Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan cerita (Typo)
DILARANG PLAGIAT!
Jangan lupa untuk dukungannya selalu.
· Vote
· Komen
· Follow
Jangan takut untuk memberi saran ya teman-teman.
*~Happy Reading~*
KASUS 2010 next target
Hari ini tepat satu minggu setelah sang ayah pergi untuk bertugas. Jane juga sudah terbiasa dengan kehadiran Bu Asih di rumahnya, karena itu ia tidak merasa kesepian lagi. Tetapi ketika malam hari, Bu Asih akan pulang ke rumahnya dan tidak tinggal di rumah Jane.
"Bu, Jane berangkat dulu, ya." Jane berpamitan kepada Bu Asih seraya mencium tangannya.
"Iya, Jane hati-hati, ya. Ingat, pulang sekolah langsung pulang ke rumah," ujar Bu Asih.
"Iya, Bu." Setelah berpamitan, Jane pun pergi berangkat ke sekolah. Seperti biasa ia akan menunggu bus di halte.
Sembari menunggu bus, ia menyempatkan diri untuk membalas pesan grup dari teman-temannya. Tanpa Jane sadari, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya, sampai suara klakson mobil tersebut mengagetkan nya.
"Siapa sih," ujar Jane kesal. Orang yang berada di dalam mobil tersebut menurunkan kaca mobilnya. Dan, Jane lumayan terkejut melihat siapa orang tersebut.
"What! Nih orang ngapain di sini."
"Gak mau ikut?" tanya orang tersebut yang adalah Alldrich.
"Dih, sokab."
"Gak usah, gua nunggu bus aja," balas Jane.
"Nanti telat, lo gak lihat ini udah jam berapa?" tanya Alldrich.
Jane pun melihat jam di ponsel nya, dan betapa kaget nya ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07.35, itu tandanya 25 menit lagi bel sekolah akan berbunyi.
"Kalau gua tolak, gua bakal telat dong. Mana bus belum datang lagi sampai jam segini."
"Ya udah lah, gua terima aja. Dari pada telat terus kena hukum."
Setelah lama berpikir, akhirnya Jane menyetujui ajakan Alldrich untuk pergi sekolah bersama.
"Ya udah, gua ikut." Jane pun langsung masuk ke dalam mobil Alldrich. Di perjalanan tidak ada pembicaraan apapun di antara mereka berdua. Sampailah mereka di sekolah, dan benar saja 5 menit sebelum bel berbunyi, guru BK sudah menunggu di depan gerbang untuk menghukum murid-murid yang terlambat.
Jane dan Alldrich pun sudah keluar dari dalam mobil. Mereka lolos dari hukuman karena mereka masuk sebelum bel berbunyi. Jane dan Alldrich berjalan menuju kelas secara beriringan, dan hal tersebut mengundang tatapan tidak suka dari murid-murid yang menyukai Alldrich. Terlebih lagi Alldrich adalah siswa populer di sekolahnya.
Jane hanya menatap datar ke arah murid-murid yang berbisik-bisik tentangnya. "Btw, makasih ya tumpangannya," ujar Jane.
"Iya sama-sama," balas Alldrich.
Jane dan Alldrich masuk ke dalam kelas secara bersamaan. Hal tersebut membuat seisi kelas seketika melihat ke arah mereka dan terdiam.
"Gak ada angin, gak ada hujan. Kalian kok bisa berdua?" tanya Ellard.
"Kebetulan aja," balas Jane cepat, lalu ia segera melanjutkan langkahnya ke arah tempat duduknya. Oriel yang melihat hal tersebut langsung saja mendekat ke arah Jane.
"Lo, serius Cuma kebetulan?" tanya Oriel yang belum percaya yang apa yang ia lihat barusan.
"Ck, gua numpang sama dia," balas Jane.
"What! Serius lo, dia mau?" tanya Oriel.
"Dia yang ajak," balas Jane seadanya.
"Si al, yang gak pernah dekat ataupun jalan sama cewek, seketika jalan sama Jane," ujar Oriel heboh.
"Lebay lo," balas Yovanka.
"Ini termasuk keajaiban dunia, loh!" ujar Oriel. Yovanka yang mendengar ucapan Oriel langsung menghela napas panjang. "Terserah lo, deh," ujarnya.
Sementara di tempat duduk yang lain, Ellard terus saja bertanya sehingga membuat Alldrich kesal.
"Gilak lo, Ell. Dari tadi nanya mulu," ujar Ansell yang ikutan kesal.
"Ya, gua kan penasaran," balas Ellard.
"Lagian tadi udah di jawab Si jane juga," ujar Ansell lagi.
"Siapa tau dia bohong," balas Ellard tidak mau kalah.
"Terserah lo, dah." Karena sangat kesal dengan Ellard, Alldrich dan Ansell pun pergi meninggalkannya.
"Lah, gua belum selesai ngomong, woy!" ucapan Ellard tidak di gubris sama sekali oleh Alldrich dan Ansell.
Waktu berjalan begitu cepat, dan tidak terasa bahwa hari ini adalah hari ke 15 penyelidikan Kasus 2010. Jackson dan rekannya Antonius belum menemukan bukti apapun. Mereka sudah menggeledah gubuk tersebut tetapi tidak menemukan apapun.
"Pak, bagaimana ini? Apa kita sudahi saja penyelidikan ini?" tanya Antonius.
"Kita tidak boleh menyerah, kita harus bisa menemukan bukti agar kasus ini cepat selesai," balas Jackson serius.
Malam pun tiba, Jackson dan Antonius kembali berjaga-jaga di sekitaran gubuk tersebut. sampai pada akhirnya ketika sudah tengah malam, Jackson melihat bayangan hitam yang melintas. Di bawah bulan yang begitu terang malam ini, Jackson pergi sendiri untuk mendekat ke arah gubuk tersebut tanpa penerangan apa pun.
Tetapi ketika sudah mendekati gubuk tersebut, Jackson tidak melihat apa pun. Ia semakin curiga, sampai pada akhirnya Jackson memberanikan diri untuk masuk ke dalam gubuk itu lagi. Ia menatap sekeliling, dan menemukan sebuah sobekan baju. Dengan segera ia mengambil sobekan baju tersebut dan pergi dan gubuk itu.
Tanpa Jackson sadari, seseorang telah masuk ke dalam gubuk tersebut dan melihat sobekan baju yang ia letakkan tadi sudah tidak ada lagi. Orang tersebut keluar dari gubuk untuk mencari tahu siapakah yang baru saja datang dan mengambilnya. Ia mengambil kesimpulan bahwa seseorang telah berani ikut campur dengan urusannya.
Jackson telah sampai di tempat persembunyian, ia dengan segera membangunkan Antonius untuk memberitahukan bukti yang baru saja ia temukan dari dalam gubuk tersebut.
"Antonius," panggil Jackson seraya menepuk pelan pundak milik Antonius.
"Ada apa, Pak? Apa terjadi sesuatu?" tanya Antonius.
"Saya menemukan sebuah bukti," ujar Jackson.
"Bukti? Dimana?" tanya Antonius dengan cepat.
Jackson memberikan sobekan baju yang ia temukan tadi kepada Antonius. Antonius mengernyit heran tanda ia tidak mengerti.
"Saya temukan di gubuk tua itu. Saya melihat ada seseorang yang datang, tetapi ketika saya masuk tidak ada siapa-siapa di sana," ujarnya.
"Kalau begitu, kita harus mengamankan bukti ini, Pak."
"Kamu benar, sebaiknya kita membuat berkas mengenai bukti ini agar bisa kita kirim buktinya dalam bentuk file kepada kepolisian," ujar Jackson.
Mereka pun segera membuat berkas yang akan di perlukan untuk memberikan keterangan tentang bukti ini nanti kepada pihak kepolisian. Sementara di lain tempat, orang yang kehilangan sobekan baju itu sudah membuat sebuah rencana gila untuk menghentikan orang yang telah mengambil barang miliknya.
*****
Hai semuanya, setelah membaca Bab III pada cerita ini, jangan lupa dukungannya ya teman-teman. Vote, Komen, dan Follow akun ini ya, supaya bisa menikmati cerita-cerita yang menarik.
Terima Kasih sudah membaca
YOU ARE READING
Kasus 2010 { Next Target }
Mystery / ThrillerKASUS 2010 next target Penyelidikan Jane dan teman-temannya dalam memecahkan KASUS yang terjadi pada tahun 2010 di sekolah mereka. Psikopat yang masih menjadi buronan, apakah Jane dan teman-temannya dapat menyelesaikan KASUS ini di tengah banyaknya...