Bab 2

220 20 3
                                    

Setelah berabad-abad, Rea kembali membuka matanya. Pandangannya terlihat kosong sebelum tersenyum layaknya orang gila'.

"Gue transmigrasi? Asik" gumam Rea lalu berdiri dan berjoget ria, tanpa menyadari sosok yang sedang duduk di sofa yang tak jauh dari tempat tidur nya.

"Ekhem" orang itu berdehem, membuat Rea membalikkan badannya dan terpaku sesaat.

'woylah, kenapa pacar gw ada disini' batinnya sambil mengerjab ngerjab pelan.

"Ekhem" sekali lagi, orang itu berdehem keras, membuat Rea tersadar , dia menggaruk tengkuk nya sambil tersenyum bodoh.

"Hehe, em.. Abang?" Ujar Rea dengan kaku , takut salah.

"Hmm. Turun, Sarapan" jawab laki-laki itu meninggalkan Rea sendirian.

Rea mendatarkan wajahnya dengan bibir Komat Kamit membaca mantra alias umpatan.

"Sok dingin banget sih tu kutub, so iye"

Rea berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh wajahnya terliebih dahulu.

Ceklek

"Woahh, kamar mandi sultan ini" kagum Rea . Matanya meneliti setiap sudut kamar mandi . Kamar mandinya lebih besar , dari pada kamar gw dulu. 2× lipat dari ini kali yak? Atau 3×? Batinnya

Rea menggeleng kan kepala nya pelan, lalu mendatarkan wajahnya.

Ingat! Gak boleh alay, harus berkelas dan elegan.

Anjay , kumaha Cenah ketua? Wkwk

Untungnya Rea suka baca novel , jadinya dia tak bodo bodo amat saat menggunakan peralatan canggih para orang kaya itu.

.

Oke, mari kita jelaskan.

Novel yang Rea masuki berjudul 'love Ambition'. Cerita penuh ambisi seorang prontogonis laki-laki/ waria untuk mendapatkan cinta sang pujaan hati, yang tak lain adalah seorang laki-laki juga.

Tak mudah untuk Alexa–waria mendapatkan cinta dan perhatian dari Maikel–prontogonis lainnya. Hingga pada suatu acara, Alexa nekad mencampurkan afrodisiak pada minuman Maikel dan mengurungnya dikamar, hingga mereka bersetubuh, lewat jalur darurat tentunya wkwk . Kalo kata si Budi mah, kariestum.

Seperti kata orang tua dahulu,bila sesama jenis sudah berbagi liur, maka orang itu bisa langsung belok

Sama seperti Maikel yang awalnya membenci Alexa, malah balik mencintai pria itu.

Benar kata pepatah, benci dan cinta itu beda tipis rencang rencang.

Oke, segitu aja.

Kali ini, Rea tak bisa untuk tak kagum saat membuka lemari yang ada di sana.

Baju yang diimpi impikannya kini tertampang jelas di depan wajahnya. Rea tersenyum lebar sambil mengambil baju rajut dan juga celana kulot dengan warna senada.

Lemari itu sangat Korean style geys.

Rea berdecak kagum pada tampilan barunya, bila di dunianya dulu, dia tan skin, sekarang dia memiliki kulit yang super glowing skin.

Kepala Rea mendekat pada meja rias, meneliti setiap inci wajahnya yang sekarang.

Tak ada komedo, beruntusan ataupun yang lainnya. Kulit itu sangat terawat dan kenyal. Rea sangat senang, sungguh!

Bila memakai make-up, itu akan terlihat sangat wow.

Rea menggeleng kan kepalanya nya pelan, lalu melangkah keluar dari kamar itu.

Sepanjang perjalanan, Rea melihat kanan kiri, tempat asing namun akrab. Setiap Rea melihat tempat yang di lewati, ingatan tentang tempat-tempat itu akan muncul di otak kecil nya.

Intinya gini, setiap Rea melihat sesuatu atau orang, dia akan ingat tentang orang itu dan prilakunya.

Saat Rea menuruni tangga, matanya langsung bisa melihat ruang dapur yang sudah ada penghuninya.

Saat Rea mengerjab , dia ingat.

Ayah pemilik tubuh ini bernama Mahen Alvarendra atau kerap di panggil papa Mahen, seorang paruh baya tampan yang baru memasuki kepala 4 . Dan di sebelah kanan nya ada sang istri, yang tak lain adalah ibu kandung pemilik tubuh . Namanya Denara Sridevi, biasa di panggil mama Dena, Berusia 39 tahun, namun diusianya yang segitu, mama dena masih terlihat sangat cantik.

Jadi gys, mereka nikah pas umur 18 sama 17

Lalu yang terakhir adalah Kakaknya yang bernama Khalid Al Azzam, atau kerap di panggil bang al. Memiliki perawakan yang tinggi dan tampan tentunya, berusia 21 tahun, yang baru pulang dari kuliahnya di luar negri.

Sementara perempuan yang raganya Rea tempati bernama Reana Camilla, kerap di panggil Rea, baru memasuki usia 18 tahun dan terkenal dengan tingkah barbar nya. Memiliki wajah bulat dengan mata sipit.

Rea tersenyum lebar sambil duduk di tempat – duduk yang biasa digunakan nya.

"Pagi ma, pa ,bang" Sapanya sambil tersenyum lebar, yang membuat mata nya menghilang,dan pipi nya yang semakin mengembang

"Pagi sayang" balas mama dena

"Pagi cantiknya papa" – sapa papa Mahen

"Pagi"

Rea mencebikkan bibir nya kesal, saat mendengar ucapan sang Abang.

"So cool" cibirnya pelan. Sementara yang di ledek hanya memutar bola matanya malas.

"Udah, ayo makan" ujar mama dena sambil menaruh makanan di piring Rea.

.

Seharian Rea menghabiskan waktu untuk menonton dracin, sambil memikirkan alur novel yang sempat di lupakan nya .

Transmigrasi : Love Ambition Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang