(BANTU VOTE YA)
Sementara itu didekat lapangan, Heeseung duduk dibangku bersama Jake. Seperti biasa, mereka berdua selalu bersama. Jake menyodorkan sebuah minuman ke Heeseung karena dia baru saja selesai latihan.
"Turnamennya besok, lu udah siap Hee?" tanya Jake sambil menatap Heeseung dengan cermat.
Heeseung hanya mengangguk. "Iya biasa aja, gue udah cukup latihan" Heeseung emang tidak terlalu banyak bicara, apalagi sama sahabat deketnya Jake.
Jake hanya menatap Heeseung penuh pengertian. "Eh, lu tadi pagi sama siapa di koridor? Gue liat lu kayak ngajak ngobrol juga"
Heeseung terdiam sejenak dan mencoba mengingat kejadian itu. "Oh, keknya itu kayaknya anak sebelas, Gue juga ga kenal" Heeseung lalu memalingkan pandangannya ke arah lapangan.
"Tumben lu ngajak ngomong ke orang, biasanya lu selalu cuek sama semua orang disini" Komentar Jake dengan nada penasaran. "Dan, lu kayak lagi mikirin sesuatu"
Heeseung hanya mendengus. "Enggak, gue cuma fokus turnamen besok"
Sementara itu kembali di kantin tempat Jay dkk berada.
Sunghoon dan Ni-ki sedang asik membahas tentang turnamen besok, sementara Jay sedaritadi hanya terus mendengarkan kedua temannya bicara. pikirannya masih masih terbayang kejadian di koridor tadi pagi.
Lalu Sunghoon iseh menepuk pundak Jay, sehingga ia tersadar dari lamunannya. "Eh lu kok dari tadi bengong mulu sih, ada yang lagi dipikirin?" ucap Sunghoon penasaran.
Jay hanya tersenyum samar sambil menggeleng. "Enggak, ga ada apa-apa"
"Jay, gimana jadinya.. lo mau ikut nonton turnamen ga besok?" tanya Ni-ki.
"Ya liat nanti" jawab singkat Jay.
>=<
Hari turnamen akhirnya tiba. Arena Lapangan bulu tangkis di sekolah dipadati oleh para siswa yang ingin menyaksikan pertandingan. Heeseung berdiri di sisi lapangan, mempersiapkan diri dengan tenang. Sorakan penonton memenuhi udara, tapi Heeseung tidak terpengaruh sedikit pun. Dia selalu bisa memisahkan dirinya dari keramaian, hanya fokus pada permainan.
Di tribun penonton, Sunghoon dan Ni-ki duduk disebelah Jake. walaupun mereka tidak saling kenal, tapi tetap kompak mendukung perwakilan dari sekolah mereka.
"Gue yakin Heeseung bakalan menang" ucap Jake dengan penuh keyakinan.
Jay berdiri agak jauh di sudut tribun, mencoba menghindari pandangan teman-temannya. Meski dia bilang tidak akan datang, dia tetap merasa ada dorongan untuk menyaksikan pertandingan ini dan tentu saja, untuk melihat Heeseung. Saat Heeseung memasuki lapangan, Jay merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan. Ada rasa kagum, tapi juga perasaan lain yang mulai tumbuh tanpa bisa dia cegah.
Dan ditengah keramaian itu, Karina, Yujin dan Wonyoung juga datang untuk mendukung tim dari sekolah mereka.
Karina juga sedari tadi memperhatikan Heeseung di lapangan.
Ketika pertandingan dimulai, seluruh mata tertuju pada Heeseung. Dia bergerak dengan kecepatan dan ketenangan yang membuat kagum banyak orang, termasuk Jay.
Namun, di balik ketegangan pertandingan, ada ketegangan lain yang mulai tumbuh di antara mereka. Jay tidak bisa lagi mengabaikan perasaan yang mulai muncul setiap kali dia melihat Heeseung, dan Heeseung, meski tidak banyak bicara, mulai merasakan bahwa kehadiran Jay di sekitarnya memberikan dampak yang berbeda dari orang lain.
Suara smash raket keras dari seorang Heeseung bersamaan dengan sorakan para siswa siswi yang bersemangat menyemangati tim sekolah mereka. Heeseung tampak tak terbendung di atas lapangan, setiap gerakan yang dia lakukan presisi, penuh perhitungan, dan sangat cepat.
Jay berdiri di tribun, memperhatikan tanpa bisa melepaskan pandangannya dari Heeseung.
Namun, Jay bukan satu-satunya yang fokus pada Heeseung. Karina, Yujin dan Wonyoung duduk di barisan paling depan tribun, matanya juga tak pernah lepas dari sosok Heeseung. Meskipun begitu, berbeda dengan Jay yang menyembunyikan perasaannya, Karina tidak pernah ragu untuk menunjukkan ketertarikannya. Dia bahkan sempat menyapa Heeseung sebelum pertandingan dimulai, meskipun hanya mendapat balasan singkat.
Dibangku lain. "Gue udah bilang, Heeseung pasti menang!" seru Jake dengan semangat, suaranya hampir tenggelam di antara sorakan penonton lain.
Sunghoon yang duduk di sebelahnya hanya mengangguk. Sunghoon menoleh ke arah tribun di belakang, mencari Jay yang katanya nggak bakal datang. Dia terkejut saat melihat Jay berdiri sendirian di sudut tribun, matanya terpaku pada Heeseung.
"Eh, tuh, Jay dateng juga," kata Sunghoon sambil melambaikan tangan ke arah Jay.
Jay yang sadar dipanggil, melambai singkat namun tidak bergerak mendekati teman-temannya. Dia hanya mengangguk dengan canggung, lalu kembali memusatkan perhatiannya pada pertandingan."Oh bukanya dia yang kemarin gue lihat sama Heeseung di koridor, Jadi namanya Jay" ucap Jake dalam benaknya.
>=<
Waktu terus berjalan, dan Heeseung semakin mendominasi pertandingan.
Sorakan dari para siswa semakin kencang saat Heeseung mulai unggul.Namun, di tengah-tengah pertandingan yang intens, Heeseung mulai merasakan kelelahan. Meski dia sangat terlatih, pertandingan ini tidak mudah.
Sesaat, Heeseung terdiam, mengatur napasnya sambil menyeka keringat di dahinya. Di sudut matanya, dia melihat sekilas ke arah tribun penonton, dan pandangannya bertemu dengan mata Jake.
Jay cepat-cepat mengalihkan pandangannya, jantungnya kembali berdegup lebih kencang. Sial, Heeseung sempat melihatnya. Jay merasakan gelombang perasaan aneh yang mengalir dalam dirinya.
Heeseung merasakan sesuatu yang ganjil ketika matanya bertemu dengan Jay. Bukan pertama kalinya dia melihat Jay di sekolah, tapi ada sesuatu yang berbeda sekarang.
"Tu anak siapa si namanya, gue kemarin lupa nanya lagi nama dia" ucap Heeseung dalam hati yang melihat Jay yang mencoba menghindari kontak mata.Kenapa bisa tau? Karna setiap Heeseung menatap ke arah Jay, Jay tiba-tiba memalingkan mukanya.
Heeseung tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu tentang Jay yang menarik perhatiannya.
>=<
Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan mutlak untuk Heeseung. Tim bulu tangkis sekolah mereka berhasil lolos ke babak final, dan para siswa langsung bersorak merayakan kemenangan itu. Jake segera berlari ke arah Heeseung, menepuk pundaknya dengan bangga.
"Keren banget, HEE! Lu emang nggak ada tandingannya," katanya dengan senyum lebar.Heeseung hanya membalas dengan senyum tipis diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULU TANGKIS (HEEJAY)
RomanceJay, seorang siswa biasa, terjebak dalam dunia Heeseung, atlet bulu tangkis tampan dan populer di sekolah. Awalnya dari kejadian tabrakan di koridor berujung.... (Selengkapnya baca aja) PERINGKAT #1 heejay [20.09.2024]