Aku mencintaimu Lili
Suara alarm membangunkan Lili dari mimpinya yang terasa sangat nyata. Mimpi yang sama setiap malamnya, setidaknya ini sudah berlangsung selama satu minggu. Mimpi seorang pria yang menyatakan cintanya kepada Lili tapi dia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Lili hanya ingin menganggap mimpi ini hanya sebagai bunga tidurnya saja. Tapi dadanya terasa sesak setiap kali mengingat kejadian dalam mimpi itu. Seolah dirinya memang mengalami kejadian itu.
"Gue pengen pipis nih, Lo ikut gak Li?" ujar Laura sambil menoleh ke bagian belakang mobil. Lili yang baru bangun mengangguk dengan malas sambil menunjukkan mata yang seperti masih mengantuk.
Lili bersama kedua kakaknya sedang dalam perjalanan ke kampung halaman orang tuanya. Setelah kematian kedua orang tua mereka, tiga bersaudara itu jarang sekali pulang kampung karena saat hendak pulang kampung pastilah salah satu dari mereka tidak bisa karena alasan pekerjaan sehingga mereka terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk pulang kampung.
Terakhir kali mereka pulang kampung adalah sekitar tiga tahun lalu tapi kunjungan mereka berakhir dengan kejadian tidak mengenakkan. Lili tiba-tiba jatuh sakit dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari. Kedua kakaknya menjadi panik dan memutuskan untuk memindahkannya ke rumah sakit yang lebih besar di kota dan memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Dokter mendiagnosa kalau Lili mengalami kelelahan sehingga Lili tidak diijinkan bekerja terlalu berat selama masa pemulihan dan hal itu berlanjut sampai saat ini.
Setelah beristirahat cukup lama mereka pun melanjutkan perjalanan. Lili kembali tidur selama perjalanan. Laura menawarkan diri menggantikan Nico untuk menyetir tapi Nico menolak. "Nanti lo pulangnya aja.". Laura tidak memaksakan tawarannya, lagipula dia hanya berbasa-basi, Nico mau digantikan ya sudah, Nico menolak ya Alhamdulillah.
Maafkan aku
Lagi-lagi Lili memimpikan orang yang sama. Tapi kali ini pria itu ingin berpisah dengan Lili. pria itu berjalan menjauhinya kemudian Lili mencoba mengejarnya tapi dia malah terperosok ke dalam jurang kemudian terbangun kembali ke kenyataan dan kejadian tadi hanyalah mimpi.
"PEMBOHONG! kamu bilang kamu mencintaiku. Tapi kenapa kamu meninggalkanku?!" Lili merasakan sakit di dadanya. Rasa sakit yang mungkin disebabkan oleh patah hati. Air matanya hampir mengalir keluar sebelum dia sadar kalau itu hanyalah mimpi.
"Kenapa Li?" tanya Nico yang tidak sengaja melihat adiknya terbangun dengan tersentak dari kaca
"Mimpi buruk A" sahut Lili dengan suara parau.
"Sebentar lagi sampai, jangan tidur lagi. Mending lihat pemandangan" Nico membuka jendela mobil bagian tempat Lili duduk dan menunjukkan pemandangan yang tidak bisa ditemukan di kota.
Bentangan beragam tanaman sayuran, udara segar dan bersih dari polusi. Lili tahu sebentar lagi mereka sampai di rumah neneknya. Setelah melewati perkebunan mereka mulai memasuki daerah pemukiman warga.
Jantung Lili mulai berdebar cepat, entah apa yang memicu detak jantungnya yang mulai berdetak dengan cepat. Tapi saat itu dia melewati sebuah gerbang besar dan di dalam gerbang itu ada rumah yang megah dan banyak warga yang masuk ke gerbang itu sambil membawa beragam sayuran dan hewan ternak.
Lili tidak ingat kalau di kampung halamannya ada rumah sebagus itu. Dia tidak bisa memalingkan pandangannya dari rumah itu dan tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya. Lili segera menghapusnya saat sadar dia mengeluarkan air mata sebelum ada yang melihatnya.
"Itu rumah siapa A?"
"itu rumah kepala desa dan kayaknya bakalan ada perayaan. Pas banget kita dateng, eh ada pesta. Bisa makan-makan banyak" Ujar Nico dengan riangnya.