Bersama Sahabat

152 17 3
                                    

Sudah beberapa minggu ini Salisa tinggal di unit apartemennya. Perlahan, ia mulai pulih. Seminggu yang lalu, jahitan di kepalanya telah dilepas, dan lukanya pun sudah mengering. Ruby dan beberapa teman dekatnya sering kali menginap di apartemen miliknya, mungkin karena mereka paham bahwa Salisa membutuhkan kehadiran mereka untuk mengurangi rasa sedih yang masih menghinggapinya.

Hari ini, Salisa sedang disibukkan dengan syuting promo lagu terbarunya yang sempat tertunda. Ia ditemani oleh Ferdy, manajernya, yang sekarang berada di studio podcast *Jakarta Hari Ini*.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya Salisa selesai dengan pekerjaannya. Ia menghampiri Ferdy yang sedang menunggunya di luar.

"Pak, aku udah selesai," ucap Salisa sambil menepuk pundak Ferdy.

Ferdy yang sedang merokok menoleh ke arah Salisa. "Mau langsung pulang atau mampir dulu?" tanyanya.

"Pulang aja, udah nggak ada lagi jadwal kan?" Salisa memastikan.

"Aman, dek," jawab Ferdy.

"Yaudah yuk," kata Salisa.

"Udah pamit kan?" tanya Ferdy lagi.

Salisa mengangguk.

***

Sementara itu, Ronald juga disibukkan dengan jadwal manggungnya di dua tempat sekaligus. Pagi tadi, ia mengisi acara gathering sebuah perusahaan, dan sore ini, ia tampil di festival musik di Jakarta. Sudah seminggu Ronald belum bertemu langsung dengan Salisa, tapi interaksi mereka melalui chat tak pernah terputus. Seperti hari ini, Ronald sudah berjanji akan menemui Salisa setelah pekerjaannya selesai.

--- (chat)

Ronald Baskara:
Ca, mau nitip apa? Bentar lagi gue pulang.

Salisa:
Rujak kayaknya enak, Ron.

Ronald Baskara:
Nggak ada rujak-rujak ya! Udah malem, sakit perut baru tau rasa lo.

Salisa:
Ayolah, Ron. Please?

Ronald Baskara:
Nggak! Yang lain aja.

Salisa:
Yaudah, nggak jadi.

Ronald Baskara:
Ca, nantikan yang ngerasain sakitnya lo, gue nggak mau lo nanti malem sakit perutnya.

Salisa:
Iya, Ron. Lo cepetan pulang aja deh. Bosen gue.

Ronald Baskara:
Sabar ya, udah mau otw ini.

Salisa:
Ya. Titidije.

Ronald Baskara:
👍👍👍

---

"Bang, gue langsung pulang aja ya. Kalian makan-makan aja, nanti bilang habis berapanya ke gue," ucap Ronald pada tim band yang mengiringinya.

"Bang Jo, ikut aja sama mereka, gue pulang ke apart ya," kali ini Ronald berbicara pada abangnya.

"Iya, lo jangan lupa makan juga," jawab Bang Jo.

"Sip. Gue cabut duluan ya!" Ronald mengambil hoodie birunya dan helm full-face hitamnya, lalu meninggalkan tenda backstage, diikuti oleh tatapan heran dari tim band dan manajer beserta asistennya.

Mereka hanya bisa menggelengkan kepala melihat kepergian Ronald yang terlihat begitu bersemangat untuk pulang ke apartemennya malam ini. Setelah tiba di parkiran, Ronald mengendarai motor kesayangannya dan melaju meninggalkan lokasi festival. Di tengah perjalanan, Ronald menepikan motornya untuk membeli makan malam. Ia berpikir Salisa mungkin belum makan, jadi ia berinisiatif membelikan makan malam untuk mereka berdua.

Setelah pesanan makanannya selesai, Ronald melanjutkan perjalanannya, tak sabar untuk segera sampai di apartemen Salisa. Ketika akhirnya ia tiba, Ronald memarkir motornya, membawa makanan yang dibelinya, dan segera naik ke apartemen Salisa. Begitu pintu terbuka, ia disambut oleh Salisa yang tampak lelah, namun tersenyum saat melihat Ronald.

The Idol's (Sal-Ron)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang