, aku menjadi lepas kendali. Aku membenci perempuan yang seenaknya masuk ke dalam hubungan ku dengan pangeran dan merebut segalanya. Perhatian dan cinta pangeran, semuanya kandas. Aku sering berbuat jahat, menyakitinya, menyebar fitnah, berusaha merampas miliknya, merebut teman-temannya dan menggoda lelaki yang dekat dengannya."

The Holy GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang