~Jung-su POV~
"Jung-su, aku ingin kamu bertanya kepada orang-orang tentang pesonamu." Senyuman lembut Keena-nim terukir, seakan menghipnotisku untuk ikut tersenyum tanpa kusadari.
Aku begitu terkejut mendengar tugas yang diberikan Keena-nim padaku. Ini benar-benar menyiksaku, ya ampun!
Hari ini konselingku dengan Keena-nim berakhir membawa tekanan tugas yang harus segera kuselesaikan demi kebaikanku sendiri.
Aku mengambil ponselku, berniat merekam setiap jawaban atas pertanyaanku kepada trainee lainnya. Saat ini aku hanya berani mempertanyakan pesonaku kepada teman setimku. Karena itu, aku masuk ke studio latihan tim 1.
"Ho-Seok Hyung! Bagi lo, pesona apa yang gue miliki?" tanyaku tiba-tiba, membuat Ho-Seok Hyung yang sedang latihan langsung mematikan musiknya.
"Kenapa, nih, tiba-tiba?" Aku merasakan nada curiga dalam pertanyaan itu.
"Oh, ini PR gue dari Keena-nim." Mendengar nama Keena-nim disebut, senyum Ho-Seok Hyung langsung mengembang diiringi tawa kecilnya. Ia manggut-manggut, mengerti.
"Pesona lo, ya?" Ho-Seok Hyung tampak sulit memikirkan jawaban dari pertanyaanku. Sepertinya Ho-Seok Hyung tidak melihat pesona apapun dari diriku. Itu sedikit menyakitkan.
"Jujur aja, ya, Hyung. Kalo gak ada, ya, bilang gak ada," ucapku.
"Ada, kok! Tapi bentar ... gue gak tau gimana cara ngomongnya." Dahi Ho-Seok Hyung mengerut memikirkan hal itu. "Gimana cara jelasinnya, ya? Lo itu kek ... pesta gitu, lho. Ngerti, gak?"
Hah? Apa tadi katanya? Pesta? Aku? Apa hubungannya? Ya ampun, kerutan dahi Ho-Seok Hyung berpindah ke dahiku. Sekarang akulah yang sibuk memikirkan arti perkataan Ho-Seok Hyung hingga dahiku ikut mengerut.
"Pesta?" tanyaku mencoba memastikan walaupun aku tahu kalau aku tidak salah dengar.
"Iya." Ho-Seok Hyung mengangguk dengan antusias.
"Hm ... ya, udah, Hyung. Makasih, ya!" Karena tidak mengerti maksud dari Ho-Seok Hyung, aku pun buru-buru menghampiri teman setimku yang lainnya. Kini giliran Seung-jun Hyung.
"Kalo menurut gue, sih ... lo punya warna diri lo sendiri, Su." Itu yang dikatakan Seung-jun Hyung padaku.
"Suara lo unik."
"Unik, ya?" Beomjin Hyung hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.
"Lo selalu bersinar, Hyung." Dae-oh dengan tenang mengatakan hal itu, sementara aku hanya bisa tertawa canggung mendengarnya.
Tak hanya teman setimku. Aku bahkan bertanya kepada pelatih mengenai pesonaku. "Kamu tampan, Jung-su." Aduh, ternyata cukup canggung juga mendengar pujian secara langsung seperti ini.
Ah, iya. Aku memutuskan untuk tidak bertanya pada Bang Yong mengenai pesonaku bagi dirinya. Aku juga tidak tahu mengapa aku memutuskan hal itu.
Aku menyelesaikan PRku, kulaporkan hal itu kepada Keena-nim keesokan harinya. "Kembalilah ke studio latihanmu, Jung-su."
Eh? Padahal aku baru saja dari sana, kenapa aku harus kembali lagi?
🦊🎤🍀
Saat ini kedua tanganku gemetar hebat. Setelah menyaksikan performance Horyoung, jantungku jadi berdetak cepat dua kali lipat. Sebentar lagi giliranku...
Giliranku...
Sebentar lagi aku akan tampil...
Takut...
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG || Diamoon - A'X:TY (Always X Trustworthy)
Fiksi PenggemarKedua Kakak beradik berjuang menggapai impian dengan segala cobaan yang di berikan oleh TUHAN di dunia yang kejam ini, bersama teman-teman seperjuangan yang berharga. Akankah mereka mampu menggapai mimpi mereka bersama? Atau akankah mereka menyerah?