6. Tak Pasti

95 39 2
                                    


****

"Terus berharap pada seseorang yang tak pasti sama saja memperdalam luka di hati"




...

"Hah. Lu serius, Rin?", Felicia hampir tersedak makanan nya, tak percaya dengan ucapan Arin yang kini duduk di sebelahnya. Bagaimana tidak, ia mendengar cerita Arin bertemu dengan Michael yang notabene nya adalah lelaki impian Felicia, memberikan nomer handphone nya pada teman nya itu.

"Gila, lu hoki banget. Padahal gw sering tuh caper ke dia, tapi malah lu yang dapet nomer hp nya", lanjut Felicia.

Kini Felicia tangah duduk di kursi panjang yang berada di pinggir lapangan dengan Arin yang ada di samping nya. Kedua perempuan cantik itu menghabiskan waktu istirahat mereka dengan bersantai sambil memakan bekal yang mereka bawa.

"Gw nggak bohong, Fel. Serius deh", ucap Arin sambil mengangkat tangan nya membentuk huruf V.
"Tapi, Fel. Tapi gw jadi nggak enak sama lu..", Arin menggantungkan kalimat nya. "Nggak enak kenapa?", tanya Felicia.

" Karena.., lu bukannya suka sama kak Michael?. Yaa gw jadi nggak enak aja"

"Ya elah, Rin. Nggak papa kali. Gw juga nggak suka sama dia, cuman sekedar mengagumi", Arin mengangguk pelan mendengar perkataan teman nya itu.

"Tapi.. Emang nya lu beneran suka sama kak Michael", tanya Felicia.

"Gw nggak tau, Fel. Gw juga bingung sama perasaan gw", "dibilang suka, nggak juga. Dibilang nggak suka, juga nggak". Arin menatap bingung Felicia.
"Tapi dia orang nya asik, terus baik juga". Lanjut Arin

"Menurut gw dia suka sama lu, Rin", ujar Felicia

"Hah. Masa si, Fel", Felicia mengangguk yakin

"Tapi kita baru kenal, masa langsung suka?"

"Arina Salsabila Azzana... Emang lu pikir semua orang itu kayak lu, hah?. Kan nggak semua orang itu susah jatuh cinta kayak lu, Arin".

"Lu pikir deh. Masa dia mau bayarin belanjaan lu, terus kasih nomer hp nya. Kalau dia nggak suka sama lu terus mau apa coba?", "Mau jadiin lu tumbal proyek?, kan nggak mungkin", ujar Felicia

"Iya juga si", pikir Arin.

"Iyakan", ucap Felicia meyakinkan.

Ditengah perdebatan kedua nya tiba tiba seorang laki-laki bertubuh jangkung datang menghampiri mereka berdua.
"Arina", sapa laki-laki tersebut mengalihkan atensi Arin dan Felicia.

"Eh.. kak Devan, ada apa kak?", tanya Arin ramah.

"Nggak ada apa apa, mau manggil aja. Udah lama kan kita nggak ketemu", balas laki-laki berseragam olahraga itu.

"Emang kakak kemana aja", kini giliran Felicia yang bersuara.

"Saya akhir akhir ini agak sibuk buat persiapan lomba. Jadi saya jarang ketemu kalian", Devan melirik Arin sambil tersenyum manis.

"Pantes hilang bak di telan bumi", ucap Felicia sambil menatap Devan sinis. Yang di tatap hanya bisa tersenyum canggung.

"Ya udah kalo gitu saya duluan ya" pamit Devan

"Iya kak", balas Arin ramah.

Kedua perempuan itu menatap punggung Devan yang menjauh sampai menghilang dari pandangan mereka.

"Lu kenapa si, Fel?. Kangen sama kak Devan?", tanya Arin

"Dih, nggak ya. Ngapain juga gw kangen sama dia"

"Terus lu kenapa tadi ngomong kayak gitu?"

"Gw kan cuman nanya. Lagian gw juga akhir akhir ini jarang liat dia", "ternyata sibuk kan sama ekskul nya yang mau lomba.."

"Kirain mau nge ghosting lu", Felicia memelankan suaranya.

"Apa si. Nggak jelas", Arin melemparkan sebungkus makanan ringan tepat di wajah Felicia, sang empu hanya meringis sambil memegangi wajah nya.

"Tapikan omongan gw nggak salah juga", "Memang kenyataan nya lu sama kak Devan deket kan?. "Malah sampai banyak yang ngira kalian pacaran. Terus dia tiba tiba ngilang gitu aja, kan nggak salah kalo gw pikir dia nge ghosting lu", jelas Felicia.

Arin terdiam mendengar penuturan Felicia. Ia memang merasa seperti itu. Devan selalu bersikap seolah memberikan harapan pada nya, dan tiba tiba dia hilang begitu saja. Arin tau pasti ada alasan di balik itu semua dan ia juga tak ingin berharap lebih pada seseorang yang tidak pasti.

.
.
.
.
.



******


Arina Salsabila Azzana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arina Salsabila Azzana
.

Arina Salsabila Azzana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felicia Raditha
.

Devan Jayawardana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan Jayawardana
.

Penyesalan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang