PDF ready sebentar lagi. Tinggal nulis Extra Part. Sabar ya
___**___
Suara riuh kendaraan bermotor mewarnai jalan raya di depan sebuah SMA ternama. Para siswa SMA Dharma Bhakti yang baru saja merayakan kelulusan menggelar pawai sepeda motor serta coret-coret pakaian seperti SMA pada umumnya. Meskipun sebagian guru sudah melarang karena SMA mereka adalah SMA unggulan, namun diabaikan oleh para siswa itu.
Mereka semua menggelar pawai sepeda motor untuk merayakan kelulusan mereka. Seorang siswa tampan mengendarai motor besar dan membonceng seorang wanita cantik yang setengah berdiri di belakangnya. Mereka semua bersorak kegirangan karena dinyatakan lulus secara keseluruhan.
Kelas tiga SMA Dharma Bhakti tahun ini terbagi atas dua geng yang selalu bermusuhan. Geng Marcello dan geng Romeo. Keduanya geng itu tidak pernah akur dan mempunyai wilayah kekuasaan masing-masing. Sandra, kekasih Marcello yang kini di bonceng pria itu pernah menolak Romeo dan lebih memilih Marcello. Sejak kejadian itu, permusuhan keduanya semakin menjadi-jadi.
Namun kali ini, di hari kelulusan mereka semua, kedua geng itu akur. Mungkin untuk yang terakhir kalinya karena setelah ini mereka semua akan menempuh pendidikan kuliah di tempat yang berbeda-beda. Corat coret seragam dan suara tawa memenuhi lingkungan sekolah dan jalanan hingga para pengurus sekolah harus meminta pengamanan pada polisi agar tidak terjadi keributan.
"Hai Sandra, kau sudah tanda tangan dikerah bajuku atau belum?"
Sandra yang ada dibelakang Marcello menoleh. Ia mendapati Windi, teman baiknya membawa spidol di belakangnya. Sandra tersenyum senang, ia langsung menerima spidol dari Windi dan memberikan tanda tangannya di kerah seragam wanita itu yang sudah penuh dengan pilox dan coretan.
"Sudah. Aku sudah hampir menandatangani seluruh seragam siswa siswi satu kelas kita."
"Sama. Tapi kali ini punyaku terlewatkan. Sedari tadi kau sibuk mengekori Ello."
"Hahaha." Keduanya tertawa dan menandatangani beberapa seragam milik teman mereka dari kelas lain. Suara riuh dan sorak sorai membuat suasana ramai namun tetap kondusif meskipun para polisi harus selalu waspada.
"Eh, Sandra, hari ini sepertinya harus diperingati menjadi hari besar nasional." Celetuk Windi sambil menaruh lengannya di pundak Sandra.
"Maksudnya apa?" Tanya Sandra bingung.
"Setelah tiga tahun bermusuhan, hari ini geng Romeo dan Marcello sedikit akur. Bahkan aku lihat tadi anggota geng mereka menandatangani baju satu sama lain, kecuali kedua ketua mereka."
"Jangan keras-keras, Ello berada tak jauh dari kita."
"Hallah. Tidak masalah. Ello tidak akan marah jika aku yang mengatakannya. Kau lupa, Kami sudah berteman sejak kecil."
"Baiklah, terserah padamu."
"Lihatlah itu. Romeo terus menatapmu sedari tadi. Aku yakin Marcello akan mencongkel matanya jika tahu."
"Terserah dia saja. Romeo memang seperti itu. Ia kerap menggodaku meskipun tahu aku sudah memilih Ello. Aku kerap mengabaikannya karena takut Ello akan marah."
"Ello memang seposesif itu padamu."
Saat keduanya tengah asik bicara, Marcello melambaikan tangannya memanggil Sandra. Wanita itu segera menepuk pundak Windi kemudian menghampiri kekasihnya. Sandra tidak tahu, tatapan Windi seketika berubah saat melihat Marcello merangkul pundaknya.
"Kenapa kau memanggilku?" Tanya Sandra saat Marcello menuntunnya menuju motor pria itu.
"Sudah siang. Sudah waktunya pulang. Aku tidak suka melihat bajingan itu terus menatapmu sedari tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories From The Past ( On Going )
RomanceSandra tidak menyangka, hidupnya akan berbalik seratus delapan puluh derajat saat keluarganya mengalami kebangkrutan. Ia yang semula tidak serius ketika bersekolah dan hanya bersenang-senang dengan kekasihnya, kini menghadapi kenyataan hidupnya tida...