<1>

552 63 0
                                    

(BANTU VOTE YA)

Pagi hari di sebuah lapangan sekolah.
Sorak-sorai siswa siswi yang menyaksikan pertandingan bulu tangkis terdengar riuh

Namun ada satu yang menonjol, yaitu suara smash keras yang diayunkan oleh Heeseung

Heeseung, dengan postur tegap dan wajah yang selalu terlihat tenang, seperti biasa menarik perhatian semua orang. Dia tidak hanya atlet berbakat, tapi juga siswa yang sering dijuluki 'pria sempurna' oleh teman-teman sekelasnya. Di tengah keramaian, Heeseung selalu menjadi pusat perhatian, meski dia tak pernah meminta itu.

Di tepi lapangan, Jay berdiri dengan kedua tangan menyelip di saku celana seragamnya. Jay menyaksikan Heeseung dengan sorot mata yang sulit dijelaskan, campuran antara kekaguman dan kebingungan. Jay tahu, mereka berdua berada di dunia yang sangat berbeda. Heeseung adalah bintang, sementara dirinya hanyalah siswa biasa yang lebih suka menghindari sorotan.

Setelah pertandingan selesai, Heeseung lalu meletakkan raketnya dan meninggalkan area itu tanpa banyak bicara. Walaupun sorakan dari teman-temannya masih terdengar keras, seperti biasa, Heeseung tidak memperdulikannya.

Heeseung lalu menuju kearah taman di sekolahnya itu dan duduk disalah satu kursi disana. Tidak lama kemudian, Jake menghampiri Heeseung sambil membawa sebuah botol berisi air dan duduk disebelahnya.

"Pertandingan tadi gila banget Hee.. kayak stamina lo itu ga ada habisnya" senyum lebar Jake ke Heeseung.

Heeseung hanya mengambil minum dari Jake tanpa sepatah katapun, Jake sudah hapal jika Heeseung selalu begitu-menghindari pujian. "Cuma latihan kayak biasanya" jawab Heeseung sambil meneguk minumannya.

>=<

Sementara itu, disisi lain. Jay sedang melangkah pelan menuju ke kantin
sekolah. dia tipikal orang yang tidak suka nongkrong disekitar lapangan seperti anak-anak lain. Jay memilih untuk mengamati dari jauh, apalagi yang berhubungan dengan Heeseung. walaupun dia mengaguminya, namun dia tahu kalo dia dan Heeseung, merupakan dua golongan manusia yang berbeda.

Setibanya di kantin, Jay sudah siapa oleh kedua temanya yaitu Sunghoon dan Ni-ki. Mereka seperti biasa duduk di bangku panjang dekat jendela, dan berbicara hal-hal sepele bahkan aneh dan yang tidak benar-benar penting.

"Eh gila, tadi Anak IPA 1 yang ngedominasi pertandingan, gacor parah tu anak!" Kata Sunghoon sambil mencomot gorengan di piring.

"Siapa? Heeseung yang lo maksud?" jawab Ni-ki lalu menyeruput es teh didepannya.

"Ya itu mungkin, gue juga ga kenal" jawab Sunghoon sambil masih memakan gorengan.

Jay hanya mengangguk pelan dan tidak terlalu memperhatikan apa yang teman-temannya bahas. Jay hanya memandangi keluar ke arah lapangan Karna kan mereka itu duduknya di dekat jendela.

Dan jendela itu langsung mengarah ke arah Taman, dan Jay melihat siapa? pastinya dong dia liat Heeseung yang sedang duduk bangku ditanam bersama Jake.

Ni-ki memperhatikan ke Jay yang melamun ke arah luar, Ni-ki sekilas melihat Heeseung sedang duduk di kursi taman. "Ngeliatin apaan lu Jay? jangan-jangan lo ngefans juga sama Heeseung"

Jay tersentak dari lamunannya lalu senyum kaku. "Nggak lah, gila lo.. gue cuma lagi mikirin tugas aja" katanya, berusaha mengalihkan perhatian.

Sunghoon tertawa kecil. "Tumben lu mikirin tugas Jay, biasanya lu santai kalo ada tugas banyak"

Namun, di dalam hati Jay, ada sesuatu yang berbeda. Bukan soal tugas atau apapun yang dikatakan teman-temannya. Dia tahu, ada sesuatu yang membuatnya selalu teringat pada Heeseung.

>=<

Hari berikutnya, sekolah seperti biasa sibuk dengan hiruk-pikuk murid-murid yang bersiap masuk kelas.

Di koridor kelas sebelas, Jay berjalan sendirian menuju kelasnya ketika tidak sengaja bertabrakan dengan Heeseung, dan Jay hanya terpaku menatap sosok yang selama ini ia kagumi diam-diam berada dekat dihadapannya.

Heeseung berhenti sejenak, disusul dengan menatap Jay dengan tatapan yang sulit diartikan. "Lu gapapa?"

Jay terdiam, tidak menyangka bahwa Heeseung akan menegurnya. "Iya.. gue gapapa, maaf" jawabnya gugup. Namun dalam hati Jay, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
Ini pertama kalinya Heeseung berbicara langsung dengannya.

Setelah itu, Heeseung mengangguk kecil dan melanjutkan langkahnya tanpa sepatah kata. Jay terdiam sambil menatap punggung Heeseung yang kian menjauh.

Beberapa jam setelah itu, seperti biasa saat istirahat. Jay, Sunghoon, Ni-ki sudah nangkring di kantin dan duduk ditempat biasanya.

"Gue denger kalo Heeseung jadi kapten tim bulu tangkis di turnamen antar sekolah besok" kata Ni-ki sambil menyantap mie ayamnya dengan lahap.

Jay mendengar nama Heeseung, lalu jantungnya kembali berdegup. "Iya.. gue juga denger itu" jawabnya pelan, agar tidak terlihat antusias.

"Pasti bakal seru sih, Lo mau nonton ga Jay?" tanya Ni-ki sambil menyeruput es susu.

"Nggak tau, gue juga ga terlalu suka sama begituan"
jawaban mencoba mengelak, padahal aslinya mau banget ngeliat Heeseung, namun tidak tau teman-temannya curiga atas perasaannya dengan Heeseung.

Disudut kantin yang lain, tidak jauh dimeja Jay dkk. Karina, Yujin dan Wonyoung. Yujin yang selalu memperhatikan sekitarnya, lalu melirik ke meja Jay dkk. lalu berbisik ke dua temanya itu.

"Eh, liat deh.. Jay anak IPS 1. dilihat-lihat lucu juga ternyata" kata Yujin sambil tersenyum.

Karina mengangkat alis. "Jay anak sebelas IPS 1?" tanya sedikit bingung. "Keliatan biasa aja buat gue"

Yujin tertawa kecil. "Justru cowok kek gitu yang gue suka, yang nggak terlalu menonjol. lagipula mungkin dia punya sisi menarik yang belum kita tau"

Karina hanya mengangkat bahu, tidak terlalu tertarik dengan topik itu. Namun dia lebih sibuk dengan pikiran tentang Heeseung. sebagai salah satu siswi cukup populer disekolah, dia sering sekali didekati oleh cowok. Namun entah mengapa dia hanya tertarik dengan Heeseung, dan Heeseung sendiri cowok yang sangat susah didekati.

BULU TANGKIS (HEEJAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang