CHAPTER 11 : SETARA [ END ]

329 21 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seriusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Seriusan..."

Pandawa gak bisa berkata-kata lagi waktu Nathan mengeluarkan sebungkus martabak bubur dan beberapa camilan biskuit serta snack dari paper bag besar yang dia bawa.

"Diem. Ini semua untuk lo."

"Iya karena itu-"

"Lo harus makan banyak terus cepet sembuh."

"Aku udah membaik-"

"Belom."

"Aku cuma kebentur dashboard, Ay. Bukan amnesia."

"Tetep aja."

Pandawa menatap raut suram Nathan. Dia punya kantung mata sekarang. Kayaknya anak itu semalaman gak tidur karena menjaga Pandawa-walau Pandawa udah beribu kali mengatakan dia baik-baik saja. Meski khawatir setengah mati melihat kecemasan--calon--pacarnya ini, tetapi sejujurnya Pandawa tersentuh sekali. Pandawa merasa ketulusan Nathan benar- benar sampai padanya, walau tanpa anak itu berkata terang-terangan bahwa ia sudah membalas perasaan Pandawa.

Pandawa mungkin baru mengenal ada sosok  manusia yang seperti Nathan. Tidak lemah  tetapi tidak kuat. Tidak ramah tapi tidak  dingin. Tidak begitu naif, tetapi terkadang dia  sangat naif. Gila kerja tapi akhir-akhir ini  sedikit pemalas. Dan visual indah yang  tertera pada wajah seorang Nathan. Siapa lagi  yang punya visual sebaik, setampan, secantik  dan seindah ini kalau bukan Nathan? 

Pandawa jelas amat mengagungkan wajah  manis itu awalnya. Wajah yang dalam sekali  lihat membuat Pandawa jatuh hati dan ingin  sekali memilikinya. Kemudian, hati tengilnya  itu mengantar Pandawa tanpa sadar untuk  melangkah sampai berlari pada Nathan tanpa  ragu, meski idak tau Nathan akan  menerimanya atau tidak. 

"Seng,"

"Hm?"

Pandawa tau. Mungkin jika dia tidak  memiliki keberanian untuk mendekati Nathan secara terang-terangan sejak awal,  pasti selamanya dia hanya mengagumi si  lesung pipi tanpa tau betapa specialnya orang  ini di hidupnya. 

"Aku serius. Aku mau bicara serius."

"Bicara lah." 

Ketika Pandawa menyentuh tangan kurus  Nathan. Merasakan tulang-tulang kecil itu  amat menggemaskan. Pandawa sadar bahwa  semakin dia mengenal Nathan, semakin  hatinya jatuh menggelinding ke arah Nathan  seperti tujuan hidup terakhirnya hanya ada di  orang itu. 

SECRET [ BXB ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang