CHAPTER 10 : BENER-BENER LU PAN

245 22 0
                                    

Nathan berlari dari depan pintu rumah  sakit--tempat Jaguar menurunkannya--sampai ke ruangan yang dipenuhi oleh  banyak pasien--lebih dari biasanya. 
Tujuan utamanya adalah mencari Pandawa. Sejak kabar kecelakaan itu terdengar ke  telinganya, Nathan sama sekali tidak bisa  tenang dalam kondisi tubuhnya bergetar  hebat dan air matanya terus mengalir. 

"Pasien atas nama Pandawa sudah di pindahkan ke ruang Mortuarium begitu sampai kesini." 

Mortuarium ; kamar mayat atau  tempat untuk pembaringan jenazah 

"Maaf kalo boleh saya tau, saya sedang  berbicara dengan siapa?" 

Suara suster penjaga di hadapannya mendadak memudar. Nathan mematung di  tempatnya berdiri. 

Pandawa... Pandawa meninggal...? 

--

Tubuh yang bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh yang bergetar. Kedua kaki yang  lemah. Otak yang buntu. Bibir yang  memucat. Serta air mata yang terus mengalir  dari kedua mata bengkak Nathan. Pandara  meninggal.

Di dalam dadanya, sebuah rasa sakit berkali-kali lipat muncul. Lebih dari tamparan Dyah padanya. Lebih dari jika seseorang memukul  tubuhnya dengan pukulan terkuat di bumi.  Lebih dari jika seseorang membunuhnya... kehilangan Pandawa lebih menyakitkan  baginya. 

"Pandawa..."

Nama yang tersebut dari bibir pucatnya tidak  lagi disahut. Saat Nathan memasuki  Mortuarium diikuti oleh seorang suster  penjaga, menemui betapa banyaknya mayat bersimpah darah yang memenuhi ruangan  dan mengeluarkan bau menyengat tidak  sedap, Nathan tidak b isa mengontrol  tangisannya yang tersengal-sengal. 

"P-pandawa..."

Tidak perduli berapa kali Nathan memanggil  nama lelaki yang baru tadi pagi menggodanya itu, kini sudah tidak ada lagi sahutan yang  menjawab. 

Tangisan Nathan pecah sambil memeluk  tubuh Pandawa yang ditutupi kain putih. Dia  sudah tidak perduli akan ketakutannya pada  darah. Yang ada di benaknya kini hanyalah  mengapa Pandawa meninggalkannya begitu  saja setelah lelaki itu bilang ingin makan siang  bersama. Nathan bahkan tidak bisa  membayangkan bagaimana caranya dia harus  merelakan kepergian Pandawa dan  menjalani kelanjutan hidupnya tanpa ada  Pandawa disisinya. 

Sedangkan Nathan baru mulai menerima kehadiran Pandawa, si anak tengil dan usil,  yang sangat ingin menjadi kekasihnya.  Nathan baru ingin coba terbiasa menghadapi  Pandawa dan segala ingkah aneh yang  mewarnai. Nathan baru saja ingin memulai  segalanya yang berhubungan dengan  Pandawa. Tetapi...

Pandawa di ambil begitu saja tanpa izin dari  Nathan... 

--

SECRET [ BXB ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang