Bagian 6 : Traktiran

14 2 1
                                    

SMAGA sudah mulai terasa sepi setelah pertandingan basket usai setengah jam yang lalu. Hanya menyisakkan beberapa siswa yang masih duduk melingkar di lapangan. Berbagi kegembiraan yang bergejolak di hati mereka setelah memenangkan pertandingan.

Terlihat jelas pada raut wajah mereka sangat menggambarkan rasa bangga atas pencapaian yang mereka raih hari ini. Meski hanya pertandingan skala kecil tapi tetap saja bisa meraih juara dengan hasil kerja keras, jerih payah dan keringat sendiri merupakan sebuah prestasi yang pantas untuk diapresiasi.

"Akhirnya Tim Basket A menang."

"Iya anjirr, tahun kemarin juga menang."

"Menang sih menang, tapi jangan tinggi hati. Bangga boleh, tapi harus tahu diri. Ini baru permulaan, masih banyak yang lebih jago diluar sana. Tapi gua sebagai kapten ngerasa bangga punya pemain hebat kaya kalian. Tapi dilihat lihat siswa MPLS juga gak kalah bagus." Ujar Kenan dengan kalimat bijaknya.

"Lo udah keep berapa orang Ken?"

"Ada beberapa sih, kapan-kapan kita bahas di basecamp."

"BTW Kemenangan ini gak boleh sia-sia, pencapaian ini harus dirayakan. Gue bakal traktir kalian semua." Ujar Kenan lagi. Dan ucapannya barusan disambut dengan sangat antusias oleh rekan-rekannya.

"SERIUSAN KEN? ADA ANGIN APA LO TRAKTIR KITA SEMUA." Ujar Haikal. Teman satu kelas Kenan. Tidak hanya teman satu kelas tapi juga sudah bestiii abiss.

"Emang gue pernah bercanda? Lagi pula gue kan emang baik dari dulu."

"Semerdeka lo aja deh."

"YESSS, MANTUL SEKALI BAPAK KETUA KITA INI." Ujar Bagas, laki-laki berbadan tinggi dan wajahnya yang tampan sebagai bonusnya.

"MENYALA ABANGKKU."

"WIDIHHH HABIS GAJIAN INI KAYAKNYA."

"GAK SIA-SIA SI KENAN JADI KETUA."

"SANGAT MEMAKMURKAN RAKYATNYA."

"YOIII MENN."

Begitulah cuitan-cuitan dari rekan-rekan Kenan. Traktiran merupakan sebuah anugrah yang sangat mustahil untuk ditolak. Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar?? Ya gak? Pasti banyak yang setuju dengan itu. Yang gak setuju pasti hidupnya di planet lain bukan di bumi.

Tanpa aba-aba, mereka beranjak berdiri lalu berjalan beriringan meninggalkan lapangan setelah berdiskusi tempat mana yang akan mereka kunjungi. CAFENYA ANAK MUDA. Tempat favorit kedua setelah basecamp. Cafe depan SMAGA yang sangat digandrungi anak-anak sekolahan maupun kuliah. Nyaman, AC, Free WIFI, full music. Sangat menenangkan hati pengunjungnya. Apalagi ditraktir temen. Sungguh nikmat yang tiada tanding.

Kenan si ketua geng yang akan memanjakan anak buahnya berjalan di depan, memesan makanan yang merupakan best seller di cafe ini. Laki laki itu lalu membuka dompet dan memberikan black cardnya kepada petugas kasir yang ada disana.

Benar-benar Sultan.

Dia memanfaatkan kartu yang diberikan ayahnya dengan benar. Meskipun tidak sepenuhnya benar. Bisa dibilang traktiran ini cukup menguras uangnya. Tapi jika membuat teman-temannya senang apa salahnya? Meskipun harus mengorbakan uang tabungan ayahnya.

"Maaf yah. Kenan pakai dulu kartunya. Lain kali akan aku kembalikan." Batinnya.

Setelah memesan makanan dan membayar pesanannya, mereka pun duduk di salah satu bangku sesuai dengan nomor yang sudah diberikan oleh petugas kasir. 

Tak lama mereka duduk, makanan yang dipesan akhirnya datang dan memenuhi meja 5 anak laki-laki tampan disana.

"HARI INI KITA PARTY." Ujar Bagas.

Diary AzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang