New Relationship

8 0 0
                                    

Nathan baru saja pulang dari sekolah setelah hari yang panjang dan melelahkan. Hatinya masih terasa sakit setelah malam sebelumnya, ketika dia melihat Laura, mantan pacarnya, di kafe bersama seorang pria lain. Mereka tampak begitu mesra, dan melihat mereka berdua membuat Nathan merasa seperti seluruh dunia runtuh di sekelilingnya.

Laura dan Nathan sudah berpacaran sejak SMP, dan mereka telah mengalami banyak hal bersama. Mereka berbagi banyak kenangan indah, dan rasanya sulit untuk membayangkan hari-hari sekolah tanpa Laura di sampingnya. Namun, sebulan lalu, Laura memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Nathan merasa sangat sulit menerima kenyataan ini, apalagi setelah melihat Laura cepat menemukan pasangan baru.

Hari-hari setelah perpisahan terasa berat. Nathan mencoba untuk tetap sibuk dengan kegiatan sekolah dan olahraga, tetapi ada kalanya saat-saat sepi di kamar tidur atau ketika dia duduk sendirian di bangku taman sekolah membuatnya merindukan Laura.

Suatu hari, saat istirahat di sekolah, Nathan berkumpul dengan teman-temannya di kantin. Mereka semua tahu tentang perpisahan Nathan dan Laura, dan mereka berusaha sebaik mungkin untuk mendukungnya.

"Hey, Nathan," ujar Alex, salah satu temannya, sambil memecah keheningan. "Gimana kabarmu? Kita semua cuma mau pastiin kalau kamu baik-baik aja."

Nathan tersenyum lemah. "Aku baik-baik aja, kok. Hanya saja rasanya masih berat."

Jessica, teman lainnya, menambahkan dengan nada khawatir, "Aku mendengar dari Dani, kamu melihat Laura di kafe kemarin? Gimana rasanya?"

Nathan menghela napas panjang. "Ya, aku melihatnya. Dia bersama pria lain, tampak bahagia. Aku merasa... hancur."

"Jangan dipikirkan terlalu dalam," kata Dani dengan lembut. "Kadang, orang butuh waktu untuk bergerak maju. Tapi kita di sini buat kamu."

Ketika Nathan berbicara, salah satu temannya, Adam, tiba-tiba memberitahu bahwa Laura dan pria baru itu berada di luar sekolah, duduk di taman.

"Hey, Nathan," Adam berkata. "Aku baru lihat Laura dan seseorang di taman. Aku rasa itu pria baru itu."

Nathan merasa jantungnya berdebar kencang. "Aku harus pergi. Aku perlu melihatnya sendiri."

Tanpa berkata apa-apa, Nathan meninggalkan kantin dan berjalan menuju taman. Sesampainya di sana, dia melihat Laura dan pria itu sedang bercanda dan tertawa di bangku yang biasa mereka kunjungi bersama. Melihat mereka membuat Nathan merasa hatinya teriris-iris.

Dengan perasaan yang sangat hancur, Nathan memutuskan untuk pulang. Dia berjalan pulang sambil berpikir tentang semua kenangan indah yang dia dan Laura bagi. Sesampainya di rumah, dia duduk di kamar dan menatap foto-foto lama mereka bersama.

Beberapa minggu kemudian, di sekolah, Nathan bertemu dengan seorang gadis baru bernama Maya. Maya adalah siswa pindahan dari sekolah lain yang baru saja bergabung dengan klub drama. Mereka mulai berbicara saat mereka berdua terlibat dalam produksi drama sekolah.

"Hi, aku Maya," ujar gadis itu sambil tersenyum. "Aku baru pindah ke sini. Kamu juga di klub drama, kan?"

Nathan mengangguk. "Iya, aku Nathan. Selamat datang di sekolah kami."

Maya tersenyum lebih lebar. "Terima kasih. Kalau butuh teman untuk ngobrol atau butuh bantuan, aku bisa bantu kok."

Nathan merasa ada sesuatu yang berbeda ketika bersama Maya. Suatu hari, setelah beberapa minggu mereka menghabiskan waktu bersama, Nathan memutuskan untuk berbagi tentang masa lalu dan perasaannya mengenai perpisahan dengan Laura.

"Maya," kata Nathan saat mereka duduk di bangku taman yang sama tempat dia melihat Laura, "aku ingin bilang sesuatu. Aku baru saja berpisah dengan mantan pacarku, Laura. Aku masih merasa sakit tentang itu."

Maya mendengarkan dengan penuh perhatian. "Aku ngerti, Nathan. Ini pasti sulit banget buatmu. Tapi, kamu sudah menunjukkan kekuatan dengan terus maju. Aku di sini buat kamu, kapan pun kamu butuh."

Nathan merasa lega mendengar dukungan Maya. "Terima kasih, Maya. Aku merasa lebih baik berbicara denganmu."

Seiring berjalannya waktu, Nathan dan Maya semakin dekat. Mereka mulai berbicara lebih dalam tentang impian dan harapan mereka.

Pada akhir tahun ajaran, Nathan merasa lebih siap untuk menghadapi masa depan. Dia tahu bahwa kenangan bersama Laura akan selalu ada, tetapi dia juga menyadari betapa pentingnya memberi diri kesempatan untuk bahagia dengan seseorang yang baru. Dengan Maya di sisinya, Nathan merasa bahwa dia akhirnya bisa melanjutkan hidup dengan penuh harapan dan kebahagiaan baru.

Di suatu malam, saat mereka duduk bersama di bangku taman yang dulu mereka kunjungi dengan Laura, Nathan tersenyum.

"Ini tempat yang spesial buatku," kata Nathan sambil menatap ke arah taman. "Tapi aku rasa aku bisa mulai membuat kenangan baru di sini."

Maya menggenggam tangannya dengan lembut. "Dan aku senang bisa berbagi kenangan baru itu denganmu."

Nathan merasa bahwa meskipun setiap akhir membawa rasa sakit, setiap awal juga menawarkan peluang baru untuk menemukan kebahagiaan. Dan di tengah semua itu, dia akhirnya bisa melanjutkan hidup dengan harapan dan kebahagiaan yang tulus.

TBC

Kisah Cinta Remaja Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang