Author : Uchaa
Story editor : Fara Ramadhani
Ilustrasi : @ssagiita_design
Desain cover : Goresan Cerita
Hidup penuh luka dan Air mata tak membuatnya menyerah, hinaan bahkan kebencian tak menyurutkan semangatnya untuk tetap bertahan dalam dunia yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mengetahui kondisinya, Tata terdiam begitu lama di dalam mobil Novia. Tata masih berusaha mencerna perkataan dokter tentang penyakitnya, setelah lama menahan tangis, air matanya pun luruh membasahi pipi.
Banyak kemungkinan yang ia takutkan terlebih mengingat Farzan-adiknya. Apakah Tata mampu membersamai adiknya itu lebih lama?
Novia yang melihat Tata menangis pun membawa ia dalam pelukannya, ia usap lembut punggung Tata agar merasakan ketenangan. Bukan membuat tangisannya mereda tapi sebaliknya, tangisan Tata semakin terisak dan terdengar begitu menyakitkan.
"Ta... tenang ya, ada aku di sini, aku bakal ada terus buat kamu. Farzan juga akan selalu ada buat kamu. Jangan merasa sendiri Ta, bagiin rasa sakitnya ke aku juga." ucap Novia yang turut menahan tangisnya sedari tadi.
Setelah merasa tenang, Tata melepas pelukan Novia. Terlihat menyakitkan sekali melihat kondisi Tata dengan mata yang begitu sembab karena terlalu lama menangis.
"Ta... pokoknya harus semangat ya! Besok aku temenin buat periksa lagi ya ke dokter lain."
Tata terharu melihat ketulusan Novia, ia sangat bersyukur selain punya Farzan ia punya sahabat sebaik Novia.
"Nop jujur aku takut banget, gimana kalau hasilnya sama? Aku harus apa? Farzan masih butuh aku, aku takut Nop..." Tata mulai mengungkapkan kekhawatirannya.
"Heh lihat aku Ta, tenang ya tarik napas dulu. Ta... jangan takut, kamu punya Tuhan Ta... nggak seharusnya kamu gini. Dengan kamu seperti ini sama aja kamu meragukan kemampuan Tuhan." nasihat Novia yang seketika menyadarkan Tata, ya kenapa ia begitu takut? Padahal dia punya Tuhan. Takdirnya pun sudah tertulis ribuan tahun sebelum ia ada di dunia, kenapa masih setakut itu dengan takdir yang belum terjadi?
Tata mengusap sisa air mata di pipinya, ia menarik napas begitu dalam, mengeluarkannya perlahan sembari bergumam "Astaghfirullah..." dalam hatinya, ia sangat menyesali sikap khawatir yang berlebihan tadi.
***** Malam kian larut, kondisi Tata sudah terlihat tenang. Novia pun mengantarkan sahabatnya itu pulang ke rumahnya, Farzan adik Tata juga sepertinya sudah sangat gelisah karena kakaknya masih belum pulang padahal malam sudah sangat larut. Ia pasti khawatir terjadi sesuatu pada kakaknya.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka tiba di rumah Tata, terlihat Farzan yang tengah menunggu di teras rumah bersama sepupu Novia dengan wajah yang begitu gelisah.
"Kak Tata dari mana aja? Kakak baik-baik aja kan kak? Nggak biasanya pulang selarut ini kak." pertanyaan Farzan yang bertubi membuat Tata kebingungan menjawabnya. Ini pertama kalinya Tata pulang selarut ini, biasanya walaupun terlambat pulang tidak sampai semalam ini. Malam sudah pukul 23.40 ya sudah sangat larut bukan?