<4>

361 57 0
                                    

(HARAP VOTE SEBELUM BACA)

Keduanya kini saling menatap agak lama sambil masih belum melepaskan jabat tangan keduanya.

Jay tuh keliatan senang + agak canggung juga, ia ga nyangka aja gitu. Soalnya Heeseung tuh terkenal susah akrab sama orang lain. oleh karna itu dia hanya selalu bersama Jake, ya karna emang Jake yang udah lama kenal sama Heeseung.

Berhubung sekarang juga langit udah semakin gelap, jadi Jay inisiatif untuk
pulang duluan karna takut dicari mamanya. walaupun sebenarnya sih dia masih ingin lama-lama sama Heeseung.

"Gue duluan dulu ya, udah hampir gelap juga nih" Jay masih melihat ke arah Heeseung lalu dia mulai melangkah. Heeseung hanya membiarkan Jay pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Namun sebenarnya Jay tuh pengen Heeseung ngajak pulang bareng, tapi Heeseungnya juga ngebiarin Jay pergi gitu aja tanpa mencegahnya. Jay juga masih sungkan sama Heeseung, jadinya ia lebih milih untuk pulang sendiri.

Belum terlalu jauh Jay melangkah. "Pulang naik apa?" Heeseung dengan nada datar namun agak meninggikan suaranya.

Jay mengangkat sedikit alisnya, tak percaya Heeseung mengatakan itu padanya. walaupun dengan suara datar, ada perasaan lega di hati Jay karna Heeseung tidak sepenuhnya mengabaikannya. Namun Jay juga tidak berharap lebih, takut kecewa aja.

Heeseung pun mulai berjalan mendekat, sehingga jarak keduanya kini hanya beberapa langkah. "Mau bareng?" tawarnya, dengan ekspresi muka datarnya.

Jay terdiam sejenak. ia sebenarnya ingin mengiyakan ajakan Heeseung tersebut. Namun di sisi lain, Jay juga masih ragu-ragu. Sebab dia belum percaya aja sama Heeseung gitu aja. takutnya dia malah berharap lebih ke yang tidak pasti.

"Nggak usah, gue bisa pulang sendiri" ucap Jay sambil sedikit menunduk,  padahal dalam hatinya sendiri berkata sebaliknya.

Heeseung memandang Jay setelah itu hanya menghela nafas, lalu mengangguk.

>=<

Akhirnya Jay pun memulai melangkah pergi dari sekolah. Suara motor Heeseung tiba-tiba menyala membuat Jay yang belum terlalu jauh itu menoleh kearahnya lagi. Heeseung juga sudah diatas motornya dan juga sudah memakai helm, namun dia tidak langsung pergi. Malah menatap Jay, walaupun mukanya tidak terlihat sepenuhnya karena sudah memakai helm. Namun mata Heeseung mantap Jay dengan tatapan yang sulit dijelaskan. "Yakin ga mau bareng?"

(Gambaran Motor Heeseung YGY)

Jay ragu sejenak, lalu menatap Heeseung yang sudah nunggu diatas motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay ragu sejenak, lalu menatap Heeseung yang sudah nunggu diatas motornya. Tanpa sadar. "Yaudah gue bareng lo" akhirnya Jay ke arah Heeseung dan naik ke motornya.

Mereka berdua pun mulai berangkat, dengan suasana yang saling diam aneh namun suasana terasa lebih akrab daripada sebelumnya.

Mereka melaju dengan hening, hanya suara deru mesin motor Heeseung yang terdengar. Jay hanya menggenggam erat pundak Heeseung, pikirannya berputar-putar bingung dengan perasaannya sendiri.

Heeseung juga diam, matanya fokus ke jalan. Tapi pikirannya tidak  sepenuhnya disana, sesekali Heeseung melirik ke spion dan melihat muka Jay yang terlihat. Ada sesuatu yang aneh dalam perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

>=<

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya sampailah di jalan arah rumah Jay, tinggal beberapa meter lagi sampai. "Rumah Lo disebelah mana?" tanya Heeseung  tanpa basa-basi.

"Pelan-pelan aja, habis ini belok kiri" jawab Jay cepat, tanpa memberi waktu Heeseung untuk bersiap.

Spontan, Heeseung lalu menarik pedal rem secara mendadak agar tidak terlewatkan belokan. Namun Karna Jay juga tidak memakai helm, kepalanya langsung terbentur ke helm Heeseung.

"Ah, asu!" Jay mengumpat tanpa sadar, tangannya refleks menyentuh bagian yang terbentur.

Heeseung mendengar jelas umpatan itu langsung memutar kepalanya ke arah Jay, meski di atas motor. "Ngomong apaan lo barusan?"

Jay yang masih mengusap-usap kepalanya langsung tersentak kaget. "Eh maaf, gue ga sengaja" jawabnya cepat sambil mencoba meredakan suasana.

Namum Heeseung masih menatap Jay dengan tatapan tajam. Terlihat tidak puas dengan permintaan maaf singkat itu. "Kalo lagi sama orang lain, bisa ga jaga ucapannya"

Jay hanya memilih untuk tidak membalas dan hanya mengangguk pelan. "Iya maaf, gue beneran ga sengaja"

Heeseung menghela nafas panjang mencoba menahan amarahnya. "Lain kali bilang duluan kalo mau belok, jangan mendadak gitu"

Jay hanya mengangguk lagi merasa bersalah. Perasaan campur aduk, di satu sisi dia senang karna diantar pulang oleh Heeseung, namun di sisi, ia juga pertama kalinya dimarahi oleh Heeseung karena ucapannya sendiri. perjalan tetap lanjut dengan suasana yang menjadi canggung.

(TAMPAK DEPAN RUMAH JAY)

Jay tuh emang dari keluarga menengah keatas, ga kaya tapi ga miskin juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay tuh emang dari keluarga menengah keatas, ga kaya tapi ga miskin juga. ya pas-pasan lah, dia juga merupakan anak tunggal. ayahnya adalah seseorang pengusaha tambak udang. Untuk mamanya, merupakan ibu rumah tangga biasa.

Balik ke cerita.

>=<

Setelah sampai depan rumah Jay, suasana masih terasa tegang. Heeseung mematikan motornya dan menunggu Jay turun.

Jay yang tadinya merasa senang dan semangat, sekarang merasa kecewa dan sedikit sakit hati. Jay emang anaknya mudah memasukan sesuatu ke dalam hati, bisa dibilang mudah tersinggung.

Dengan enggan, Jay turun dari motor Heeseung. "Makasih" ucap singkat Jay tanpa menatap wajah Heeseung. Suaranya juga terdengar datar tidak seperti sebelumnya.

Heeseung yang masih berada di atas motornya, merasakan ada sedikit perubahan dari nada bicara Jay. "Lo kenapa? Marah?" tanyanya nada lebih lembut, meski terdengar tetap datar.

Jay menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Enggak, gue cuma capek aja" sambil mencoba untuk tetap biasa saja.

Heeseung tidak terlalu menanggapi, hanya menatap Jay sejenak lalu mengangguk. "Yaudah, istirahat aja. Gue cabut"

BULU TANGKIS (HEEJAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang