3. Bakwan dari bang Reza

42 20 23
                                    

Suasana di rumah Hanna terasa hangat dan penuh semangat. Hanna, Griya, Intan, Seprilya dan Sarah berkumpul, riuh rendah dengan obrolan mereka. Sarah dan Seprilya, dengan gayanya yang ceria, memimpin tawa dengan cerita-cerita kocaknya. Griya, si pendiam namun bijak, sesekali menyela dengan komentar-komentarnya yang tajam namun penuh makna. Intan, si periang yang penuh energi, tak henti-hentinya bernyanyi dan menari, membuat suasana semakin meriah. Hanna, si pendiam yang lembut, mengamati teman-temannya dengan senyum tipis, sesekali ikut tertawa dan berbagi cerita.

Tiba-tiba, notifikasi DM dari akun Instagram Seprilya muncul di layar ponselnya. Seprilya langsung terkesiap, matanya membulat. "Dibales?" gumamnya pelan, membaca nama pengirim pesan.  Wajahnya memerah, pipinya bersemu merah muda.

"Siapa?" tanya Hanna penasaran, matanya berbinar-binar.

Seprilya hanya tersenyum malu-malu, menyembunyikan ponselnya di balik buku. "Halo Dek, temen baru" jawabnya singkat.

Namun, mata-mata tajam teman-temannya sudah menangkap raut wajah Seprilya yang tak biasa. Mereka saling berbisik, penuh rasa penasaran.

"Temen? Temen yang DM-nya bikin kamu blushing gitu?" tanya Griya, nada bicaranya menggoda.

Seprilya makin tersipu, berusaha mengalihkan perhatian teman-temannya. "Udahlah, ngomongin apa si?" tanyanya, berusaha bersikap biasa.

Tapi, rasa penasaran teman-temannya sudah terusik. Mereka terus mendesak Seprilya untuk menceritakan siapa sebenarnya Rendra dan apa isi DM-nya. Seprilya, yang tak kuasa menahan desakan teman-temannya, akhirnya menyerah.  Dengan wajah memerah, ia menceritakan isi DM dari Rendra, yang berisi ajakan untuk bertemu.

"Cie, mau ketemuan! Kenapa nggak kamu iyain aja?" saran Intan, matanya berbinar-binar.

Seprilya ragu. "Gue belum kenal bibit, bobot, bebetnya," jawabnya, "Dan, Gue juga belum siap ketemuan bjir"

"Ya, tapi kan bisa kenalan dulu. Siapa tau dia orangnya baek," kata Sarah, mencoba menenangkan Seprilya.

Seprilya masih terdiam, memikirkan tawaran teman-temannya. Di satu sisi, ia penasaran dengan Rendra, namun di sisi lain, Ia juga takut untuk bertemu dengannya.

Dan disisi lain..

Di dalam barak TNI, suasana terasa hangat dan akrab. Rendra, dengan baju lorengnya yang rapi, duduk bersandar di ranjang bersama Sandi, temannya.  Mereka sedang bercanda sambil memainkan game di ponsel. Rendra sesekali melirik ponselnya, menunggu balasan pesan dari Seprilya.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Rendra tersenyum lebar saat melihat pesan yang baru saja ia kirim kepada Seprilya sudah terbaca. Rias yang berada di depannya penasaran dan bertanya, "Siapa, Ren?  Ketawa-ketawa sendiri."

"Cewek Bang," jawab Rendra singkat,  matanya masih tertuju pada layar ponsel.

"Wah, cewek baru kah? kenal dimana kalian?" kata Rias sambil mengedipkan mata.

Rendra hanya tersenyum malu. "Siap, Alfamart Bang, tadi pulang konser"  ujarnya.

Sandi terkekeh, "Kamu suka sama Seprilya, ya? Ngaku aja, Ren!"

Rendra menggeleng cepat. "Enggak kok, baru mau kenalan Bang."

Sandi mengusak rambut Rendra dengan  senyum nakal. "Ya sudah, jangan bohong  deh. Saya tahu kok kamu suka sama Seprilya."

Rendra terdiam sejenak, kemudian menggeleng lagi. Ia tak ingin membicarakan perasaannya terhadap Seprilya. Ia hanya berharap Seprilya juga memiliki perasaan yang sama padanya.

Rendra terus menatap layar ponselnya sambil menunggu balasan pesan dari Seprilya. Ia berharap balasan dari Seprilya dapat membuat hatinya lebih tenang dan bahagia.

Tiba-tiba, Reza datang ke barak mereka dengan membawa 5 bakwan beserta cabainya di plastik transparan. Setelah itu, Reza membagikan kepada para Juniornya itu.

"Ini yang paling kecil untuk Sandi"

"Yang wortelnya sedikit untuk Rias"

"Yang banyak sayurannya tapi ukurannya kecil buat Rendra"

"Nah, yang lebar ini buat Saya" ucapnya.

Mereka melirik bakwan yang diberi Reza kepada mereka. Karna disitu jelas terluhat bahwa, bakwan tersebut hanya berjumblah satu untuk satu orang. Tetapi, Rendra merasa Reza tak adil karna Reza punya 2.

"Izin Bang," ucapnya

"Apa? Gak terima kamu saya kasih satu?" sahutnya

"Siap tidak Bang,"

"Tidak apa? " tanya Reza

"Saya terima, cuma biar lebih adil aja lah ya Bang" ucap Rendra

"Apa?" tanya Reza kembali dengan wajah sewotnya

"Gimana kalau kita gambreng untuk bakwan satu ini?" tanya Rendra

"Boleh, yang menang dapet bakwan ya. Dan bagi yang tidak menang push up 15 kali" ucap Reza tengil

"SIAP!" semarak Mereka

"HUMPIMPA ALAIHUM GAMBRENG! "

"MAK IJAH PAKE BAJU ROMBENG"

"BANG REZA, RENDRA, SAMA BANG RIAS KALAH" teriak Sandi

"YEY! PUSH UP!" lanjutnya

Reza membulatkan mata karna Ia merasa malu. 'Sembarangan sekali anak ini dengan seniornya, mentang-mentang pernah jadi anak kolong' batinnya

"HEH! KAMU NYURUH SAYA PUSH UP? " tanya Reza ngegas

"SIAP SALAH BANG" ucap Sandi sedikit shock

"SIAP SALAH, SIAP SALAH, PUSH UP KAMU SEMUA" ucap Reza ngegas

"SIAP PUSH UP BANG" ucap Mereka semangat

"SANDI 20 KALI, YANG LAIN 15" ucap Reza

"SIAP PUSH UP"

Suasana barak menjadi riuh dengan tawa dan teriakan. Sandi, Rendra, dan Rias pun terpaksa melakukan push up,  sementara Reza hanya bisa menahan malu. Mereka bertiga berusaha sekuat  tenaga untuk menjalankan hukuman  dari Reza. Sandi, yang harus melakukan push up sebanyak 20 kali, terlihat kesulitan di pertengahan. Ia mencoba menahan lelah dan terus  bergerak.  Rendra dan Rias yang hanya melakukan 15 kali push up terlihat lebih mudah menjalankan hukumannya.

Setelah push up selesai, mereka bertiga terlihat lelah dan keringat bercucuran. Reza menatap mereka dengan senyum nakal. "Gimana? Lumayan kan hukumannya?" tanya Reza.

"Siap tidak, Bang,"  jawab  Sandi sambil menarik  napas  dalam-dalam.

"Ya sudah, makan bakwannya. Jangan lupa makan cabe juga!" kata Reza sambil menyerahkan bakwan yang sudah dibagikan tadi.

Mereka bertiga pun menikmati  bakwan  yang enak sambil bercanda dan bercerita. Malam itu, bakwan yang menjadi rebutan berakhir dengan tawa dan push up, menjadikan malam itu lucu  dan tak terlupakan.

       o0o

HAII HAII TERIMAGAZII SUDA MEMBACA YA ANAK-ANAK IMUT NAN LUXXUUUU😘JANGAN LUPA DI VOTEMENT YA SAYANG😭🙏🙏🙏🙏🙏

Mencintai Perwira NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang