epilog

520 76 30
                                    

'Sana Twice dilarikan kerumah sakit usai ditemukan tergeletak dalam keadaan mabuk'

Momo melihat sebuah artikel yang lewat melalui beranda sosmednya, merasa tidak kaget terdapat nama temen segrupnya disana.

"Kan, mabok lagi ni si Sana" Maki Momo

"Baru aja kemaren dokter nyuruh dia buat berhenti minum dulu, sekarang udah teler lagi" Momo menghela nafas

"Gak cape apa bolak-balik rumah sakit"

"Gue aja yang jengukin bosen" Grutunya.

"Mana kali ini gak pinter banget sampe kepergok media" Nayeon ikut menyuarakan keteledoran Sana

"Udah cuekin aja" Kata Jihyo

"Gini deh, sepulang Sana eonnie ke dorm kita gebukin dia rame-rame siapa tau bikin sadar" Saran Chaeyoung

"Boleh juga" Balas Mina

"Atau gak kita karungin terus kita jual" Kali ini Dahyun yang ngomong

"Ide bagus" Balas Mina lagi

Jeongyeon menggeleng, ada-ada saja mereka

"udah udah. Mending kita jemput Sana sekarang"

------

Di ruang rawat saat ini Sana duduk di tempat tidurnya dengan pandangan kosong yang memandang keluar jendela. Di sekitarnya, suara mesin-mesin medis yang terdengar pelan, menciptakan suasana yang hening dan sunyi. Seorang Manager yang sudah lebih dulu datang untuk menjaga Sana duduk di sampingnya dengan ekspresi cemas yang terpancar di wajahnya melihat kondisi sang idol.

"Bu Manager, aku nyerah" Sana akhirnya mengeluarkan suaranya, suaranya tercekat oleh kesedihan yang mendalam.

Sang manager menggenggam kuat tangan Sana "kami sudah mengatasi kekacauan yang terjadi. Cepet sembuh hatinya, San. Istirahat yang banyak" Ucap manager seraya memeluk Sana, sebelum akhirnya meninggalkan Sana guna memberi ruang.

Sana termenung cukup lama usai kepergian Manager.

Masih dengan tatapannya yang kosong, Sana menoleh kesamping, dan ditemukannya pisau kecil diantara hidangan buah-buahan yang tersedia. Tangannya bergerak untuk meraih benda tajam itu, dan ntah hal sesat apa yang dia pikirkan, sehingga Sana mengarahkan ujung pisau ke tangan satunya membuat ukiran zig-zag di sepanjang lengan.

Walau banyak darah mengucur keluar dari setiap goresan panjang di lengan serta telapak tangannya, Sana tidak mau berhenti.

Bukannya merasa sakit, ia malah merasa lebih baik. Sebab ternyata hal ini mampu mengalihkan diri atas hatinya yang terluka.

Luka tak kasat mata jauh lebih perih dari luka di badannya tersebut.

Mata pisau ia arahkan ke pergelengan tangannya, tepat ke titik nadi. Hal gila yang ingin Sana lakukan kali ini, memotong urat nadi di sana agar ia tidak bernyawa lagi. Sana sudah terlalu putus asa

Namun tiba-tiba saja tangannya yang memegang pisau gemetar hebat, air matanya yang sudah kering tak lagi menjatuhkan butir bening. Sesak tanpa tangis tentu jauh lebih menyakitkan. la melempar pisau tersebut lalu memegang kepalanya yang terasa sakit.

BEST SCARS (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang