italic = flashback
───⋅•⋅⊰∙∘☽ ✦ ☾∘∙⊱⋅•⋅───
Kuatnya suara tamparan menggema di sebuah ruangan megah. Yang ditampar jatuh terduduk sembari memegangi pipinya yang kebas, ada jejak robekan di sudut bibirnya. Tapi ia tidak pernah membenci seseorang yang berdiri dengan amarah di depannya.
Ia justru berusaha agar tetap menampilkan senyuman terbaiknya. Ia tidak suka memperlihatkan kelemahan di depan orang yang ia cintai. Ia tidak ingin dikasihani, meski nyatanya mereka tidak pernah mengasihaninya.
Arien, pemuda itu adalah Arien. Arien Carish. Putra kedua dari Duke Carish yang tidak pernah dianggap. Sebab kehadirannya yang tidak pernah diinginkan oleh siapapun.
"Karena ulah ibumu dan kau! Istriku tiada! Kenapa kau harus hadir di antara keluargaku, sialan!"
"M-maaf, Ayah ...." Arien berusaha menggapai kaki Duke. Namun, dengan teganya Duke Carish langsung menendang Arien.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu. Pengawal!" Pengawal kemudian menghampiri Duke dengan tergesa. "Kurung dia di paviliun selatan. Dan jangan pernah biarkan anak itu menginjak paviliun utara."
"Baik, Duke."
Setelah itu dan hari-hari selanjutnya Arien harus tinggal di paviliun selatan. Tempat yang biasa digunakan untuk gudang dan dapur. Bahkan kamar-kamar para pelayan masih jauh lebih bagus dari tempat Arien saat ini.
Arien menghabiskan waktunya berdiam di kamar. Tidak pernah sekalipun keluarganya mengunjungi. Sampai saat dua tahun berlalu, ada seorang gadis kecil menyasar ke tempatnya.
Dia adalah Cyaara Carish. Putri bungsu dari Duke Carish. Putri yang sangat disayangi karena wajahnya yang mirip dengan mendiang istrinya, Duchess Eilish.
Pertama bertemu, Cyaara tidak pernah takut menyapa Arien. Ia langsung memanggilnya dengan sebutan adik kepada kakaknya. Dengan ceria ia bahkan memeluknya. Entah dari mana gadis kecil itu tau jika Arien juga kakaknya.
Sejak itu juga mereka saling dekat. Seringkali bermain bersama. Menemani gadis kecil yang sering merasa kesepian.
"Kakak! Ayok, masuk!" Cyaara melambaikan tangannya kepada Arien. Mengajak kakak keduanya itu untuk masuk ke dalam bilik kamar mendiang duchess terdahulu.
"Tidak apa-apa, Kak Arien. Aku mengizinkan. Ayok, masuk!"
Tangannya ditarik memasuki bilik kamar yang indah. Terasa hangat di dalam sana. Nyaman, Arien suka. Bukan karena kemewahannya, tapi ia seolah merasa mendiang duchess seolah menyambutnya juga dengan senang.
Hubungannya dengan mendiang duchess memang baik. Wanita itu memang kepalang baik hati. Dengan lapangnya menerima kehadiran Arien di tengah-tengah penolakan yang dilakukan Duke Carish dan Asher.
Mereka memang jarang berinteraksi dengan dekat. Tapi ketika pandangan mereka bertemu, terdapat ketulusan yang bisa Arien lihat. Ia seolah bisa merasakan kasih sayang ibunya dulu.
Kasih sayang Reana padanya. Meski hanya sekejap. Sebelum wanita itu juga meninggalkan dirinya sendiri.
"Siapa yang mengizinkan dirimu untuk berada di sini, sialan?"
───⋅•⋅⊰∙∘☽ ✦ ☾∘∙⊱⋅•⋅───
Arien kini berada di taman. Ia ingin berada di sana. Melihat bagaimana senja perlahan tenggelam di makan gelapnya malam. Ia mengeratkan jubahnya ketika merasa suhu semakin turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Rewrite The Star
Fantasy╰⪼pair : Jeongshi, Kyuyosh, Kyuhoon ft. Wonyoung ᘛ transmigrasi, kingdom, mpreg ᘚ Awalnya Yeraz hanya merasa kasihan-tidak, ia bahkan merasa galau-karena ending dari cerita yang baca berakhir sangat tragis. Tapi ia tidak menyangka, sekarang ia malah...