01

305 37 7
                                    

Kaki beralaskan pantofel itu berlari kencang ke arah IGD, menghiraukan umpatan orang-orang yang ditabraknya sepanjang koridor. Hatinya gelisah kala mendapat kabar bahwa sang kekasih hati tengah terbaring lemah karena kecelakaan tunggal yang dialami.

Hal itu tentu sangat membuat siapa saja terguncang. Bayangkan, kalian masih berbagi kemesraan pada pagi hari lalu siangnya kau malah mendapatkan kabar bahwa orang yang sangat kau cintai mengalami insiden mengerikan. Siapa yang tidak syok? Itulah yang dirasakan pria pemilik asli nama Min Yoongi. Saat tengah fokus pada pekerjaan, tiba-tiba ponselnya berdering yang rupanya dari pihak rumah sakit yang mengabarkan bahwa istri yang sangat dicintainya kecelakaan dan kritis.

Maka tanpa berfikir apapun lagi, segera ia berlari pergi meninggalkan semua pekerjaannya. Bahkan meeting yang seharusnya dilaksanakan beberapa saat lagi ia tidak pedulikan. Fokusnya hanya satu, kondisi sang istri.

Perlahan Yoongi mengurangi kecepatan berlarinya kala sosok berjas putih tertangkap netra keluar dari ruangan yang menjadi tujuannya.

"Dokter!" Panggilnya, membuat dokter yang hendak meninggalkan ruangan pun mengurungkan niatnya dan menoleh untuk melihat si pemilik suara.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?"

"Ah, Tuan Min. Begini, kondisi Dokter Park sangat parah! Beberapa tulang rusuknya patah karena kerasnya benturan. Dan.. salah satu patahan itu sudah menggores paru-parunya." Jelas sang dokter.

Yoongi yang mendengarnya tentu langsung lemas. Kaki yang dibawanya berlari seketika lunglai seperti tak bertulang. Otak jeniusnya tiba-tiba kosong. Perlahan ia mundur dan menjangkau dinding yang berada dibelakang tubuhnya. Menopang diri sendiri yang hendak terjatuh karena tidak bertenaga.

Melihatnya, dokter pun sontak meraih sebelah tangan Yoongi untuk menahan beban tubuh suami dari rekan kerjanya. Dengan raut sendu ia menatap seolah turut merasakan apa yang sosok pucat tersebut rasakan.

"Tuan baik-baik saja?" Tanya dokter dan diangguki oleh Yoongi.

Berusaha mengumpulkan tenaga, Yoongi perlahan melepaskan tangan dokter yang berada di lengannya dan mulai kembali bertopang kaki. Ia harus melihat sang istri dan memastikan pujaan hatinya baik-baik saja terlepas dari penjelasan yang diberikan dokter.

"Boleh saya masuk menemui istri saya?" Lirih Yoongi menatap manik sang dokter.

"Silahkan, Tuan!"

"Terimakasih."

•••

Yoongi berjalan perlahan mendekati tubuh mungil nan rapuh yang terbaring tak berdaya di atas bed dengan ventilator yang terpasang.

Air mata terus berlomba keluar dari mata kucing miliknya seiring dengan langkahnya yang juga semakin dekat dengan bed sang istri. Mendudukkan diri di kursi sisi bed dengan tangan terulur menggenggam tangan kecilnya yang terbebas dari infus.

"Sayang, hei! Ini aku, Yoongi!" Pria Min itu menunduk dan mengatur nafasnya yang berantakan karena menahan tangis. "Bertahan ya? Kau sudah berjanji akan menemaniku sampai kapanpun. Kau tidak boleh meninggalkanku."

Yoongi terdiam sejenak, perlahan bangkit dari duduknya dan mengecup pelan kening sang istri. "Maafkan aku karena tidak bisa melindungimu!" Bisiknya lembut.

Tak berapa lama, sepasang mata cantik yang semula terpejam kini perlahan terbuka disertai dengan lenguhan panjang dan panggilan lirih.

"Eunghhh~ Yoongi?"

Mendengarnya, Yoongi pun kembali mendudukkan diri dan menggenggam erat tangan mungil itu. Senyumnya mengembang dengan raut kelegaan yang kentara.

"Sayang, kau sudah sadar? Iya, ini aku."

Hargai Aku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang