*Drt~!
Kala itu terdengar suara getaran ponsel yang cukup nyaring di atas meja belajar sekolah, di tengah ramainya para murid yang saling berbicara di kelas.
Saat itu tampak sebuah nomor yang tidak dikenal berhasil menghubungi kontak milik seorang murid lelaki yang sedang berada di kelas pada jam pelajaran kosongnya.
'Nomor siapa ini?' Gumamnya sembari mengambil ponsel miliknya yang sedang bergetar di atas meja tersebut.
Setelah itu pun murid lelaki tersebut langsung menjawab panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenalinya itu.
"Halo?" tanya murid lelaki tersebut.
"Apa ... lo bisa keluar sebentar dari sekolah?" ujar lelaki asing itu yang suaranya terdengar cukup berat dari panggilan tersebut.
****
"Hei ...!"
Seketika datang seorang lelaki berumur 18 tahun yang tampak memakai jaket high necknya, memanggil seorang murid lelaki yang sedang berdiam diri di sisi jalanan yang cukup sepi saat itu.
"Yang tadi menelepon gua itu, lo? Hers?" tanya murid lelaki tersebut.
Lelaki berjaket high neck itu pun langsung menganggukkan kepalanya. "Ya ... itu gua, Zavier."
Kedua remaja lelaki yang sedang bertemu di jalanan yang sepi itu, ternyata mereka adalah para anggota dari geng Syron Hunt, Zavier dan Hers.
"Bagaimana tentang hal yang kemarin malam? Ternyata lo lumayan sempurna saat melakukan kesempatan itu." Ujar Zavier sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana seragam miliknya.
"Biasa aja," balas Hers dengan ekspresi tenangnya.
"Tcih!" decih perasaan jijik Zavier sembari tersenyum miring.
Saat itu seketika Zavier menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Harusnya ... lo berterima kasih sama gua, Hers! Karena gua udah ngorbanin harga diri gua di depan mereka!" ujar Zavier sebal.
"Hahaha ... iya ..., tapi rela banget lo harus pura-pura culun ..." tawa kecil Hers.
"Syukurnya ... mereka benar-benar nggak langsung ngeroyoki lo ..." sambung Hers sembari tersenyum dengan maksud meremehkan Zavier, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket miliknya."Walaupun gua berhasil dipukuli, gua gak selemah seperti yang lo kira, lho ..." balas Zavier.
"lagian ... semua hal itu, demi agar lo bisa mendapat kepercayaan kak Restha," lanjutnya."Apaan si? Emangnya tadi gua nyebut lo lemah?" ujar Hers sembari memutarkan bola matanya, sedangkan Zavier hanya bisa memandang wajah Hers dengan sebal.
"Oh, ya ... untuk soal itu ..., lo beneran rela? Buat ninggalin tim lo sementara ... demi balaskan dendam lo itu?" tanya Zavier dengan ekspresinya yang mulai serius.
Seketika Hers pun mulai menampilkan tatapan seriusnya, dan berkata, "Setiap apapun pasti akan selalu ada resiko, dan gua bakal ninggalin mereka dulu ..., karena ini juga lumayan berbahaya 'untuknya' jika 'dirinya' ikut serta dalam kerja sama untuk mengalahkan si 'Brengsek' itu."
"Wah ... kalo si 'Brengsek', kan ..., gua udah tau ..."
"terus kalo 'untuknya' atau 'dirinya' itu ..., siapa, sih? Hers?" tanya penasaran Zavier, sedangkan Hers hanya terdiam sembari menatap kedua mata Zavier dengan dalam.****
'Sialan! Keknya dia memang orang pembawa sial! Gua jadi dihukum lagi gara-gara orang itu! Mana udah dibantuin ... kagak bilang terimakasih lagi!' Gumam Arestha kesal sembari terus menerus berjalan cepat di koridor sekolahnya yang sangat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush Is An Ice Man
Teen FictionArestha Turren adalah seorang gadis tomboy yang memiliki wajah maskulin serta fisik yang hampir menyetarai seorang lelaki hingga dirinya menjadi tampak lebih gagah dan tampan. Arestha sudah lama tidak merasakan jatuh cinta pada seorang lelaki sek...