Bab 6

2 1 0
                                    

Hari senin ini Arumi di sibukkan dengan beberapa alat pembersih.

Setelah gadis itu mengabarkan bahwa ia akan mencari kontrakan dan kerja, sekarang ia mendapatkannya di bantu oleh Kana tentu saja.

Sudah satu Minggu ia tinggal di kontrakan yang tentunya  tidak begitu mahal.

Dan sekarang Arumi bisa berkerja di sebuah restoran yang tidak memerlukan ijazah atau berkas-berkas lainnya, restoran itu hanya memerlukan keahlian dalam berkerja serta data diri yang tentu saja Arumi bisa.

"Arumi.. tolong kamu bawa nampan ini ke meja delapan ya."pinta Shanas.

Shanas, salah satu karyawan baru di restoran ini, sama seperti Arumi.

"Ouh.. tentu."Di ambilnya nampan di tangan Shanas.

"Terimakasih. Aku sungguh tidak kuat lagi, mau ke kamar mandi."

Setelah kepergian Shanas, Arumi melangkahkan kakinya ke arah meja yang di sebutkan oleh gadis itu.

"Permisi. Pesanan meja kosong delapan?"

Ternyata pelanggan meja nomor delapan seorang pria, segera Arumi meletakan pesanan pria itu.

"Tunggu."cegah pria itu memberhentikan langkah Arumi yang ingin kembali ke pekerjaannya yang lain.

"Iya? Ada yang bisa saya bantu, pak?

"Kemana pelayan yang menuliskan pesanan saya?"

"Maaf, pak. Dia sedang di kamar mandi."

"Ouh.. baiklah kau bisa pergi."

Selepas kepergian Arumi, pria tersebut merongoh saku celananya meraih benda pipih di dalam sana.

"Sepertinya dia memang orangnya, pak."Lapor pria itu, matanya tidak lepas memperhatikan gerak gerik Arumi yang dengan cekatan dalam berkerja

Sedangkan Arumi tidak sadar sedang di perhatikan oleh sosok pria yang bertanya kepada tadi.

"Cari informasi tentang gadis itu segera."perintah seseorang di seberang suara.

"Baik, pak."

Tak lama dari itu, pria lain memasuki restoran.

Ia adalah pemilik restoran tempat Arumi berkerja.

Langkah pria itu mengarah ke arah meja kosong delapan, di mana sosok pria yang sedang menelpon.

"Maaf, membuatmu menunggu lama."ujar sang pemilik restoran

"Tidak masalah."balas pria itu, masukkan ponsel di saku celananya.

Hening sesaat.

Karena sudah penasaran dengan kedatangan teman lamanya itu, sang pemilik restoran segera bertanya.

"Jadi, ada apa kau menelponku, Gema?"

"Aku ingin informasi data gadis yang di sana."Tunjuknya menunjuk Arumi.

Sang pemilik restoran mengikuti arah telunjuk pria yang bernama Gema itu. Kembali ia bertanya.

"Untuk apa?"

"Tunjukan saja informasi datanya."ucapnya memaksa.

Sementara itu sang pemilik restoran sepertinya enggan memberikan data Arumi.

"Begini, Ando. Aku di perintahkan oleh bosku untuk mencari tau tentang gadis itu."Ujar Gema menjelaskan. "Aku ingin memastikan apakah dia memang orang yang bosku itu cari."

"Bosku akan memberimu upah, bila kau mau membantu."

"Baiklah. Kalau begitu, ikutlah ke ruanganku."

Sedikit berdiskusi akhirnya Ando—sang pemilik restoran mau menerima tawaran Gema.

Pria itu berjalan duluan menuju ke arah salah satu ruangan, di ikuti oleh Gema di belakangnya.

Sesampainya mereka di sana, Ando mencari lambaran data di dalam laci meja, Setelah mendapatkan yang  ia cari, segera ia beri ke sang teman lama.

Tidak ingin mengulur waktu pun Gema membuka tiap-tiap lembar agar menemukan data Arumi.

Setelah dapat, di bacanya dengan teliti data gadis itu.

Dan benar saja, saat setelah membaca nama orang tua Arumi, senyum terpaut di wajah pria itu.

Akhirnya setelah bertahun-tahun mencari nama tersebut mereka pun mendapatkannya.

"Baiklah, terimakasih sudah membantuku. Bosku akan memberimu imbalan karena telah membantu."

Di langkahkan kakinya meninggalkan restoran tersebut, sekali lagi ia merongoh saku celananya dan mengeluarkan handphone di sana. Segera ia menelpon seseorang di sana.

"Benar, pak. Dia memang anak pria itu."

Hanya itu yang Gema kabarkan saat setelah panggilan tersebut di putuskan secara sepihak.

(Tak) Selamanya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang