NERD. 06

154 19 3
                                    

"Eh, Todoroki? Sedang berlibur juga ya?"

"Ya seperti itu, bersama keluarga. Midoriya sendiri? Berlibur seorang ja?" Midoriya menggeleng, "Enggak kok, aku ke sini berdua."

Todoroki terlihat kebingungan, kemudian dia bertanya, "Berdua? Dengan siapa?"

"Sama gue."

"Ah."

Bakugou datang pada momentum yang tepat. Dia menatap Todoroki dari atas hingga bawah dengan pandangan mengintimidasi, ingat. Pria ini sok iye betul

"Lo tuh siapa? Dan ada perlu apa lo sama Deku?" Tanya Bakugou sedikit ketus.

"He-hei" Midoriya menepuk bahu Bakugou, "Kacchaan jangan galak begituu, dia ini Todoroki. Satu angkatan sama kita"

Bakugou nampak tak percaya, dia kembali melihat Todoroki dari atas hingga mata kaki. "Todoroki? Si belang rupa flat itu? Yang benar saja sialan?"

"Oh? Jadi.. Midoriya bersama Bakugou ya? Pantas saja, tidak asing melihat perawakan Bakugou. Tersadar dikit saat dengar suara keras mu, Bakugou."

"Tch. Setengah-setengah sialan ini? Konyol. Sejak kapan rambut lo full putih? Oy Deku! Lo gak rabun kan?" Midoriya terkekeh mendengar itu, Todoroki juga terlihat seperti orang yang heran, Bakugou ini benar-benar idiot ya?

"Ah ini," Todoroki mengangkat telapak tangannya, kemudian memainkan surai rambutnya. "Ini ulah abang ku, ada pertengkaran keluarga dan dia marah kepada pak tua, kemudian abang memaksa semua adik nya untuk coloring putih seluruh rambut."

Percayalah, sekarang ekspresi Midoriya dan Bakugou itu sama. Sama-sama memandang Todoroki flat, seakan-akan itu konyol.

"Gak perduli gue, ayok Deku." Bakugou menarik lengan Midoriya, "E-eh iya! Maaf ya Todoroki, bye!"

..

"Ah sial, jelek banget film nya."

"Kacchan.. selera Kacchan benar-benar tinggi ya? Padahal menurut ku film tadi itu sangat bagus."

"Selera mu yang jelek, Deku."

Bakugou dan Midoriya baru saja selesai menonton film. Hebat bukan, tersedia bioskop juga di sini, tak heran jika Bakugou sampai sesak melihat keramaian.

Sekarang, Bakugou merasa lapar. Menghabiskan waktu dua jam duduk tanpa bergerak kemana-mana membuat nya lapar, belum lagi pantatnya terasa sakit. Keram sekali

"Gue laper, nyari makan dulu yuk." Belum sempat Midoriya menjawab, Bakugou langsung menarik tangannya. "K-kacchann"

Akhirnya keduanya berkeliling mencari tempat makan enak. Tanpa melepas genggaman tangan, yang membuat Midoriya canggung sekaligus merona di sepanjang genggaman yang terkadang makin erat.

Seakan-akan sentuhan Bakugou itu menjelaskan sebuat kalimat kata, "Gue gak mau ngelepas lo, Deku." Begitu erat di genggamnya

Jika Midoriya ingat, sebelumnya Bakugou gak ada pegang-pegang dia. Semenjak bertemu Todoroki, bomb meledak ini tak segan menariknya, padahal yang Midoriya ketahui.. Bakugou itu sulit melakukan hal sekecil ini, dia sangat pemalu. Lebih tepatnya malu-malu senggol bacok

"Deku, lo mau juga? Kayaknya enak makan kebab. Murah juga tuh" Akhirnya berhenti di resto kecil, menu kebab yang beraneka ragam dan rasa itu menarik perhatian Bakugou. Porsi besar cukup untuk perutnya seorang

"Aku mau Kacchan, tapi jangan terlalu pedas yaa" Bakugou mengangguk, "Bang, pesan Kebab Planetarium dua. Satu size besar satu lagi sedang aja, yang sedang itu jangan terlalu spicy."

"Baik, ini nomor antrian. Dan ini bel nya, ini akan berbunyi setelah pesanannya siap, terimakasih. Silahkan menunggu"

Bakugou akhirnya membawa Midoriya duduk tak jauh dari resto itu.

Area ini semakin ramai penghuni, Bakugou duduk sambil melihat manusia berjalan ke sana dan ke sini. Berlalu-lalang, benar-benar pemandangan yang membosankan. Berbeda saat dia melirik Midoriya, anak itu..

"Lucu ya." Ucap Bakugou dalam benaknya, melihat Midoriya berbinar-binar menikmati pemandangan nya, manusia yang berlalu-lalang, wahana-wahana yang mulai terlihat berkilauan lampu, badut yang sedang atraksi. "Kerenn!"

Bakugou terkekeh, dia menopang dagu sambil tersenyum menikmati kepolosan dari Midoriya. Sedangkan yang di pandangi Bakugou benar-benar tak menyadari bahwa sosoknya tengah di pertontonkan.

"Ini baru pemandangan." Ujar Bakugou dengan bangganya.

Heleh.

..

"Gue gak turun ya, sorry gak nganter lo sampai ke dalam."

"Iya, gak apa-apa Kacchan. Maaf merepotkan hari ini, dan terimakasih untuk hari ini, senang rasanya!"

"Iya, kalau lo ada ide mau kunjungan ke tempat hiburan lain, bilang gue. Nanti gue bawa lo ke sana."

"Uhm! Ya udah Kacchan, aku masuk ya. Terimakasih! Hati-hati diperjalanan~ "

Bersambung

Bonus:

"Aduh pinggang gua encok. Capek juga ya jalan-jalan seharian, pengeluaran gua juga gak banyak. Gua kira duit gua bakalan habis, padahal udah bawa sepuluh juta. Cuma kepakai lima ratus doang."

"Si Deku.. lucu juga ya. Duh gemes deh"

"Bentar.. "

"Itu Todoroki.. tadi ngapain anjir? Gua lupa tanyain lagi, tolol lah."

"Eh.. tapi tadi dekat banget anjir! Tatapannya juga dalem banget lihat Deku gua."

"Siapa ya.. perasaan gua gak enak."

Chapter akan dilanjut bila Vote sudah tercukupi.

Awalnya ini chapter mau diganti, tapi karena enggan buat stok baru, diup aja deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awalnya ini chapter mau diganti, tapi karena enggan buat stok baru, diup aja deh. Lagi gak berselera buat ulang chapter nya

Kemungkinan sekarang update semaunya aja, greget juga kalau ada draft chapter gak dipublish. :V

Dah ah, see u.

BKDK: NERD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang