2.95

252 44 20
                                        

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Perhatian! Kalian hanya memiliki waktu selama 15 menit. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk berbicara dengan orang-orang yang kalian rindukan."

Ketika barisan Zhen Feng sudah keluar, kini tiba giliran barisan Chen Yu untuk masuk ke dalam ruang besuk. Dia memimpin barisan sebanyak sepuluh orang memasuki ruang pemeriksaan terlebih dahulu. Tidak ada yang boleh membawa ponsel, benda tajam, atau benda lain selain makanan. Semua orang diperiksa dari bagian luar sampai bagian yang paling dalam. Tidak peduli laki-laki maupun wanita, mereka mendapatkan pemeriksaan yang sama. Chen Yu masih betah menunggu di ambang pintu dalam waktu sekitar lima menit. Ketika semua dirasa cukup aman, mereka diizinkan untuk masuk dan segera mengobati rindu.

Hati Chen Yu selalu menghangat setiap kali melihat air mata berderai dari kedua pihak. Para tahanan memang melakukan kejahatan, tetapi tidak semua dari mereka yang memiliki hati gelap. Mereka memang kekar dan bertato, tetapi akan ada saat di mana hati mereka melemah ketika melihat orang-orang yang dicintai menangis.

Chen Yu secara refleks mendongak untuk menahan air mata yang nyaris menetes. Meski dia merupakan orang yang keras dan tegas, dia masih belum bisa beradaptasi dengan pemandangan menyedihkan seperti itu. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk bersembunyi di balik pintu dan tiba-tiba mendapati sosok wanita dengan kisaran usia 25 tahun menangis sambil berjongkok di sudut ruangan. Beberapa petugas telah mendatangi dan bertanya apa yang terjadi. Wanita itu hanya menggeleng dengan getaran di sekujur tubuh.

Chen Yu semakin tidak tega melihatnya sehingga dia mulai kembali ke posisi awal. Di sana dia melihat seorang tahanan dengan pandangan yang mengitar, melirik ke kanan dan ke kiri, seakan tengah mencari sang terkasih. Dia juga menitikkan air mata sebab menduga bahwa sang terkasih tidak akan datang lagi.

Rasa frustasi yang menari-nari di benak, membuat rasa sesak menyergap tahanan tersebut. Hal itu mengingatkan Chen Yu akan dirinya sendiri yang memiliki gangguan kecemasan. Dia dengan cepat menghampiri dan berusaha menenangkan.

"Apakah Anda mencari wanita itu? Wanita dengan tubuh kurus dan rambut yang panjang?" mendengar ucapan Chen Yu, tahanan yang bernama Jiang Qi pun mengangguk dengan mata berbinar terang. Dengan demikian, kalimat Chen Yu pun berlanjut, "Ikuti aku."

Jiang Qi tidak terlihat seperti seseorang yang bisa melakukan kejahatan. Dia memiliki tubuh yang kurus, tidak ada tato, bahkan memiliki wajah yang bersih. Chen Yu menjadi penasaran dengan kasus lelaki itu. Namun, dia sama sekali tidak ingin ikut campur dengan masalah orang lain sebab belum tentu dia tidak akan terseret juga. Ketika sampai di ruang pemeriksaan, dia mempersilakan Jiang Qi untuk menemui sang pujaan hati.

Jiang Qi tidak bisa lagi menahan air mata yang tumpah. Dia mendekap tubuh sang terkasih, melabuhkan kecupan berkali-kali di tengah-tengah ucapan yang membuat hati siapa saja hancur saat mendengarnya, "Kenapa kamu datang? Aku sudah mengatakan jika kamu tidak perlu datang lagi. Kita tidak memiliki masa depan. Aku akan membusuk di penjara ini seumur hidupku. Kamu carilah lelaki yang bisa menemanimu sampai tua nanti."

Wanita itu memukul dada Jiang Qi dengan cukup lemah sebab tenaga telah terkuras habis. Suaranya terdengar putus-putus ketika membalas, "Kamu benar-benar orang jahat yang layak dihukum. Aku tidak peduli dengan apa pun, aku tidak butuh lelaki lain. Jiang Qi ... yang aku butuhkan adalah kamu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu meski kamu selalu memintaku untuk pergi. Aku akan menemanimu melalui semuanya, oke? Tolong, jangan memaksaku untuk pergi lagi."

Luar biasa, air mata Chen Yu berderai sangat deras hingga membuat polisi yang lain merasa sangat heran. Alasan di balik dia yang menangis adalah si wanita tidak pernah menyerah akan Jiang Qi yang telah divonis hukuman seumur hidup. Kesetiaan yang benar-benar tidak bisa diremehkan. Sementara dia yang tidak memiliki permasalahan besar saja sedikit demi sedikit mulai menyerah.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang