"Bukannya lo bilang lo dekat sama Park Haena? Bagus! Kalo begitu tolong bujuk dia dong biar mau syuting dokumenter season 2"
"Sebaiknya Pd-nim menyerah saja karena itu tidak akan pernah mungkin terjadi" sambung Haechan sambil menyesap kopinya
"Kenapa? Apa mereka berdua masih bertengkar? Ayolah ini sudah 10 tahun sejak syuting season 1 dan mereka juga bukan anak-anak lagi kenapa begitu lama menyimpan dendam"
"Lo juga taukan setinggi apa rating untuk season 1 itu? Ini peluang besar untuk perusahaan, coba lo bayangin bakal sesukses apa season 2 ini kalo berhasil tayang?" Lankutnya masih berusaha membujuk Haechan
🍀🍀🍀
Haechan melambaikan tangannya pada seseorang yg baru saja membuka pintu cafe itu "Wah~ lihatlah siapa yg datang, makin hari kenapa lo makin terlihat cantik sih"
"Emang elo, makin hari makin jelek!" jawab Haena ketus
"Sembarangan mulut lo"
"Tumben lo ngajak gue minum duluan, bonusan lo baru cair?"
"Lo ingat PD-nim yang bertanggungjawab atas project film dokumenter lo sama Baek Seungchan?"
"Kenapa tiba-tiba bahas tu cowok" Kesal Haena menaruh gelas cukup keras di atas mejanya
"Chill dulu bro" paniknya saat mendapat tatapan tajam dari gadis itu
Tanpa diduga tiba-tiba Haechan berlutut begitu saja "Yak! Banyak orang di sini! Apa yg lo lakuin tolol" kesalnya berusaha menarik laki-laki itu untuk berdiri, namun karena perbedaan berat badan mereka membuat perjuangan gadis itu sia-sia
"Please bantuin gue kali ini aja, gue bisa kehilangan pekerjaan gue kalo lo gak mau, lo tau kan ini satu-satunya mata pencarian gue, gue gak akan bisa makan kalo kehilangan pekerjaan ini" rengeknya menatap Haena
"Yaudah duduk jelasin dulu apa yg bisa gue bantu" kesalnya masih berusaha membuat laki-laki itu berhenti berlutut
"Terima tawaran season 2 nya, gue janji bakal lakuin apapun asal lo terima tawaran itu"
"Baiklah, kalo gitu lo jadi pengangguran aja, gue gak bisa bantu" ucap Haena menyerah membuatnya berdiri dan memilih meneguk kembali minumannya
"Yak! Tega banget lo sama gue! Lo lupa sama semua perjuangan gue dari kecil! Siapa yg ngajarin elo jalan waktu kecil hah?!"
"Yang pasti bukan elo" sahut gadis itu acuh
"Iya sih... tp tetep aja! Siapa yg ngebantuin lo nyelesaiin pr kalo bukan gue?! Siapa juga yg ngebelain elo pas anak-anak ngejek lo tolol?! Lo lupa semua itu? Hah?!" Tekatnya membuat Haena agar menerima tawaran itu
"Kecilin suara lo, kita lagi di tempat umum"
"Gini banget lo sama gue, kapan gue pernah minta bantuan lo coba, kali ini aja ya? Please~"
"Gue gak bisa, walaupun gue mau sekalipun Seungchan gak bakal mungkin mau, emang lo tau dia di mana sekarang? Satupun gaada yg tau keberadaan dia saat ini" ucap Haena yg semakin mengecil
"Lagian ngapain lo putusin sih?! Coba kalo kalian gak putus! Gue kan gak bakal terancam kehilangan pekerjaan gini!"
"Dia yg mutusin gue, bukan gue yg mutusin dia" Haechan berhenti menyesap minumannya saat mendengar perkataan gadis itu