07

824 89 17
                                    

.
.
.
.
.
.
.



BUGH

BUGH

BUGH



Bunyi hantaman demi hantaman Choi Beomgyu layangkan pada samsak berwarna hitam di depannya. Malam ini hanya ada dua client yang menyewa jasa nya sebagai partner sparing profesional, dan itu sudah selesai sejak dua puluh menit yang lalu.

Masih ada tersisa empat puluh menit lagi sebelum ia pergi ke club untuk bekerja sebagai bartender. Dengan nafas yang terengah-engah, Beomgyu berhenti meninju untuk melihat ruangan khusus tempat ia berdiri kini sudah sunyi.

Dan kesunyian itu membuat perkataan Wonjin beberapa hari lalu kembali memenuhi kepalanya.
Jauh di lubuk hatinya Beomgyu ingin kembali melihat rupa pria yang sudah melahirkannya ke dunia ini, walaupun kenyataannya ia adalah anak yang tidak di inginkan.

Tapi saat pertama kali ia bertemu dengan sosok yang melahirkannya itu, bukan pelukan ataupun tatapan hangat dan lembut, melainkan sebuah tamparan dan makian yang terlontar.

Saat itu Choi Beomgyu masih duduk di kelas 2 SMA, baru pulang setelah bekerja menjadi mitra sparing seorang atlet yang akan melanjutkan performanya menjadi atlet nasional, partner yang cukup berat sehingga beberapa memar menghiasi wajah cantik nan elok Beomgyu.

Mungkin sebab kepala nya terkena pukulan keras beberapa kali, langkah kaki dan otak nya tidak sinkron, menyebabkan Beomgyu melangkah tanpa arah hingga ia sampai di depan sebuah bar yang terlihat seperti bar kalangan atas, karena terdapat penjagaan ketat di setiap sudut bangunan, dan hanya terdapat mobil-mobil mewah yang terparkir.

Mata boba Beomgyu mengerjap bingung seolah tersadar ia baru saja tersesat di tempat yang asing baginya. Beomgyu sudah akan memutar balik tubuh nya sebelum ekor mata nya menangkap sebuah presensi pria yang begitu cantik? Tampam? Anggun? Seksi? Semua kata-kata indah sepertinya ada pada pria itu.

Sangat indah sosok itu, hingga tanpa sadar Beomgyu malah melangkah ke arah pria itu.

Yang di hampiri, hampir terkena serangan jantung ketika mendapati bocah berseragam SMA dengan wajah babak belur berjalan mendekat ke arah nya, tapi hal yang lebih membuat sosok itu terkejut ialah kalung yang Beomgyu kenakan.

Mata boba yang serupa dengan Beomgyu membulat terkejut, kedua tangannya mengepal erat hingga gemetar.

Permis-” Belum selesai Beomgyu berucap, sosok rupawan di depannya langsung memotong.

“Pergi! Lo ga boleh ada di sini!” Suara itu tidak besar namun sangat tegas terdengar.

Kedua alis Beomgyu menukik bingung, ia pun sangat tahu anak di bawah umur sepertinya tidak di perbolehkan memasuki bar, namun tempat mereka berdiri saat ini cukup jauh dari bar tersebut.

“Engga.. saya cuma mau-”

PLAK

“Pergi. Lo ga boleh nampakin muka lo lagi di depan gue. Gue udah buang lo sejauh mungkin! Kenapa lo bisa ada di tempat beginian?! Kenapa muka lo bonyok begini?! Gue udah rutin nyumbang ke panti itu supaya hidup lo terjamin!”.

Tubuh Beomgyu seketika membatu, wajah nya yang masih tertoleh ke kanan setelah di tampar, perlahan ia angkat.

“Panti? Di buang? Nyumbang?” Seketika potongan puzzle dari perkataan sosok indah di depannya kini langsung ia tarik kesimpulan yang merupakan fakta yang baru ia ketahui.

“Gue juga ga tau kenapa gue bisa tiba-tiba ada di sini, kaki gue jalan sendiri gara-gara pikiran gue kosong habis pulang kerja. Gue kabur dari panti waktu umur tujuh tahun, suster di panti mau nge jual gue ke om-om pedofil, gue lari sejauh yang gue bisa sampe ke kota ini, gue kerja apapun yang bisa ngehasilin duit, hahaha tenang, gue kerja halal kok.”

In Another Life [Beomgyu ft Jung Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang