Bab 03

171 20 9
                                    

Keesokan harinya

Rea telah siap dengan seragam sekolahnya, tampak rapi dan cantik.

Rea tersenyum lebar sambil menata rambutnya kembali.

"Cantik" dia tak bisa untuk tak mengagumi wajah raga yang ditempatinya. Seorang figuran aja make visual Zhao Lusi, lantas. Bagaimana para pemeran penting? Batinnya.

"Sayang" teriak mama dena memanggil nya.

"Iya mama, ada apa?" Tanya Rea membalas teriakan mama nya itu.

"Pacarmu udah nunggu. Cepat" balas mama dena .

Rea mengerutkan kening nya bingung . Pacar? Apa Reana memiliki pacar?

Tak mau mati kebingungan, Rea memilih mengambil tas nya dan berjalan ke lantai bawah, guna menemui pacar yang di maksud mama nya itu.

Di undakan tangga yang terakhir, Rea tertegun melihat wajah yang tak asing bagi nya. Ingatan ingatan asing bermunculan di kepala nya.

Rea memegangi kepala nya dengan sebelah tangan, sementara sebelah nya lagi memegang erat pegangan tangga.

"Sudah aku bilang, aku mau putus. Ngerti nggak sih hah?!"

"Nggak, aku gamau"

"Kau buta atau apa, jelas jelas aku selingkuh, kenapa kau masih tetap kukuh?!"

"Karena aku sayang kamu , aku_"

"Persetan dengan sayang, aku mau kita putus!!"

"Kamu mau kembali sama laki-laki brengsek itu hah?!"

Plakk

"Jaga ucapanmu"

"Kamu tak apa-apa?"

Suara lembut yang mengalun memasuki gendang telinga nya, membuat Rea tersadar. Gadis cantik itu reflek menghempaskan tangan yang memegangi bahu nya itu.

"A-h ya? Aku baik-baik saja" Rea segera mengendalikan diri nya sendiri, menjaga keseimbangan tubuh nya.

'Dia? Kenapa dia ada disini?' Rea bertanya tanya dalam batin nya, kenapa orang yang dikenal nya ada di sini?

Dan, dia pacar nya Reana?

"Ayo Sayang sarapan dulu, ajak pacar mu sekalian" celetuk mana Dena menggoda Rea, Rea tersenyum canggung

"Ayo" ajaknya bingung, bagaimana ia harus menyikapi kenyataan ini?

Rea berjalan ke meja makan , di ikuti oleh pacar nya. Saat Rea duduk, pacar nya juga duduk, tepat di sebelah Rea.

Keluarga Rea yang melihat itu terkekeh geli, apalagi melihat tingkah malu malu dari pacar Rea.

"Ciee, anak mama udah gede nihh cerita nya?" Alis mama dena naik turun , menggoda putri nya.

"Ekhem. Mari makan" mama dena mendelik pada suami nya yang mengganggu kegiatan nya menggoda sang putri.

"Nanti malam gaada jatah" gumam mama dena pelan, yang masih di dengar papa Mahen. Papa Mahen memelototkan mata nya tak terima.

Apa-apaan, kenapa jadi bawa bawa jatah?

"Sayang..." Bisik papa mahen pelan, sambil menoel noel paha istri nya di bawah sana

"Gaada, kamu udah bikin aku kesal" tolak mama dena yang membuat papa Mahen langsung cemberut.

"Yang romantis dong sayang, ambilin sarapan buat pacar kamu itu" celetuk papa Mahen yang membuat Rea, bang al, dan mama dena melotot kaget.

Transmigrasi : Love Ambition Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang