Chapter 14

102 30 1
                                    

Oh, aku bisa melakukan ini sepanjang hari.

Dan Tartaglia memang melakukannya sejak ia memutuskan untuk memposting tentang kekasihnya, tentang kegiatan mereka berdua, tentang keduanya. Semuanya.

Biasanya ia hanya akan membagikan tentang kegiatan hariannya, tempat yang ia kunjungi, dan teman-temannya yang sejak awal ia tahu pasti akan cukup menarik perhatian banyak orang; tapi kali ini tidak, dia memutuskan untuk ikut memasukan [Name] ke dalam kegiatan hariannya yang menyenangkan.

Karena waktu bersama gadis itu memang selalu menyenangkan.

Bagi Tartaglia, ini adalah cara untuk menunjukkan betapa pentingnya [Name] dalam hidupnya. Setiap momen bersama gadis itu selalu menyenangkan, selalu penuh dengan tawa, dan dia ingin dunia tahu betapa bahagianya dia ketika berada di sampingnya. Setiap foto yang diambil, setiap kata yang ditulis, semuanya dipenuhi dengan perasaan yang tidak bisa dia sembunyikan lagi.

Walaupun Diluc berkata ia sangat konyol, Kaeya berkata dia terlalu berlebihan, dan Wriothesley yang mengira dirinya sudah gila, Tartaglia tetap melalukannya sepenuh hati. Bagaimana pun, ini lebih dari sekadar membagikan momen, ini adalah cara untuk menjaga [Name] tetap dekat dengannya meskipun kadang-kadang jarak atau kesibukan membuat mereka tidak bisa selalu bersama. Itu adalah caranya untuk mengatakan kepada dunia, dan terutama kepada dirinya sendiri, bahwa [Name] adalah bagian dari dunianya, bagian yang tidak bisa dia lepaskan.

"Dan lagi-lagi dia tertawa seperti orang gila," sembur Wriothesley segera setelah ia menyeruput tehnya.

"Kaeya, mungkin kau harus menariknya ke Rumah Sakit Jiwa sekarang," celetuk Diluc usai ia meletakan jus anggurnya kembali ke atas meja.

Kaeya tertawa. "Kau benar. Ini mengkhawatirkan."

"Membicarakan tentang kegilaan," kata Tartaglia tanpa melihat ke arah keempat kawannya itu. Dia mendengus dan tersenyum miring. "Aku mendapatkan balasan yang luar biasa terdengar gila."

Ketika Tartaglia akhirnya menoleh kepada mereka, dia segera menunjukkan salah satu cuitan dalam postingannya :

Ketika Tartaglia akhirnya menoleh kepada mereka, dia segera menunjukkan salah satu cuitan dalam postingannya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"... siapa?"

Tartaglia menggidikkan bahunya dan tersenyum geli. Ini pertama kalinya dia mendapat cuitan seperti ini dan ia bingung harus bereaksi seperti apa.

Tartaglia terdiam sejenak, memandangi layar ponselnya dengan senyum yang masih menggantung di bibirnya. Dia baru saja menunjukkan cuitan anonim itu kepada teman-temannya, tapi bukannya merasa terintimidasi, dia malah merasa geli. Bagaimana mungkin ada orang yang begitu terobsesi dengan kehidupannya hingga terganggu oleh kebahagiaannya sendiri? Lagi pula, dia pun tidak mengenal siapa orang dibalik akun tersebut.

Sementara itu, Diluc dan Kaeya saling bertukar pandang, seolah mencoba memahami apa yang ada di pikiran Tartaglia. Wriothesley hanya menggelengkan kepala dan meneguk sisa teh di dalam gelasnya.

[18+] Unintended Romance: The Confession That Went Wrong | Tartaglia x Reader!AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang