40

274 36 2
                                    

  "Kamu kuliah pagi ini dek?" Anin bertanya kepada putri bungsunya saat ini keluarga Aldevaro sedang sarapan bersama

  Angel mengangguk "nanti jam delapan berangkat"

  "Pantas aja ikut sarapan,biasanya pagi-pagi buta udah ngilang aja entah kemana" Chika menyahut

  "Salahin papah tuh,ngapain klien nya kebanyakan minta jadwal meeting pagi-pagi buta,ada yang habis subuh bahkan" ujar Angel santai,matanya fokus menatap layar handphonenya yang menampilkan daftar investor perusahaannya bulan ini

  Vito yang merasa di sebut menoleh kepada putri bungsunya "klien-klien papah dari dulu emang kebanyakan kek begitu, mereka orang-orang yang kebanyakan gila kerja dan sangat berambisi mewujudkan cita-cita mereka" ujarnya

  "Dan orang-orang Seperti mereka itu yang sangat berbahaya dalam dunia bisnis ini,orang-orang dengan ambisi yang besar bahkan bisa kerja enam belas jam sehari, tujuh kali seminggu" lanjutnya membuat anak-anaknya melongo mendengar penuturan nya bahkan Anin juga

  "Enam belas jam sehari? Gilak sih emang ada orang kek begitu?" Tanya Gracia geleng-geleng kepala

  Vito mengangguk membenarkan "banyak"

  "Berarti kalo sehari semalam dua puluh empat jam...berarti waktu delapan jam sisanya itu cuma buat tidur doang?" Shani menyimpulkan

  Vito lagi-lagi mengangguk "bisa jadi"

  "Nggak bosen apa tuh orang kerja mulu begitu?" Zee membayangkan bagaimana seandainya dia begitu, dia bergidik ngeri,bisa masuk RSJ dia nanti

  "Ya mau gimana? Kalo mereka ingin ngerubah hidup mereka ya jalan satu-satunya adalah dengan cara menyaingi para pengusaha dan investor lain,takdir kita setiap manusia berbeda-beda,nggak semua orang seberuntung kita" ujar Vito

  "Kalo mereka cuma kerja seadanya doang kapan mereka bisa menyaingi orang-orang yang ekonominya di atas mereka?"

  Chika hanya manggut-manggut "cara satu-satunya supaya bisa menyaingi orang-orang yang udah kaya duluan adalah kerja keras"

  Vito menjentikkan jarinya "tepat sekali" ujarnya langsung berdiri

  "Papah pamit dulu berangkat ke kantor,ada meeting pagi" mendengar ucapan Vito,Aldevaro bersaudari pun berdiri menyalami Papah mereka satu-persatu dan Vito juga tak lupa mencium kening mereka

  "Hati-hati ya mas,jangan lupa makan siang nanti" pesan Anin saat menyalami suaminya

  Cup

  Vito mencium kening Anin "Iya sayang,mas berangkat dulu ya" setelahnya Vito pun langsung beranjak dan mereka pun kembali sarapan

  "Cici jadwal di rumah sakit nanti siang kan ci?" Anin bertanya kepada Shani dan Shani pun mengangguk

  "Pagi ini temenin mamah bentar yuk,mau ada urusan"

  Shani mengerutkan keningnya "urusan apaan mah?" Tanyanya

  "Paling juga ngumpul sama club ghibah mamah yang biasanya ke rumah itu" Zee menyahut malas

  "Apaan sih Zee,kamu masih dendam sama temen-temen mamah karna semalam ya?" Anin rasanya hampir tertawa saat mengingat Zee yang beberapa hari lalu pulang dari restoran lebih dulu dan berniat ingin tidur di kamar tapi keinginannya harus kandas saat dia bertemu dengan teman-teman arisan mamahnya, sialnya kenapa Anin harus menyuruhnya ikut duduk bersama mereka? Alhasil tante-tante itu bertanya banyak hal kepadanya dari mulai hal kesukaannya bahkan sampai menanyakan statusnya,parahnya tante-tante itu membandingkan dirinya dengan anak-anak mereka dan itu tentu membuatnya kesal setengah mati, apalagi tante-tante itu baru pulang saat saudari-saudari nya yang lain pulang kerja,pupus sudah harapan tidur siangnya

Senyum Yang Sirna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang