Jevan melempar tubuh kecil Jenan itu ke atas kasur.Jevan membuka ikat pinggangnya,lalu membuka kancing kemeja nya di bagian atas
Jenan semakin mundur saat Jevan mulai mendekati nya,tubuhnya teropojok oleh sandaran kasur
"kk-kak...Jen-jenan nga-ku sal-salah..hiks.."
Jenan sudah sangat sesegukan bahkan matanya pun sudah memerah.
Jevan tak menghiraukannya,kini wajah keduanya sangat dekat,sehingga Jenan hanya bisa menundukkan pandangannya.
"sayangnya kamu udah terlambat Jenan"
Jevan mulai membuka paksa kancing seragam Jenan dengan kasar
"kak...Jenan mohon..hikss"
Tenaga Jenan jelas tak sebanding dengan Jevan,apalagi ia sedang dalam keadaan marah.
"DIEM JENAN."
Jenan terus menolak ini
"ngga mau kak...hikss.."
Seketika memori 2 thn lalu kembali terputar saat dirinya hendak di lecehi oleh Javin.
Keadaan yang ia alami sangat mirip seperti saat itu ia di paksa untuk membuka bajunya.Apalagi Jevan sangatlah mirip dengan Javin membuat Jenan semakin jelas mengingat kejadian saat itu.
Jevan berhasil membuang baju Jenan dari tubuh Jenan.Jenan semakin menangis,ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya,karna ia hanya menggunakan celana sekarang.
Jevan melanjutkan aksi nya untuk membuka sisa kancing yang masih tertaut itu.
Api sudah sangat membara di dalam tubuhnya.Bahkan ia sudah tidak memperdulikan Jenan yang sudah benar-benar terisak sekarang.
Setelah membuka kancingnya,Jevan membiarkan kemejanya itu tergantung di tubuhnya.
Jevan menarik selimut di tubuh Jenan,tentu saja dengan mudah itu dapat terlepas dari tubuh Jenan.
Jevan menidurkan tubuh Jenan paksa sampai Jenan tak bisa keluar dari kurungan Jevan
Jevan menahan kedua pergelangan tangan Jenan dengan satu tangannya,dan satunya lagi menyurai rambut Jenan dengan lembut.
"Jenan,kamu harus belajar menerima konsekuensi dari apa yang kamu perbuat"
Jenan menggeleng sambil terisak,tapi Jevan tak memperdulikan itu.
Jenan sudah tak tahan lagi,wajah lelaki di atasnya ini benar-benar menyeramkan.
"kak...Jenan takut...."lirihnya sambil menutup mata
Jenan tak berani menatap wajah pria itu.
Semua bayang-bayang itu semakin jelas terputar di ingatan Jenan
"kakak...hikss...ampun...hiks"
tangisnya semakin kencang
"kakek...Jenan takut..."
Tiba-tiba Jevan merasa semua api yang menyala tadi padam
Jevan lalu melepas tangan Jenan,ia seperti orang kesetanan tadi
Jenan langsung menutup wajahnya dan menangis sekencang mungkin,ia sudah tidak bisa menahannya,ia sudah benar-benar takut.
Jevan menyisir rambutnya kebelakang dengan kasar,membayangkan apa yang baru saja ia lakukan,ia hampir saja melakukannya.
Walaupun ia adalah suaminya tapi tetap saja Jenan masih di bawah umur untuk melakukan itu.
"Aarghh"Jevan frustasi
Ia langsung meninggal kan kamar itu,ia tak tahan mendengar tangisan Jenan,semakin ia mendengarnya semakin ia merasa bersalah.
__________
Jevan membuka pintu kamar itu,menampakkan Jenan yang sudah terlelap dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hanya menyisakan kepala saja.
Jevan menutup pintu itu lagi,ia tak ingin tidur dengan Jenan.
Jevan menghembuskan asap rokok itu,ia duduk di balkon kamar tempatnya malam ini,ia menyenderkan kepalanya di dinding.
Jevan bukan lah tipe orang perokok,namun saat situasi menjadi gila seperti ini,ia akan melakukannya.
Merenungi apa yang ia lakukan tadi Jenan hanya melakukan kesalahan kecil tidak seharusnya ia melakukan itu pada Jenan.
Secara tidak langsung Jevan telah menjadikan Jenan bahan pelampiasan atas ke stresannya akan masalah di kantor itu.
Jevan mematikan rokok itu,ia menumpukan kedua siku pada lututnya lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan.
Jevan mulai menitikkan air matanya.Ia sangat keterlaluan,Jenan sudah memohon berkali kali tapi tak di hiraukan.
Bahkan sampai Jenan meminta ampun?benar-benar tega.
Ngga ada wiu wiu nya Jenan masi anak sekola🙅♀️
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
JevanoJenan
RomanceSeeorang CEO tampan yang di jodohkan dengan lelaki kecil berusia 18 tahun karna wasiat