Dari situlah meskipun sulit Tamara berusaha menjalani hidup tanpa cinta. Ia mengakhiri kisahnya dengan sang kekasih daring walaupun sampai saat ini sang kekasih masih memikirkannya dan berusaha menghubunginya, berharap bisa memperbaiki sesuatu.
Terkadang Tamara merasa bersalah dan ingin memperbaiki lagi hubungannya. Tetapi ia sadar hubungan ini tidak akan pernah berjalan dan hanya akan menimbulkan luka. Cinta tidak dapat dipaksakan. Baginya sekarang, dengan tidak pernah muncul lagi di hadapan sang kekasih daring, semuanya akan baik-baik saja.
Dalam hidup yang sepi dan monoton, yaitu hanya pergi dan pulang sekolah. Di kelas 12, Tamara berusaha meromantisasi hidup dengan memperbaiki diri, berusaha mengenal dirinya sendiri lebih dalam, berusaha memperbaiki kepribadiannya agar lebih tenang dan dewasa, juga memperbaiki penampilannya.
Yang Tamara lakukan berhasil, dari penampilannya saja sudah kelihatan bahwa dia tau apa yang cocok baginya untuk kelihatan lebih cantik. Bahkan tidak sedikit pria di luar sana berusaha mendekati dirinya. Tetapi hati Tamara sudah kacau, ia hanya peduli tentang dirinya, keluarga dan masa depannya.
Sialnya..
Di akhir kelas 12, ketika sedang sibuk-sibuknya dengan ujian, seseorang yang ia segani tiba-tiba menarik perhatiannya, terutama ketika ia melintas dan memandang ke arah Tamara sebentar.
"Oh jangan lagi, aku tidak sanggup," batin Tamara tidak ingin jatuh cinta lagi.
Sungguh aneh seseorang yang ia kenal, yaitu ketua osis. Seseorang yang ia segani namun tidak pernah ada di pikirannya tiba-tiba menarik perhatiannya.
Semua memori tentang kebersamaan mereka, meskipun sekecil semut, tiba-tiba berputar berulang-ulang di pikiran Tamara. Membuat Tamara tersenyum.
Sungguh aneh, siapa pria itu, meluluhkan hati Tamara hanya dengan satu tatapan dan memori-memori pendek. Menata kembali hati Tamara yang sudah lama berantakan dan berdebu.
Memberikan koneksi kuat seakan-akan Tamara sudah mengenalnya sebelumnya. Membuat Tamara merasakan perasaan rindu setiap saat.
Tamara tidak pernah merasakan cinta sekuat ini, ketika masih sekolah Tamara menyempatkan waktu-waktu terakhirnya di SMA untuk menatap sang ketua osis dari jauh.
Bahkan ketika sudah lulus pun sang ketua osis masih berada di hati Tamara. Entah sampai kapan.
Tamara selalu berpikir untuk menyatakan perasaanya yang kuat ini, ia tidak ingin kehilangan cinta lagi seperti cintanya dengan teman sekelasnya. Namun ia takut ia tidak cukup layak untuk mencintainya. Baginya sang ketua osis terlalu bernilai tinggi, untuk dirinya yang sempat di ejek tidak cantik. Namun bagaimana bila sang ketua osis juga mencintainya begitu dalam, ia takut cintanya tidak terbalas seperti sang kekasih daring.
Sungguh cinta itu rumit dan menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takut Jatuh Cinta oleh Roz
Roman d'amour~ Jangan mencoba membuka hati seseorang yang sedang damai, kasihan dia ~