Chapter 8 : Amukan Dyah Siang Itu

576 47 1
                                    

"Bagus kamu ya! Ngilang dari aku tanpa  kabar sama sekali! Kamu campakkin aku?!" 

Pandawa ikut berlari keluar etelah  mendengar teriakan kencang Dyah di  pekarangan. 

"Apa-apaan sih kamu, Dy!?"

"Harusnya aku yang bilang gitu ya! Kamu  tau ga sih kalo aku nyariin kamu?!"

"Nyariin? Nyarin apa, Dy?! Kalo kamu  emang nyariin, udah dari kemaren kamu  kesini atau ke kosan aku!" 

Mendengar keributan dari arah depan,  tadinya Bos Nathan hampir keluar untuk  melihat apa yang terjadi. Namun Pandawa  segera menghadang. Pandawa meminta  waktu untuk Nathan dan Dyah  menyelesaikan masalah mereka. 

"Kamu bentak aku?" 

"Iya kenapa?! Ada masalah?" 

"Sumpah ya, Nath! Kamu jahat banget!" 

"Aku? Jahat? Emangnya kapan aku bisa  jahat sama kamu meskipun aku gak pernah  di hargai sama kamu, hah?" 

Dyah dengan kedua matanya yang berkaca-kaca itu menatap wajah laki-laki yang bahkan sejak dulu tidak pernah mampu untuk  meninggikan suara di depannya. 

"Nath... kamu kenapa sih..." 

"Kamu yang kenapa, Dyah! Ngapain kamu  kesini terus bikin keributan hah?!" 

"Aku cuma nyari kamu!" 

"Apa gunanya kamu nyari aku, hah?! Mau  bikin aku sakit lagi?!" 

"Aku khawatir sama kamu! Kamu ga ada  kabar sama sekali! Nomor kamu semuanya  gak aktif" 

"Karena aku gak mau hubungan sama kamu  lagi, Dy! Paham?! Mending kamu hubungan aja sama mantan kesayangan kamu itu! Gak usah nyariin aku lagi!" 

"Kamu kok gitu sih Nath?"

"Udah kamu pulang aja."

"Gak mau! Orang aku kesini mau ketemu kamu!"

"Gak ada yang perlu dibicarain lagi. Kita udahan aja, Dy."

"Hah?"

"Kita udahan aja. Aku gak bisa lanjutin semuanya sama kamu,"

"Nath?"

"Udah kamu pulang. Aku sekarang pesenin grab car."

"Nath, aku gak mau!"

"Aku mau."

"Nath! Jangan gini!"

"Pulang, Dy."

"Jahat banget sih kamu. Kamu tega?"

"Tega. Kenapa aku ga tega? Kamu pikir aku bakal ngemis terus sama kamu?"

"Nath..."

"Pulang sekarang."

"Aku gak mau, Nathan!"

Nathan menarik lengan Dyah sedikit kasar Mencoba mengakhiri keributan itu an berusaha membawa Dyah pergi. Namun Dyah berusaha untuk menahan tubuhnya. Dia keukeh tidak ingin pergi dan terus berteriak-teriak pada Nathan.

"AKU GAK MAU!"

"Pulang, Dy!"

"Aku gak! Gak mau, Nathan! Lepas!"

Nathan meningkatkan kekuatannya dua kali lipat untuk menarik Dyah, tetapi..

"Brengsek ya kamu!"

PLAKKK!!

Sebuah tamparan keras dan menyakitkan datang ke wajah mulus Nathan tanpa ragu. Membuat semua orang yang ada disana membeku dengan keterkejutannya. Tetapi Pandawa segera merengsek maju.

BYUUURRRRR!!

"Akh!!!"

Tak menunggu lama, air putih di gelas yang Pandawa pegang tersiram ke wajah Dyah--lebih tanpa ragu. Pandawa langsung menarik Nathan ke belakang tubuhnya. Melindungi lelaki kesayangamnya dari manusia gla seperti Dyah,

"Pandawa!"

"Kenapa?"

"Lo kenapa nyiram gua, hah?! Lo tau gak alasan gua nampar Nathan kenapa?!"

"Eh, tanpa gua tau alasannya pun, gua tetep akan nyiram muka lo kalo lo berani nyentuh Nathan barang sejengkal pun." Jawab Pandawa tegas.

Nathan menemukan kemarahan luar biasa di dalam ekspresi Pandawa saat Pandawa merengsek, maju untuk melindunginya.

Dyah menatap mereka amat terluka. "Elo..."

"Pulang sekarang atau gua spill semua kelakuan gila lo disini."

Dyah terdiam. Mulutnya terbungkam kuat dengan tatapan tersakiti.

Pipi mulus Nathan memerah. Jejak tangan  Dyah jelas sekali tertinggal disana.  Setelah kejadian tadi dan Dyah pergi, Nathan  tidak mengatakan sepatah kata pun waktu  Pandawa menuntunnya masuk ke dalam dan  mendudukannya di sofa. 

"Bentar, gua ambil minum." 

Pandawa bergegas ke pantri. Langkahnya  terburu-buru. Dia tidak mau meninggalkan  Nathan meskipun barang sebentar.

"Brengsek emang si Dyah itu! Berani-  beraninya nampar cowo gua! Dia pikir harga  satu badan lo itu murah apa?! Dia gak tau  aja, dia kalo di taro di pegadaian juga gak  akan ada yang mau!" Pandawa misuh-misuh  sambil mengompres wajah Nathan. 
Nathan mendengus, menahan  senyumnya sendiri karena ulah Pandawa.

"Bagus deh kalo lo udah putus dari cewe  kampret itu! Udah lama gua pengin bilang  kalo dia emang ga baik buat lo!" 

"Lo tau sesuatu?" Tanya Nathan kemudian 
Pandawa menatapnya sebentar. Helaan  nafasnya kemudian terdengar berat sekali. 

"Dyah pernah ngajak gua untuk pacaran." Ucap Pandawa.

"Hah????!"

"Tapi langsung gua tolak." Sela Pandawa cepat. "Gua gak mungkin nerima manusia sachet kek dia."

"Sialan lo."

"Serius! Gua cuma maunya sama spek bidadari kayak lo."

"Tai." Nathan mendengus.

"Serius ih!"

"Manusia aneh. Padahal cewe secantik itu."

Pandawa melebarkan matanya, "Yang modelan begitu cantik?"

Nathan melirik Pandawa dengan sebal.

"Buta kali." Maki Pandawa yang semakin membuat Nathan melotot.

Paham akan arti pelototan Nathan, Pandawa langsung nvengit. "Maksudnya... Gua yang buta, hehehe."

SECRET [ BXB ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang