PROLOG

27 11 0
                                    

Bugh!

Bugh!

"Ngomong sekali lagi anjing! Jangan cuma berani dibelakang gue aja, pengecut lo!!" teriaknya marah, kepada seseorang, dihadapan nya itu.

Entah sudah berapa kali seorang murid lelaki bermata coklat dengan slayer putih terikat di kepalanya itu, melayangkan pukulannya. Aksara Dewa Bintara, ketua geng Garda sang penguasa SMA GANDAPURA, sedang berseteru dengan Kavi Mahendra, rivalnya dari dulu yang juga bernotabe sebagai ketua geng Thunder, ditengah lapangan Smagan.

Dia tidak suka diganggu apalagi di ikut campuri urusannya, Lu usik gue santai lu berisik gue bantai!, itulah kalimat kramat yang sering ia ucapkan kepada orang-orang yang sering kali mengusiknya dan juga teman-temannya.

"Lo kalo ada masalah pribadi sama gue, langsung temuin gue, jangan bawa nama Garda sebagai bahan lo, buat fitnah gue anjing!" ucap Aksara marah.

"Cara lo sampah!"

"Lo gak becus jadi ketua Sa, kalo ngejaga seseorang ajak gak bisa! gegara lo dia mati!" Kavi bersuara dengan sisa sisa kekuatannya.

Bugh!

"Bukan karena gue bangsat! Lo kalo gak tau aslinya jangan banyak bacot!" pukul Aksara tepat mengenai rahang lelaki itu.

Dia ? Seseorang ? Entah ada rahasia apakah di antara mereka berdua yang tidak diketahui siapapun. Semua yang ada dilapangan tidak berani untuk melerai mereka berdua, karena mereka tau, Aksara bila sudah marah pasti sangat brutal dan bisa saja jadi korban selanjutnya jika berani menghentikannya. Namun jika dibiarkan, ketua Thunder itu akan mati, Regal si panglima Garda yang memiliki badan besar itu segera melerai keduanya dan tak lama Bu Susi guru BK datang sambil membawa rotan ditangannya.

"Aduhhh kalian ini berantem terus, Aksara! Kavi! ikut saya keruangan BK cepat!!" titah bu Susi guru gempal yang Killer.

Sementara, tak jauh dari lapangan, di lantai 2, ada seseorang yang sedang menyeringai menyaksikan perkelahian antara ketua Garda dan ketua Thunder itu.

"Permainan segera dimulai" ucapnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang