Deo dan Hidup peliknya

105 9 1
                                    

Jena mendekatkan langkahnya
tangannya seketika ditarik Alvian

"Maya, kemana Maya?"
maya mendekat diberang kursi Alvain, menghampiri gadis yang menjadi fokusku sejak awal setelah Deo,
dengan bincang ringannya mereka saling bertegur sapa, dan kudapatkan dia juga berbicara singkat dengan laki-laki disebelahnya.

Melihat lamunanku, alvian mendorong ringan Pundakku dan menyadarkan aku akan hal yang baru saja terlihat didepan mataku.

Alvian : "mau makan bareng"?

Jena : " enf, eng, ngga perlu, aku sama temanku" , sembari menunjuk Maya yang tengah sibuk tertawa, dan kembali fokusku tertuju pada sepasang mata coklat yang tengah asik memainkan ponselnya.

seakan sadar Alvian seketika membuka pembicaraan, "kenalin nih Jen temen baru gue"

mereka semua saling menyapa dan berjabat tangan dengan ku, tak terkecuali Wanita cantik dengan rambut berkucir kuda dan kulit kuning langsat  didepan sana ikut mengulurkan tangannya dan menyebutkan Namanya dengan tegas "ALUNA" , kusambut tangannya dan kuperkenalkan namaku "Amora Jenaika".

aku menunggu seseorang disampingnya mengulurkan tangan, tapi tak kunjung ada.
Kembali menunggu sejenak, namun tetap tak ada dan Alvian langsung menyebutkan satu nama "DEO, DIA DEO"
"oh i..iyaa" kataku gugup

senggolan bahu Wanita disamping Deo seakan menyadarkan Deo akan sosok aku didepannya, lalu dia menyebutkan "Hai" tanpa ada tangan yang  bisa aku sambut, hanya lirikan sekilas saja dari mata teduh itu.

jangan tanya keadaan ku, walau seperti patung yang sangat kaku aku tetap mencoba tersenyum.

Aku dan Maya pamit izin meninggalkan Alvian dan teman-temannya

————————————
muncul banyak tanya dalam diriku,
Siapa wanita disamping Deo?
Mereka terlihat dekat
Lalu apanhububgan Maya dengan mereka?
Sepertinya sudah mengenal lama

seakan bisa membaca pikiranku, Mayapun ikut bersuara

"Diorendra Hadianta mahasiswa tehnik Elektro semester III, lulusan dari SMA Negeri 1 Bandung, laki-laki cerdas  tapi seperti kulkas"

"Aluna Sakira, Wanita cerdas dengan jurusan dan lulusan yang sama seperti Deo, dimana ada Deo disana ada Luna mungkin bukan hal baru untuk semua orang yang sudah mengenal mereka"

"ada yang mau diketahui lagi, ibu Jena" , Maya menghadapku dengan penuh curiga

"aku ngga bilang apa-apa loh may, kamu sendiri yang menjelaskan" ucapku seakan menolak penjelasan yang telah jena berikan

Jena melayangkan telunjuk dikepalaku, "tapi disini loh itu penuh Jen, kamu naksir Deo ya? "  nada suaranya meninggi seakan tak percaya denga napa yang dia sadari

kututup rapat mulut Maya hingga dia kesulitan bernapas, lalu kehempaskan tanganku ketika Maya mulai tenang "ga ada naksir-naksir ya May, Cuma emang aku perlu banyak penjelasan dari kamu soal Dia"

________________
Rumah Jena

Jena : " kamu hutang cerita banyak sama aku may, aku mau tau semua hal tentang Deo yang kamu ketahui"

Maya : "aduduuuh seorang Amora Jenaika mulai nanyain tentang laki-laki nih, akankah benih-benih cinta dan calon pacar akan segera muncul kepermukaan"

Jena : " aku serius may, anggap saja iya aku ingin tahu lebih banyak tentang dia"

Maya : "oke"
(maya menghempaskan badannya ke Kasur king size milik Jena dan mengambil boneka beruang untuk dia peluk)

Deo itu temen SMA ku kita dari satu SMA yang sama, sebenernya aku ngga terlalu kenal dekat ya, karena seperti yang kamu lihat dia dingin dan cuek walaupun cerdas, semua cerita dia kudapatkan dari Aluna orang terdekatnya dan juga teman sebangku aku waktu SMA.

Tentang Dek dan Aluna
sorry for this Jen, mereka memang dekat, sangat dekat, saling berbagi cerita bahkan dari SMP.
mama Deo udah ngga ada, dan selama mamanya ngga ada, aluna orang terdekat Deo yang selalu mendampinginya sampai saat ini.

Deo itu dingin dan ngga mau dekat dengan Wanita kalau ngga untuk hal-hal yang penting, semua orang tau itu, tapi dengan Aluna dia nyaman, dia manyandarkan kisahnya kepada Aluna

namun siapa sangka perasaan Deo ke Aluna ngga berbalas, tapi setelah Deo tau apa Deo menginggalkan aluna? tidak... dia tetap setia disamping Aluna walaupun sakitnya berasa banget pasti.

tapi kamu tenang aja, Aluna itu udah punya pacar dan tergolong serius hubungannya, jadi kesempatan buat loh masih ada, tapi yang buat loh bakalan kaget, pacar Aluna itu saudara tiri Deo.

ya setelah 3 tahun mama deo pergi, papanya memutuskan menikah lagi dan meninggalkan kota Bandung untuk mengubur kenangan yang menyakitkan untuk keluarga mereka, dan sekarang menetap di Banjarmasin mengikuti usaha papa deo begitu juga dengan kakak tirinya.

Deo ngga ikut, karena dia ngga mau meninggalkan rumah  peristirahatan terakhir mamanya disini dan aluna yang masih setia bersamanya walaupun sudah menjadi kekasih kakaknya. 

jena terdiam,
hatinya pedih selain karena kisah Deo , juga karena Aluna masih menjadi bayang-bayang deo
(Jena berjalan menuju balkon kamarnya dilihatnya Langit)
Jena begumam "Tuhan, bisakah aku menggeser posisi luna dalam hidup Deo"
"Beraaaat lirihnya"


Apakah Jena akan menjemput cinta pertamanya?
Bisakah dia mendekat ke Deo dengan sifat dingin pria itu?

Hai
Makasih ya udah mau baca sampai part 8 ini
Mau cek ombak, ada yang masih nungguin update ngga? Bingung mau lanjut atau ngga 🙃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Genggaman JenaikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang