PROLOG

133 11 5
                                    

Seorang pemuda tengah terburu-buru keluar dari rumahnya, sebentar lagi pukul 8 pagi dan dirinya masih berada di rumah. Benar, pemuda ini tengah terlambat untuk datang sekolah.

"Ck, aku tidak akan begadang lagi jika seperti ini," gerutunya.

Sudah dipastikan dirinya terlambat dan juga dirinya pasti akan mendapatkan omelan dari sahabatnya nanti.

Kini pemuda yang kita sebut saja Gavi, atau Pablo Gavi, tengah berlari agar cepat sampai sekolah.

.
.
.

Gavi tengah berlari mengitari lapangan sepakbola milik sekolah, dirinya dihukum tentu saja. Tidak apa-apa daripada harus membersihkan toilet, ew itu menjijikan bagi Gavi.

"Gavira!" teriak seseorang memanggil namanya.

Gavi menoleh, ia tau jelas pemilik suara itu. Sahabatnya, Pedri. Orang terpenting dalam hidup Gavi. Ia menyukai pemuda itu, dirinya juga tidak tau kapan perasaan itu tumbuh. Gavi tak akan mengungkapkan perasaannya, cukup bisa dekat dengan Pedri saja tidak apa-apa, begitulah prinsip Gavi.

"Begadang karena bermain PS lagi 'kan?"

"Maaf, Pedri." Gavi cemberut, ini satu-satunya cara agar Pedri tak memarahinya. Dirinya memang nakal, tapi jika untuk Pedri dirinya akan menjadi anak baik-baik, dasar.

Pedri memutar bola matanya malas. "Berhenti memasang muka cemberut. Duduklah, aku membawakan mu air."



tbc~

nah ini dia pedri dan gavi hehehheheheheheh

gak tau ya ini apa, gak tau juga bakal dilanjut apa enggak awokwokwok

Trust Me [PedriGavi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang