Alvian Mahendra

60 5 0
                                    


Jika kalian bertanya siapa sosok Alvian
Maka bisa dikatakan dia orang pertama yang bisa mengerti semua bisingku, orang yang selalu menjadi andalan umi dan abi dalam menjagaku disekolah

Dengan pembawaanku yang pendiam tidak banyak orang yang bisa berteman dekat denganku karena kesulitanku dalam berinteraksi Alvian satu satunya orang yang bersedia meluangkan waktunya bahkan tanpa diminta.

Tapi itu dulu
Setelah 3 tahun lalu keluarganya memutuskan untuk pindah ke ibu kota

Flashback
Bandung, 01 Januari 2009

Jena : "Al..kamu beneran mau pergi?"

Alvian : "ya mau ngga mau Je ikut mama papa, tapi kalo kamu minta aku tinggal aku sih mau aja asalkan umi dan abi mau tampung aku dirumah
kamu", gelak tawa alvian mengikuti perkataanya.

Jena : "ngapain aku nahan kamu" (walaupun gejolak hati Jena menginginkan Alvian tetap disampingnya tapi apa daya Jena susah mengungkapkannya)

Alvian : (please tahan gue Jen kalo kamu emang ga mau gue pergi) nyatanya yang terucap malah "iyalah kamu siapa aku pake mau larang segala" (sambil menoyor kepala Jena)

Kepergian Alvian tentu membuat hidup Jena kembali kelabu, tiada tempat untuk Jena berkeluh kesah dan setiap hari hanya rumah dan sekolah tempat dimana dia meringkuhkan badannya, tak ada tempat lain yang dia kunjungi, bahkan untuk sekedar makan di café pun dia sungguh sangat malas, tidak ada acara teman-teman yang dia datangi, karena nyatanya berinterksi dengan orang baru akan menguras tenaganya.
Ya benar Jena kembali mengasingkan diri dengan dunianya.

Janji Alvian untuk terus berkomunikasi nyatanya tak berjalan sesuai rencana, ditengah kesibukan yang mereka jalani saat dibangku SMA dan juga masuk kuliah membuat kebersamaan yang mereka jalani terhenti di tiga tahun lalu.

Semua sudah berlalu Alvian sudah disini bersama Jena, tapi tetap ada yang kurang menurut Jena, apa daya bayangan laki-laki dengan mata coklat itu masih terus hinggap dipikirannya.

Pagi Hari, Halaman rumah Jena

tiiiiin...tiiiiinnnnn

"iyaa tunggu sebentar", suara Jena terdengar dari dalam rumah, terburu – buru dengan sepotong roti ditangan kanannya dan tumpukan buku di tangan kirinya

sesuai janji mereka semalam akan berangkat ke kampus bersama, karena Alvian berpindah kampus sama seperti kampus Jena saat ini

Alvian : "lama loh, lelet ga berubah dari dulu"
Jena : " sabar sih Al, ini juga udah cepet" , sembari menarik safetybelt untuk dipasangkan ketubuhnya

tiada perbincangan yang berarti selama perjalanan, Alvian hanya menyampaikan jika iya akan bergabung dengan jurusan tehnik elektro di Universitas Citra Himalaya

Jam Istirahat Kampus

Jena dan Maya melenggangkan langkahnya menuju kantin bude, tiba-tiba langkahnya terhenti, dia mendengar Namanya dipanggil

"Jenaaaa, Jenaaaa disini.....", teriak Alvian yang sedang duduk disudut kantin bersama keempat temannya

Jena menoleh, seketika kakinya menjadi kaku dan mulutnya membisu ketika dia melihat sosok yang ada didepan Alvian saat ini

"Diaaa...."
"Siapa wanita yang ada disebelahnya"... lirih Jena dengan lembut hingga tak dapat terdengar oleh Maya yang ada disampingnya"


Jena ketemu Deo?
Siapa wanita yang Jena lihat?

Terimakasih yang sudah mengikuti Jena dan Deo hingga part 7 ya
Main character akan mulai muncul nih
Siapa yang gak sabar ketemu Deo :)

Genggaman JenaikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang