S E M B I L A N

431 73 14
                                    

.・✫・゜・。.

Membuka mata dengan perlahan (m/n) menatap sekitar dengan tatapan sayu, mengamati seluruh ruangan dengan tatapan bingung karena tidak mendapati siapapun pada ruangan yang dirinya tempati sendiri, mempertanyakan kemana semua orang menghilang tanpa mau membawanya bersama.

[Hum...]

Memiringkan kepala kecil (m/n) menatap dengan tatapan kosong ke arah pintu balkon yang sedikit terbuka menampilkan cahaya matahari yang mengunggah selera untuk disentuh.

Merangkak dengan pelan dirinya sedikit demi sedikit mendekatkan diri pada cahaya matahari, mengangkat tangan kirinya guna menyentuh cahaya tersebut.

Aku penasaran apa jariku akan terbakar saat menyentuh cahaya matahari?atau aku kebal? Bukankah patut dicoba

Tatapan yang kosong pada kedua mata (e/c) gelapnya, tangan nya yang tergantung dan semakin mendekat ke arah cahaya seketika tertahan oleh genggaman seseorang.

Menoleh dengan cepat (m/n) menatap seorang hashira dengan haori kotak-kotak menatapnya dengan tatapan sedikit sedih dan juga... Kesal?.

[... Giyuu.. -San... Tangan.]

Giyuu yang sedari awal memang berniat ke kediaman kupu-kupu untuk menemui (m/n) dan mengecek keadaannya tersentak terkejout melihat (m/n) ingin menyentuh cahaya matahari dengan tatapan kosong.

Wajah yang mengeras dan tatapan kesal dia arahkan pada sosok kecil didepannya yang sedang menunduk menahan ketakutan pada sosok hashira yang berada di depannya, merutuki nasibnya yang sekarang sedang sial karena terpegok sedang ingin menyentuh cahaya matahari tanpa rasa takut sedikitpun.

[...giyuu...-san... (m/n)... Maaf.]

Menghela nafas pelan giyuu merilekskan ekspresinya menjadi lembut agar tidak membuat (m/n) ketakutan padanya.

[Apa kau tidak tau resiko yang akan kau dapat saat kau menyentuh cahaya itu (m/n)... ]

[... Tidakah kau peduli apa yang akan terjadi jika saudaramu melihat mu seperti ini.]

(m/n) yang mendengar hal tersebut menundukan kepalanya lebih dalam, menggenggam haorinya dengan kencang hingga menimpulkan kekusutan.

Giyuu yang melihat hal tersebut menggenggam kedua tangan (m/n) dan menyusapkannya dengan lembut.

[Jangan lakukan hal gila seperti itu lagi (m/n), jika kau ingin melihat saudara mu hancur berantakan karena aksi gilamu.]

Menganggukan kepalanya dengan pelan (m/n) mendongakan kepalanya menatap wajahnya giyuu dengan sedikit rona merah pada kedua pipi gembulnya.

[(m/n)... Maaf... Giyuu.. -san.]

Mendapat helaan nafas yang lebih tua, giyuu secara tidak terduga mengangkat badannya dan mendudukannya pada pangkuan dengan badan saling berhadapan, (m/n) yang mendapat perlakuan tiba-tiba dari giyuu membelalakan kedua matanya terkejoet.

The fuck men?!! Ini beneran giyuu? Giyuu yang minim ekspresi dan omongan tiba-tiba melakukan hal ini padaku?!! PADAKU?!!. THE FUCK!!!

Wajah yang memerah secara perlahan (m/n) merengek kecil saat dirinya sepenuhnya sadar akan posisi yang cukup terbilang intim dan mungkin bisa dikatakan ambigu saat ini. Menundukan kepalanya malu (m/n) menggenggam haori giyuu dengan erat, bergerak kesana kesini dengan tidak nyaman pada pangkuan giyuu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S T R O N G Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang