Keesokan harinya, hal yang paling tidak di duga oleh Nathan adalah kedatangan Pandawa sebagai seorang client ke rumah produksi tempatnya magang. Waktu Nathan baru keluar dengan Jaguar sambil membersihkan kamera, Pandawa tau-tau menyapa dari ruang tengah dengan cengiran, khasnya yang menyebalkan.
"Hai anak magang."
Bisa-bisanya lelaki yang lebih muda setahun darinya itu meledek secara akrab di depan bosnya. Jelas, Nathan melebarkan kedua matanya. Melotot sampai kedua matanya hampir ingin keluar.
"Lho? Kalian saling kenal?"
"Kenal, Pak. Kebetulan saya suka sama dia." Jawab Pandawa enteng yang membuat Nathan semakin panik gak karuan dan nyaris melempar kamera di tangannya.
Paham dengan tatapan berapi-api milik Nathan, Pandawa langsung memasang cengiran lagi.
"Maksudnya, saya suka dengan hasil karya videographer Nathan, Pak." Ralatnya.
--
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebetulnya Pandawa tidak mengganggu. Tetapi kehadirannya yang seolah mengawasi membuat Nathan bolak-balik terpecah fokus karena anak itu tidak sekalipun berhenti mengikutinya.
Kata Pak Hadi--bos Nathan--Pandawa adalah salah satu client yang menginginkan pembuatan iklan untuk produk bisnisnya yang baru di luncurkan. Pandawa datang untuk mendiskusikan biaya serta beberapa hal yang berhubungan dengan kontrak-jika Pandawa jadi memakai rumah produksi Pak Hadi sebagai tim pemasarannya.
Tapi rupanya, ada niat lain mengapa Pandawa memilih rumah produksi yang menaungi Nathan tanpa berpikir dua kali untuk projectnya. Alasannya sederhana, dia hanya ingin bisa melihat Nathan lebih sering. Dia hanya ingin bisa lebih dekat dengan Nathan lebih sering. Dan menggoda anak itu lebih sering.
--
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.