2.

67 10 3
                                    

Dengan ragu ziell membuka gagang pintu tersebut.
__________________________________________________

Alangkah terkejutnya dia saat melihat orang yang di cintai nya bermesraan dengan gadis lain.

"K-kaka..."

ziell mundur beberapa langkah ia tidak menyangka jika orang yang di cintainya dan ia percayai seratus persen malah membuatnya kecewa.

Lelaki yang di cintai nya itu berdiri, mulai mendekati ziell.

Perlahan dia memegang pipi ziell yang basah akan air mata, Mario menatapnya tajam penuh penekanan.

"Kita putus, gua bosen sama lo"

"Hikss.. tapii ziell salahh apa sama kaka..."

"Gaada, gua bosen sama lo, Lo tuh terlalu polos mudah buat di bohongin"

Ziell mencoba menjauhkan tangan mario dari pipi nya, tatapan Mario membuat bulu kuduk berdiri.

Ziell yang di tatap seperti itu pun memejamkan mata dirinya terlalu takut, rasanya dia tidak mengenali siapa yang di hadapan nya karena aura berbeda dan tatap tajam menusuk jiwa.

Entah kenapa cengkraman di pipi itu rasanya mulai lepas, dia melihat lelaki bongsor itu yang menjauhkan tangan mario dari pipinya.

"Udah bro kalo mau putusin ya putusin aja jangan main kasar, anak orang nih"

"Ck"

Lelaki bongsor itu menyeret tangan ziell pelan membawa jauh ziell di bawa sebuah pohon yang rindang.

"Udahh diem nangisnya, ntar di kira gua yang ngapa ngapain lu" lelaki itu berucap sambil bersandar di pohon dengan kedua tangannya masuk ke dalam kantong celananya.

"Hiks... iyaa"

lelaki itu mengeluarkan sapu tangan miliknya dan memberikannya pada ziell.

"Nih pake, lo bisa panggil gua Sagara"

"Ma-makasih.."

Ziell mengelap pipi nya yang penuh air mata dan ingus yang sejak tadi keluar dengan sendirinya.

Sagara yang melihat itu tersenyum kecil sambil memperhitungkan ziell yang lebih pendek dari nya, menurut nya ituu sangat...

"Dulu udah gua bilang kan jangan pacaran sama dia, dia tuh brengsek"

"Iyaa.. tapii kan dulu ziell tidak kenal Sagara, ziell pikirr Sagara bohong"

"Gua tau kok tampang gua kayak pembohong"

"Ehh maksudnya bukann begitu, jangan salah paham"

"Iya iya, dan Lo juga ngapain di sini bukanya pelajaran, ini kan masih jam pertama mau jam ke tiga kok Lo keluyuran?"

"Bukan keluyuran tapi lebih tepatnya ziell pinter jadi tadi ulangan dadakan karena ziell pinter udahh nyelesein semua soal ziell di suruh keluar"

"Oh pinter juga enak nih di manfaatin" senyum kecil terukir di bibir Sagara

"Ziell denger yaa!!" Ziell menatap Sagara dengan cemberut.

"Iyaa iyaa bercanda, udah gua mau kelas habis ini gua pelajaran nya guru killer, lu juga balik gih kelas"

"Iyaa ini ziell mau balik, ziell duluann yaa makasihhh udahh ngehiburr ziell"

Ziell berlari kecil memasuki bangunan sekolah tampak ziell sudah merasa baikan walaupun nyatanya masih ada rasa sakit hati yang menyelimuti nya, maklum ziell anaknya Cemen.

Sementara itu Sagara yang melihat ziell memasuki bangunan kelas mengikuti nya dari belakang memastikan anak itu benar akan masuk kelas tidak keluyuran.

Walaupun tampang berandalan ini dia masih memiliki jiwa tolong menolong dan peduli.

"Kasian orang yang seimut itu harus dapet yang brengsek kaya Mario" gumam Sagara lalu memasuki kelas yang masih ramai.

.

.

.

Tringgg~

Bell istirahat berbunyi, ziell masih memasukkan buku buku nya agar tidak hilang, maklum kelasnya itu ada barang bagus sedikit langsung di colong.

"Haii bestiee kantinn yukk, laperr nihh anak guaa meronta rontaa di perutt"

Suaranya yang cempreng mampu mengusir kawanan singa itu ciri khas dari Nathan
Sahabat ziell dari kecil yang kemana mana selalu ngintilin ziell. Entah itu mau ke sd, tk, smp, sampe sekarang di sma ziell selalu ketemu sama Nathan.

"Iya ih sabar nihh ziell lagii beresin buku"

Nathan yang melihat gelagat aneh dari ziell pun tak tinggal diam, ia memegang pundak ziell dan melihat matanya sembab seperti orang habis menangis 1 harian.

"Eh Lo kenapa kok sembab gini, cerita sama gua"

"Ziell gapapa kok, cuma kelilipan aja"

"Kelilipan badak lu?? Eh ziell gue ini sahabat Lu dari orok sampee gede gua selalu sama lu, gua ga bisa di bohongin yaa monyet"

"Hikss kaa marioo dia... diaa.."

"Diaaa apaa astgaaaa"

"Dia.. putusin ziell hikss teruss selingkuh"

"WHATT?!?!"

"hikss jahatt diaa jahatt"

Mendengar itu Nathan tanpa pikir panjang langsung memeluk ziell sambil mengelus punggungnya agar lebih tenang.

"Sttss udahh jangan sedihh kalo dia jahatinn lu, lu harus lawan dia dengan lu nya bahagia tanpa dia" tutur Nathan lembut

"Tapi hiks sakitt..."

"Iyaa guaa tauu emang ga ada otak tuh anak, mending sekarang ke kantin yuk, ingett punya riwayat maag ntar kalo kenapa napa gimana"

Ziell mengangguk mengusap air mata nya agar cepat hilang, dia tidak tau keadaannya sekarang, mungkin cukup kacau.

Nathan tersenyum dia menggandeng tangan ziell menuju kantin, jangan tanyakan hati Nathan saat ini rasanya dia ingin mencincang halus daging Mario lalu dia beri ke singa.

__________________________________________________

Vote anda comen!!!

JANGANN CUMAA DI BACAA YAA SAYANGG!!!

better than beforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang