Seorang pemuda terlihat mengerjapkan matanya pelan, menyesuaikan cahaya yang menusuk rentina matanya.
Pemuda tersebut mendesis sakit sembari memegangi kepalanya. ia menatap ke sekiling. dan terlihat sebuah ruangan yang sempit, dingin, kotor dan pengap.
"Sshhh, Dimana ini?uhukk. kenapa aku bisa ada disini uhukk"ucapnya lirih dalam hati. Pemuda tersebut menatap ke arah pintu besi yang tertutup rapat saat mendengar sebuah langkah kaki yang berjalan mendekat.
Tak lama setelah itu pintu tersebut terbuka lebar dan menampilkan seseorang dengan pakaian mewahnya dan mahkota di kepalanya.
"Ye Dingzhi, lama tidak bertemu. kau masih hidup ternyata"ujar orang tersebut. sembari berjalan mendekati Ye Yun yang menatapnya tajam.
"Ternyata kau. apa mau mu?"tanya Ye Yun tajam. Seseorang di depannya tertawa kecil dan mendekatkan kepalanya ke arah Ye Yun yang terduduk di lantai dingin ruangan tersebut.
"Aku. ingin. kau. mati"ujar orang tersebut pelan dengan penuh penekanan tak lupa memasang seringai di wajahnya.
Ye Yun tertawa pelan. membuat orang tersebut menatapnya sambil mengangkat alisnya heran.
"Apa yang kau tertawakan?"tanyanya tajam."Menertawakan niat mu yang ingin membunuh ku. karena itu semua tidak akan bisa kau lakukan"balas Ye Yun sambil tersenyum meremehkan. membuat sosok di hadapannya mengeraskan rahang dan melayangkan pukulan pada Ye Yun.
Ye Yun meringis kesakitan saat menerima pukulan tersebut. ia tidak bisa melawan ataupun menghindarinya.
tubuhnya tidak bisa bergerak sedikitpun karena terikat oleh rantai besi sepenuhnya.Ia hanya bisa menerima pukulan juga tendangan yang di layangkan padanya hingga darah keluar dari mulutnya.
"Yang mulia kaisar. Raja Langya sedang mencari anda. ia menunggu di Kediaman anda yang mulia"ucap Seorang pelayan yang tiba-tiba mengganggu kesenangannya.
Ya. Sosok yang di panggil kaisar itu memanglah Xiao Ruonjin kaisar mingde yang di hormati semua orang.
Ruonjin berhenti menyiksa Ye Yun yang terlihat sudah tidak berdaya, meskipun masih memiliki sedikit kesadaran
Ia berdiri tegak sembari membenarkan pakaiannya dan menatap Ye Yun tajam. "Kau tidak boleh mati sebelum aku puas menyiksa mu"ujarnya dengan tajam.
"Obati orang itu dan berikan dia makan. jangan sampai membuat orang itu mati terlebih dahulu. kalian paham!"lanjutnya pada pelayan dan prajurit yang berjaga disana. lalu pergi meninggalkan penjara tersebut untuk segera menemui adiknya.
••••••••
"Dīdī, kau mencari Gēgē?"tanya Ruonjin saat ia melihat Ruofeng duduk di kursi ruang tamu kediamannya.
Ruofeng berdiri dan memberi salam pada kakaknya sambil tersenyum tipis. "Gē"panggilnya.
Ruonjin tersenyum dan ikut duduk di hadapan adiknya.
"Ada apa kau mencari Gēgē?, apa kau membutuhkan sesuatu?"tanyanya pada Ruofeng sembari meminum teh yang di tuangkan adiknya itu.
Ruofeng menunduk dan tersenyum tipis. lalu ia menatap kakaknya serius.
"Gē, jawab jujur pertanyaan ku"ujar Ruofeng langsung ke intinya dengan tatapan serius kepada Ruonjin.
Ruonjin terdiam menatap adiknya. sepertinya sang adik mulai curiga apa yang telah di lakukannya di belakang sang adik.
"A-Apa yang ingin kau tanyakan?"tanya Ruonjin sedikit terbata sambil mengalihkan tatapannya.
Ruofeng menegakkan tubuhnya, dan berdehem pelan.
"Tidak ada yang kau sembunyikan dari ku kan gē?. atau kau tidak ingin memberitahukan sesuatu pada ku?"tanya Ruofeng dengan tatapan mengintimidasi nya.l
Ruonjin tidak berani menatap sang adik. sebenarnya ia bukannya takut pada sang adik. hanya saja jika adiknya tau apa yang telah di lakukan nya pasti rencanannya akan gagal karena adiknya.
"Ekhmm, apa maksud mu?"tanyanya sembari meminum tehnya lagi.
Ruofeng tertawa kecil dan berdiri dari duduknya. lalu menatap sang kakak lekat.
"Baiklah, jika kau tidak ingin mengatakannya. jika terjadi sesuatu dengan mu, maaf gē aku tidak akan membantumu"ujar Ruofeng tegas dan pamit undur diri dan pergi meninggalkan Ruonjin yang terdiam menahan amarah.
••••••••
Saat ini Dongjun dan juga Changfeng sedang duduk di sebuah bangku yang ada di taman Pavilliun Dengtian.
Terlihat Sikong Changfeng yang sedang asik bermain catur sendiri sedangkan Baili Dongjun hanya duduk termenung sembari meminum arak yang di buatnya.
"Hhhhhh"helaan nafas terdengar panjang untuk yang kesekian kalinya.
Changfeng menatap Dongjun jengah. "Berhenti melakukan itu"ucapnnya datar.
Dongjun menatap Changfeng bingung.
"Melakukan apa?"tanyanya mengangkat alis bingung."Kau sedari tadi tidak berhenti menghela nafas. sudahlah tidak perlu khawatir serahkan semuanya pada Guru kecil dan juga Lei Gongzi. Mereka pasti tau siapa yang menculik Ye Dingzhi"ujar Changfeng menenangkan.
Dongjun hanya mengangguk dan menghela nafas lagi.
"Ehh Sikong Changfeng"panggilnya.Changfeng mengangkat pandangannya dan menatap Dongjun bertanya.
"Kira-kira siapa orang-orang yang menculik Yun ge"ujar Dongjun sembari meminum araknya.
"Jika dugaan ku tidak salah. mereka adalah orang-orang sungai gelap, tapi aku tidak tau siapa yang menyuruh mereka melakukan itu"ujar Changfeng.
Tak lama terlihat seorang gadis muda berusia 17 tahun dengan pakaian laki-laki dan sebuah pedang di tangannya, menghampiri mereka dengan membawa gulungan yang tidak salah adalah sebuah surat.
"Untuk kalian"ucapnya menyerahkan gulungan tersebut pada Dongjun. dan di terima Dongjun sambil mengangkat alisnya bingung.
"Apa ini? Hanyi"tanyanya
"Aku tidak tau. mungkin surat untuk mu dari Raja Langya, karena tadi seorang prajurit kerajaan yang mengantarnnya dan mengatakan bahwa ia utusan Raja Langya"tebak Li Hanyi putri dari Lei Mengsha dan juga Li Xinyue.
Dongjun menatap Changfeng yang juga tengah menatapnya. lalu membuka surat tersebut dengan cepat.
"Xiao Ruonjin. Kaisar Mingde"baca Dongjun isi dari surat tersebut. Membuat Changfeng menatap Dongjun tidak percaya.
"Apa maksudnya?"tanya Hanyi penasaran dengan maksud dari surat yang dikirim Raja Langya pada kedua kakak seperguruannya itu.
Changfeng menjelaskan secara singkat hal apa yang terjadi, kepada Putri Lei Mengsha itu.
"Kaisar itu memang bermasalah dari awal"ucap Hanyi datar.
Dongjun memejamkan matanya menahan amarah. rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat sampai buku jarinya memutih.
"Xiao Ruonjin. aku akan membunuh mu"ujar Dongjun dengan penuh penekanan. tatapannya tajam sampai Kedua orang yang menatapnya tidak berani menenangkannya.
••••••••
maap segini dulu yawww, Thx u votenya. see u in next chap minggu depan wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐫 𝐢𝐬 𝐨𝐯𝐞𝐫 : 𝐃𝐘 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Adventure10 tahun yang lalu. Peperangan antara Tianqi dan Sekte Tianwaitian menggemparkan seluruh dunia. Rakyat Tianqi yang tidak bersalah terpaksa harus menjadi korban peperangan tersebut. Pada akhirnya perang tersebut usai setelah Baili Dongjun memukul mu...