Bab 3

134 12 5
                                    

Malam ini Pedri tengah terduduk sendiri di taman skateboard, memperhatikan setiap gerakan orang-orang. Tak menghiraukan dinginnya angin malam. Bukan, ia tak sedang gundah atau apa. Ini memang kebiasaan Pedri, jika merasa bosan dirinya akan datang ke taman.

Pemuda itu memperhatikan sekeliling dengan seksama, menelpon Gavi untuk datang menemaninya, tetapi sepertinya Gavi sedang memiliki kesibukannya sendiri bersama teman-temannya yang lain.

Menyandarkan punggungnya pada kursi taman. Sesekali memainkan ponsel menghilangkan rasa bosan. Tanpa Pedri sadari seseorang datang mendekat padanya.

"Sendiri?" tanya orang tersebut, duduk di samping Pedri. Yang dipanggil menoleh dan tersenyum hangat. "Hai Elena," sapa Pedri dengan menganggukkan kepalanya.

Elena, adalah teman dekat Pedri dari sekolah menengah pertama, dan saat memasuki menengah atas keduanya berpisah. Pedri dan Gavi pergi ke sekolah yang sama, dan Elena memutuskan untuk pergi ke sekolah elite lainnya.

"Bagaimana kabar Gavi?" tanya Elena. Sebab gadis tersebut tau betapa dekatnya Gavi dan Pedri meskipun kepribadian keduanya begitu kontras.

Ketika nama Gavi disebut, seutas senyum terukir di wajah Pedri. "Ya Gavi tetaplah Gavi. Anak itu masih suka berbuat hal aneh di sekolah," ucap Pedri diakhiri gelak tawa.

Keduanya berbicara banyak hal, tentang masa sekolah, dan tentang bagaimana lucunya Gavi saat ada seseorang yang menjahilinya. Elena dan Pedri memiliki komunikasi yang baik, hanya saja keduanya jarang bertemu, dan kebetulan malam itu Elena melihat Pedri yang tengah duduk sendiri.

"Aku masih terbayang alis menukik Gavi ketika dirinya marah." Elena tertawa mengingat betapa lucunya ekspresi Gavi saat itu. Saat ada anak sekolah lain menghadang mereka bertiga.

"Dan ekspresi itu dirinya pertahankan sampai sekarang," canda Pedri, keduanya kembali tertawa bersama. Jika orang tidak mengetahui hubungan keduanya, maka mereka akan mengira keduanya adalah sepasang kekasih.

Malam itu Pedri habiskan berdua dengan Elena, membicarakan segala hal. Tertawa bersama, hingga malam semakin dingin.

"Ayo aku antar pulang," tawar Pedri, dan Elena dengan senang hati menerima tawaran tersebut.

"Sudah lama kita tidak berbicara seintens ini," celetuk Elena. Pedri mengangguk. Berjalan beriringan ditemani sibuknya kota Barcelona.

"Dan dirimu tidak banyak berubah," tambahnya. Dan lagi-lagi Pedri hanya mengangguk dan tersenyum.

"Benar. Aku tetap tampan seperti dulu." Pedri menjawab, setelah sebelumnya hanya mengangguk saja.

"Ah sialan," cibir Elena.

Keduanya berjalan dengan tenang, tak ada pembicaraan yang penting. Hening menemani. Pedri dan Elena memang memiliki sifat yang hampir sama, tidak banyak bicara jika tidak penting. Mungkin itu alasan keduanya dekat. Dan Gavi adalah pembeda diantara mereka.

"Kita sudah sampai. Terima kasih Pedri. Lain kali ajak Gavi juga." Elena melambaikan tangan pada Pedri.

"Tentu. Sampai jumpa." Pedri membalas lambaian tangan Elena, dan segera pergi ketika memastikan Elena sudah masuk ke dalam rumah.

tbc~~
pendek dulu eak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trust Me [PedriGavi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang