(Aku ingetin lagi ya. Ini ceritanya enggak ngelanjutin drama DY🙃 cuma part awal-awal aja yang kayak terkesan lanjutan dramanya. Jadi di part sebelumnya aku nyebutin kalau Ye Anshi atau Wuxin masih bocil. aku ngarang sendiri wkwk. Jadi aku bikin cerita yang isinya cuma tentang Dongjun Sama Ye Yun aja. Ya paling ada pelengkap nanti, biar gak boring🙃. Maap ya kalau cerita ku kurang menarik.)
•••••••••••
Dongjun pagi ini seperti biasa sedang sibuk di kebun, merawat tanaman obat, sayuran juga buah-buahan.
Nenek Xiao sedang meracik obat yang nantinya akan beliau jual di pasar terdekat dan juga untuk stock jika ada warga yang ingin berobat.
"Huft, cuaca hari ini sepertinya bagus. Aku akan pergi ke pasar nanti"gumam dongjun kepada dirinya sendiri.
"Xiao Bai!"panggil Nenek dari halaman depan.
Saat asik bersantai Dongjun mendengar nenek xiao memanggilnya. Ia bergegas bangkit dan menghampiri neneknya.
"Ah ya nek!, aku datang"balas Dongjun
"Wahh, nenek memasak banyak sekali. Apa kita akan ada tamu?"tanya Dongjun dengan mata berbinar.
Nenek Xiao tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Dongjun, ia mengambil mangkuk dan mengisinya dengan nasi serta lauk pauk.
"Tidak, tadi Yanhui kemari mengantarkan makanan ini. Dia bilang ia khusus memasak ini untuk mu"ucap nenek dengan senyum menggoda.
Dongjun yang mendengar itu melunturkan senyumnya. Di ganti dengan raut wajah lelah. Gadis itu sepertinya masih suka mencari perhatiannya, Pikir Dongjun.
"Untuk apa memasak makanan ini khusus untuk ku?. Padahal aku sudah menolaknya, kenapa masih menggagu ku. Menyebalkan."gerutu Dongjun, gadis yang di sebut neneknya tadi merupakan tetangganya. Rumahnya tidak jauh dari tempatnya tinggal. Ia selalu mengganggunya jika ada waktu. Dan gadis itu sangat berisik. Dongjun sampai jengah dengan tingkahnya.
"Hust, kau tidak boleh seperti itu. Mungkin ia ingin berteman dengan mu. Lagi pula Yanhui gadis yang cantik dan baik, meskipun ia cukup cerewet. Jika ada waktu kau harus menemuinya dan ucapkan terimakasih kepadanya"nasihat Nenek Xiao dengan lembut kepadanya
Dongjun yang mendengar itu hanya mengangguk pasrah. Ia tidak bisa menolak. Sebenarnya ia merasa kasihan juga dengan gadis itu, yang sering ia tolak perhatiannya. Sudahlah ia akan fikiran itu nanti.
"Nah makan lah, sepertinya enak"ucap nenek Xiao setelah selesai mengisi mangkuk tadi penuh dengan lauk dan juga nasi.
"Nenek juga makanlah. Ini nek"ucap Dongjun sembari mengambilkan neneknya lauk.
Nenek Xiao tersenyum hangat. "Oh iya nek, hari ini aku ingin berkeliling sebentar ke pasar. Aku dengar ada sebuah pertandingan bela diri yang sering di adakan setiap bulan sekali. Apa aku boleh pergi melihatnya?"tanya Dongjun meminta izin untuk keluar sebentar, melihat pertarungan bela diri yang sering di adakan setiap bulan sekali untuk mencari orang berbakat.
"Ya, pergilah nak. Hati-hati ya nanti"jawab Nenek Xiao.
Dongjun mengangguk paham dan tersenyum hangat.Ia dengar orang-orang yang berhasil mengalahkan seorang ahli bela diri dan juga ahli pedang tersebut. Bisa di terima menjadi murid di akademi terkenal di kota xueyue.
"Nenek, kota xueyue berada di mana nek? Apakah jauh dari sini?"tanya Dongjun penasaran.
"Nenek juga tidak tau nak, nenek dengar kota itu memang jauh jika dari sini. Desa ini kan desa terpencil jarang ada orang dari kota-kota besar berkunjung ke desa kecil ini"jelas Nenek Xiao.
Dongjun mengangguk mengerti. Sepertinya hanya orang dari kota xueyue itu yang tau desa ini, Pikirnya.
••••••••
Dongjun sudah sampai di pasar yang ia maksud tadi. Terlihat ramai sekali pengunjung dan juga pedagang.
Tidak heran, hari ini kan pertarungan pencarian bakat untuk akademi itu.
"Wahh, ramai juga ya. Di mana tempat pencarian bakat itu di adakan yah?"ucap Dongjun bertanya pada diri sendiri.
"Permisi tuan, apa kau tau tempat pencarian bakat yang di adakan setiap bulan itu berlangsung?"tanya Dongjun kepada seorang laki-laki Paruh baya yang kebetulan lewat di sampingnya.
"Oh, apa kau pendatang baru anak muda?"tanya laki-laki tersebut.
"A-ah, ya. Bisa di bilang begitu"jawab Dongjun tersenyum canggung.
"Dari jalan ini kau lurus saja. Nanti jika kau menemukan sebuah lapangan yang cukup besar di situ tempatnya. Tinggal kau ikuti saja jalan ini"jelas laki-laki tadi.
"Terimakasih tuan"ucap Dongjun tersenyum dan sedikiti membungkuk. Dongjun segera menuju lapangan yang di maksud laki-laki Paruh baya tadi.
Setelah beberapa menit berjalan, ia menemukan sebuah lapangan yang memang cukup besar dan berisi banyak pengunjung untuk melihat pertandingan tersebut.
"Ramai juga yah. Apa aku bisa masuk kedalam?"gumam Dongjun bertanya pada diri sendiri.
"Permisi, bisa tolong beri aku jalan."
"Maaf tuan, Permisi."
Akhirnya setelah perjuangan menerobos kerumunan ia bisa melihat pertandingan itu dari dekat.
Pertandingan itu terlihat seorang pemuda dengan pakaian abu-abu begitu lihai menghindari serangan dari murid akademi.
Ia berhasil menyerang balik murid akademi itu setelah beberapa kali terkenal serangan.
"Wahh, mereka hebat sekali."gumam Dongjun kagum melihat para peserta yang menurutnya sangat hebat dalam ilmu bela diri dan juga ilmu pedang.
"Tapi sepertinya kau lebih hebat dari mereka"
Sebuah suara menyadarkan Dongjun dari kekagumannya. Ia secara reflek menoleh kesamping dan membulatkan matanya melihat seseorang tersebut.
"Kau?!"
••••••••
Maaf ya kalau semisal ada karakter lain di luar karakter drama. Ini aku mau buat versi ku, jadi nanti gak semuanya tokoh di cerita ini sama kayak drama. Nanti ada beberapa karakter yang aku ciptain sendiri, sama bisa juga dari drama lain. Kek contoh di part ini. Ada karakter yanhui🙃padahal bukan tokoh dalam drama wkwk. Nanti ada romansnya tipis wkwk. Aku baru pertama kali bikin cerita ini dan gak biasa bikin cerita bromance makanya ku selingi romans.
Kalau ada yang tanya kenapa gak sama Yue Yao aja ceweknya? Nanti ada yue yao juga kok. Yanhui ini cuma pelengkap wkwk. Gak sering ke liatan juga dia nih.
(Typo itu manusia, mohon di maklumi yah. Wkwk)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐫 𝐢𝐬 𝐨𝐯𝐞𝐫 : 𝐃𝐘 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Adventure10 tahun yang lalu. Peperangan antara Tianqi dan Sekte Tianwaitian menggemparkan seluruh dunia. Rakyat Tianqi yang tidak bersalah terpaksa harus menjadi korban peperangan tersebut. Pada akhirnya perang tersebut usai setelah Baili Dongjun memukul mu...