Part 3 - Pertemuan

251 34 4
                                    

Setelah menyelesaikan pekerjaannya sore itu, Tata sempatkan ke perpustakaan sebentar, hingga adzan maghrib membuyarkan fokusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya sore itu, Tata sempatkan ke perpustakaan sebentar, hingga adzan maghrib membuyarkan fokusnya. Tata pun bergegas merapikan buku yang dipinjamnya lalu pergi ke mushola terdekat untuk sholat.

Setelah sholat, Tata pun segera menuju kafe tempatnya bekerja, tentu saja dia menyanyi. Lagu demi lagu ia nyanyikan dengan lancar, namun di lagu terakhir, tiba-tiba Tata merasakan pusing di kepalanya. Tata berusaha menahan sakit dan menyelesaikan lagunya.

🎤🎤🎤
Aku cinta kepadamu
Aku rindu dihatimu
Namun ku keliru
Telah membunuh
Cinta dia dan dirimu

🎤🎤🎤Aku cinta kepadamu Aku rindu dihatimu Namun ku keliru Telah membunuh Cinta dia dan dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepukan tangan terdengar riuh dari pengunjung kafe. Tata tersenyum dan perlahan menjauh dari keramaian. Ia duduk sejenak merasakan pusing yang kian menjadi. Namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, maka ia harus segera pulang.

Meski harus menahan rasa sakit di kepalanya, hari ini Tata merasa lega karena ia menerima gaji dari dua tempat sekaligus. Setidaknya uang SPP adiknya bisa ia lunasi.

Sepanjang perjalanan pulang, pikirnya tidak fokus. Kepalanya terlalu berisik dengan banyaknya beban hidup yang kini ia pikul sendiri.

Brakkkk...

Suara itu terdengar begitu nyaring, Tata menabrak pria tua yang sama-sama mengendarai motor. Untungnya pria itu baik-baik saja. Bahkan dia yang mengkhawatirkan Tata.

"Apa neng baik-baik saja?." tanya pria itu panik.

"tidak apa-apa pak, saya baik-baik saja Alhamdulillah." jawab Tata bohong, nyatanya ada luka di bagian kaki dan tangannya yang membuatnya meringis karena rasa perihnya.

Pria itu pun membantu menaikkan motor Tata yang sudah ambruk, dan menghampiri Tata yang sudah di pinggir jalan.

"Bapak sendiri baik-baik saja? Ada yang luka pak? Maafkan saya pak..." ucap Tata tidak kalah panik.

"Saya juga baik-baik saja neng, ini musibah neng, jadi jangan terlalu merasa bersalah."

"Bapak pulang kerja ya?"

PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang