bab 7

2 1 0
                                    

Hari semakin malam.

Restoran yang di beri nama resto77 tempat di mana Arumi mencari nafkah itu sedikit lagi tutup.

Gadis itu sedang mengepel lantai dan membersihkan meja yang di gunakan oleh pengunjung lain.

Sedikit lelah memang. Tatapi, mengeluh pun tidak ada gunanya.

"Rum, aku udah selesai nih. Kamu masih lama tidak?"Shasha datang ke arah Arumi, gadis itu terlihat buru-buru saat menggunakan tas di bahunya.

"Tidak lama lagi selesai mbak."Peka terhadap teman barunya itu sedang buru-buru, Arumi tidak bisa membuat Shanas menunggu. "Kalau mbak mau pulang, silahkan aja mbak. Saya tidak apa-apa kok."

"Gak papa ya? Lagian di lantai atas masih ada Dimas kok, nanti kamu minta Dimas tutup resto ya?"

"Iya, mbak."

"Kalau gitu aku duluan ya, Rum."

Selepas kepergian Shanas, Arumi kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti.

🍁🍁🍁

Selesai dengan pekerjaannya tak lama Dimas muncul dari lantai atas.

Restoran ini memang memiliki dua lantai agar para pelanggan lama maupun baru nyaman untuk berkunjung.

"Loh, Arumi. Shanas sama Uli sudah pulang?"tanya lelaki itu.

"Iya, mas. Mbak Shanas tadi langsung pamit ke saya."

Karyawan milik restoran Ando memang banyak hanya saja mereka sedikit di rombak agar menempati cabang baru yang ada di sebrang kota.

Dimas, Arumi dan Shanas adalah salah satu karyawan baru sedangkan Uli yang baru saja Dimas sebut telah lama bekerja di restoran ini.

Katanya agar membantu karyawan baru yang mungkin saja ada yang mereka tidak taukan misalnya.

"Jadi kamu naik apa pulang dari sini?"itu suara Dimas, lelaki cungkring itu bertanya tetapi matanya fokus ke arah lubang gembokan.

"Naik ojek aja, mas."Gadis itu menjawab ragu.

Mana ada ojek larut malam begini, biasanya Shanas selalu menawarinya tumpangan. Tapi, gadis itu memang terlihat buru-buru.

"Ojek larut malam begini mana ada, Arumi."

Arumi hanya mampu menunjukan senyum bodohnya.

"Kamu pulang sama aku aja, aku antar."

"Memangnya tidak keberatan, mas?"

"Tidaklah, lagian perempuan tidak baik pulang larut malam."

"Kalau begitu, terimakasih mas Dimas."

Keduanya segera berjalan menuju sepeda motor milik Dimas, lalu mereka meninggalkan perkarangan restoran dan melaju menuju kontrakan Arumi.

Tidak ada percakapan di antara mereka selama perjalanan ke kontrakan Arumi.

Sifat Arumi yang pendiam bingung memulai percakapan seperti apa, ia juga tidak begitu dekat dengan para karyawan di resto77.

Hanya saja ia bertemu dengan Shanas yang memiliki sifat yang aktif. Dimas juga salah satu lelaki yang aktif, tapi karena melihat Arumi yang banyak diam lelaki itu pun juga ikut terdiam selama perjalanan.

(Tak) Selamanya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang