Malam hari di dalam ruang kerja perusahaan, Lisa memijit pelipisnya pening karena Tim Audit perusahaan tidak becus melakukan pekerjaan. Perusahaan sedang mengalami laba kerugian yang cukup besar karena kecelakaan yang terjadi baru - baru ini di lapangan. Alhasil, ia perlu mencari Kepala Tim Audit baru yang kompoten dan cekatan untuk menemukan tikus yang mencoba bersembunyi didalam perusahaan.
"Masuk." Lisa memberi persetujuan membuat sekretarisnya masuk.
"Bos, istrimu baru saja menelpon nomor kantor."
Lisa mengerucutkan dahi, segera memeriksa ponselnya lalu mengumpat begitu menyadari ternyata daya ponselnya hsbis.
"Oh shit, baterai handphone saya habis. Bisa pinjam ponsel kamu sebentar Eunwoo?"
Eunwoo dengan senang hati lansung memberikan ponselnya membuat Lisa lansung menelfon nomor sang istri.
Sang sekretaris kembali keluar dari ruangan memberikan privacy.
Perlu beberapa kali menelfon nomor Jennie, sampai panggilan ke-10 istrinya mengangkat panggilan.
"Siapa sih?! Kalo di reject itu artinya gue gamau angkat!" Pekik Jennie ditelfon membuat Lisa menjauhkan ponsel dari telinganya sejenak.
"Woi! Ga jawab gue matiin—"
"Sayang, ini saya." Potong Lisa cepat
"Booboo? ih beneran istri aku?"
Lisa tersenyum mendengar nada suara istrinya seketika melunak seketika.
"Iya, baby. Ini nomor Eunwoo. Maaf handphone saya habis baterainya, ini juga saya baru selesai banget meeting."
"Huft. Kamu sibuk banget ya sampe hp nya ga dicheck lagi. Kalo masih di perusahaan terus kamu kapan pulangnya? ini udah jam 10 lewat..."
"Iya maaf ya. Saya bakal lembur, sayang. Disini masih chaos banget."
"........."
"Halo, sayang?"
"Beneran mau lembur?"
"Iya, sayang. Kamu lansung tidur aja ya. Udah ngantuk kan?"
"Mmm... gamau pulang aja? Padahal aku udah nungguin kamu pulang lho daritadi..."
"Sorry, sayang." Lisa tidak bisa berbuat apa - apa mendengar nada suara memelas sang istri.
"Jadi jawabannya gamau ya?"
Lisa menghela nafasnya pelan, "Bukan gamau tapi gabisa, baby. Ngertiin saya dulu ya? ya sayang?"
Tut.
Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Jennie membuat Lisa lagi - lagi memijit pelipisnya pening.
Ia tak bisa menyalahkan sifat istrinya yang masih kekanak-kanakan, ia mengerti jika selama ini sang istri sangat kurang kasih sayang.
Ia akhirnya bangkit berdiri berjalan keluar dari ruangan membuat Eunwoo yang semula duduk lansung berdiri dari kursi kerjanya.
"Makasih ya."
Eunwoo mengambil alih ponselnya, "No problem. Bos ga jadi lembur?"
"Jadi. Saya pulang sebentar nanti kesini lagi."
"Oh? Ada yang ketinggalan?"
Untunglah Eunwoo sudah lama menjadi sekretarisnya jadi ia sudah memaklumi sifat sang sekretaris yang terkadang banyak tanya.
"Enggak. Saya mau kelonin istri saya bentar." Balas Lisa sambil berlalu pergi.
Pipi Eunwoo memerah mendengar balasan itu, ia menatap tak percaya punggung sang CEO yang sudah berubah menjadi budak cinta.
Perlu kurang lebih tiga puluh menit perjalanan sampai akhirnya mobil Lisa tiba di perkarangan rumah.
"Gausah pak, saya nanti pergi lagi." Kata Lisa ketika security rumah ingin meminta kunci untuk memasukkan mobilnya ke bagasi seperti biasa.
"Oh oke bos."
Masuk kedalam rumah, ia segera pergi ke kamar. Begitu pintu kamar dibuka, mata rusanya lansung membulat melihat tempat tidur bak kapal pecah. Seprai di kasur sudah terlepas, bantal - bantal sebagian berada dilantai, selimut juga sudah acak - acakan.
melangkah maju mendekati ranjang ia akhirnya menemukan istrinya ternyata berbaring miring di lantai sambil menangis mengemut dot bayi.
"Baby..."
Mendengar suara Lisa membuat tangis Jennie berhenti sesaat, gadis bermata kucing itu lansung melepas botol bayi dan berganti posisi menjadi duduk.
Ia kembali terisak lagi sambil berkata, "Hiks~hhuhu~ gabisa bobo padahal hikks~ uudah ngedot hiks! hiks!"
Hati Lisa meleleh, ia lansung mengangkat tubuh mungil Jennie lalu mendudukkan istrinya kepangkuan sementara ia duduk di sisi ranjang.
"Stop crying, i'm sorry, baby." Katanya sambil merapikan helai rambut sang istri.
Cup!
Cup!
Cup!
Lalu diciuminya tiap inci wajah Jennie sampai isak tangis istrinya akhirnya berhenti.
"Udah nangisnya, hum?" Tanya Lisa sambil tangan kanannya mengusap - usap punggung sang istri.
Jennie mengangguk sambil tangan kanannya meremas kemeja kerja Lisa.
"Maaf booboo, aku ga pengertian jadi istri padahal kamu lagi sibuk di perusahaan. Kamu pasti pulang karena takut aku nangis sampe kejang - kejang lagi, huft aku emang nyusahin kamu banget..."
Mata Lisa lansung menajam, "Kamu ga nyusahin, kenapa ngomong jelek lagi begitu? ga boleh ya."
Jennie melengkung bibirnya kebawah sedih, "Maaf..."
"Iya, sayang. Tapi kamu ga boleh lagi ya asal mati - matiin nelfon kayak tadi. Selain itu ga sopan, saya ga suka sesuatu yang ditinggalin jadi ngegantung. Masalahnya juga jadi ga selesai. Ya, sayang?"
Jennie menganggukkan kepalanya lalu tanpa sadar menguap, menyadari jika bersama Lisa ia lebih cepat mengantuk.
Hoamm~
Lisa terkekeh pelan melihat tangan Jennie kini bergegas melepaskan kemeja kerjanya. "Buka, Lili~ Ayo bobo~" Rengeknya manja
"Saya belum mandi."
"Aaaaa lama kalo nunggu mandi, gapapa kamu masih wangi juga~"
"Gausah lepas, saya gini aja ya?"
"Gamau ga anget aaaa~"
Cup!
Lisa mencium gemas sebelah pipi chubby sang istri lalu merebahkan tubuh mungil istrinya ke atas ranjang.
Gummy smile Jennie mengembang melihat Lisa melucuti pakaian sampai hanya tersisa bra sport dan celana boxer saja.
Jennie dengan senang lansung berpindah tidur telengkup keatas tubuh Lisa yang sudah berbaring di ranjang.
"Good night, boo. I love you."
"I love you to the moon and back, sleep tight baby J."
Tentu saja setelah menikah kebiasaan tidur Jennie pun berubah. Ia lebih memilih tidur telengkup diatas tubuh istrinya daripada menempati ranjang king size mereka.
sudah lama ia tidak tidur dalam dekapan seseorang yang dicintainya, ia bahkan sudah lupa bagaimana rasanya dekapan kedua orangtuanya.
Kini ia akhirnya bisa merasakannya lagi lewat Lisa.
Rasanya sangat nyaman dan aman.
Lengan kokoh Lisa memeluknya erat, aroma tubuh istrinya sangat menenangkan untuk dihirup sepanjang malam, terlebih lagi ia merasa sangat disayang karna istrinya terus menciumi pucuk kepalanya sampai akhirnya ia tertidur nyenyak.
—
![](https://img.wattpad.com/cover/373429013-288-k677667.jpg)