Kejutan Sebenarnya

83 13 0
                                    

HAPPY READINGG!!!














Begitu cepat hari berganti, tak seperti dulunya. Hari terasa lama. Pagi itu Lindung bangun dengan segar dan semangatnya. Hari menunjukkan pukul 05.40 pagi, Lindung mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Ia amati ibunya, sedari tadi sibuk sekali menata rumahnya, memasak tak tertinggal. Lindung heran, tak seperti biasanya sekarang ibunya malah terlihat sangat sibuk. Seperti akan ada seseorang yang datang?

"Ibu kenapa sibuk banget? Nggak biasanya yang cuman masak aja?"

Lindung penasaran, apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa akhir-akhir ini terasa aneh.

"Kamu lihat saja nanti, Ndung."

"Ngomong-ngomong, nanti kamu pulang cepat, kan?

"Iya, Bu. Ini kan udah mau akhir pekan. Jadi palingan aku pulang jam 10 an."

"Memangnya ada apa, Bu? Lindung penasaran banget."

Ntah mengapa ibunya membuat penasaran saja. Tidak mau mengatakan tetapi selalu membahas.

Kegiatan rutin pagi seorang pelajar tentu berlanjut setiap paginya. Bangun, dan sekolah. Teruslah begitu.

Pagi itu Lindung berjalan menuju jalan raya, suasana asri di lingkungannya terasa sangat menyegarkan pikiran. Walau rumahnya di dalam gang, namun di dalamnya terdapat suatu ketidak terdugaan. Siapa yang menyangka. Tak lagi terlambat seperti sebelumnya, Lindung berjalan santai menikmati suasana pagi.

Tak lupa iya menyapa orang-orang yang ia temui. Ramai. Ternyata bukan hanya dia yang punya kegiatan. Wanita-wanita paruh baya pun tetap semangat berkegiatan.

Melihat suasana orang tua yang sedang bekerja, Lindung teringat akan masa tuanya kelak. Di mana ia berada, di mana tempat tinggalnya, suasana seperti apa. Memikirkannya membuat dirinya bergejolak sekaligus takut.








***







"Selamat pagi anak-anak, hari ini bapak izin terlambat. Karena Bapak
ada kegiatan lain yang mengharuskan Bapak berada di sana. Bapak menjadi juri di SMP Gemilang Sendiaka. Harap tunggu Bapak ya anak-anak."

06.40

Tulis guru itu di grup khusus mata pelajaran PKN.

Bagaimana anak-anak itu bergembira setelah membaca pesan tersebut. Padahal gurunya tak menulis "Saya tidak akan datang."

"Udahlah, tulis aja "Bapak tidak bisa hadir". Emang acara jadi juri itu sebentar apa."

Bumi menjelaskan dengan penuh kegairahan. Sepeti yakin sekali gurunya tak akan datang.

"Nggak mungkin deh, Bum. Biasanya Pak Abdan nggak pernah bohong. Kamu taukan, dia tegas."

Ya, guru itu seorang guru yang tegas. Namun tak mempersulit muridnya. Gurunya akan serius ketika menjelaskan. Tetapi ketika muridnya tidak membuat tugas, atau pun buku atau tugasnya tertinggal Pak Abdan akan memaafkan dan tidak pernah menghukum sama sekali.

Tapi lain lagi ketika ia sedang mengajar. Terasa sangat menyiksa. Tugas yang ia berikan lumayan rumit. Mungkin karena itu gurunya juga tidak terlalu mempersulit muridnya ketika tak membuat tugas.




"Selamat pagi anak-anak"
Suara yang terdengar dari pintu dan membuat seluruh murid menoleh ke sumber suara.

Lindung menepuk pundak Bumi yang membelakangi pintu kelas, seraya menunjuk ke arah yang bersuara.



Untuk, 5475 | JAYWON (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang